Sukses

GOTO dan Grab Dikabarkan Bahas lagi Rencana Merger

Sejumlah sumber menyebutkan, baik grup GoTo dan Grab sedang dalam diskusi awal mengenai berbagai skenario merger.

Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atau Goto Group melanjutkan rencana penggabungan usaha (merger) dengan Grab Holdings Ltd. dan GoTo Group. Hal ini mencuat sebagai salah satu upaya untuk menutup kerugian bertahun-tahun akibat persaingan ketat antara keduanya.

Kedua pihak sedang dalam diskusi awal mengenai berbagai skenario, kata orang-orang yang mengetahui rencana tersebut. Salah satu opsi potensial adalah Grab yang berbasis di Singapura akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.

Sumber tersebut menambahkan,perusahaan Indonesia lebih terbuka terhadap kesepakatan setelah Patrick Walujo mengambil alih jabatan CEO. tahun lalu.

Melansir Yahoo Finance, Jumat (9/12/2024), para pemegang saham utama kedua perusahaan mendukung kesepakatan tersebut dan mendorong perundingan tersebut.

Opsi-opsi yang telah dijajaki oleh perusahaan-perusahaan tersebut juga mencakup pemisahan pasar-pasar utama mereka, dengan Grab mendapatkan kendali atas basis mereka di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GoTo tetap memegang kendali di Indonesia.

Di sisi lain, valuasi nampaknya menjadi hambatan utama dalam kesepakatan. Pasalnya, saham GOTO telah anjlok sekitar 30 persen dalam 12 bulan terakhir. Kekhawatiran lainnya termasuk struktur kesepakatan dan tata kelola. Melansir data Google Finance, saham GOTO parkir di posisi 84 pada penutupan Kami, 7 Februari 2024. Posisi itu turun 25 persen dalam setahun.

Hingga berita ini dikutip, perwakilan GoTo mengatakan tidak ada diskusi seperti itu yang dilakukan. Sementara perwakilan Grab menolak berkomentar. Persaingan antara Grab dan GoTo telah membuat harga bagi konsumen menjadi sangat rendah di negara-negara seperti Indonesia.

Di pasar terbesar di Asia Tenggara di mana regulator juga secara aktif memastikan tarif terjangkau, biaya naik skuter bisa kurang dari USD 1 dan perjalanan dengan mobil tidak lebih dari itu.

Hal ini memberikan tekanan pada perusahaan transportasi untuk memperluas layanan yang berdekatan seperti pengiriman dan pembayaran digital. Grab dan GoTo telah mempertimbangkan potensi merger sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Diskusi Grab dan GOTO Kembali Dimulai

Kali ini, diskusi dimulai kembali setelah GoTo melepaskan kendali unit e-commerce Tokopedia ke TikTok milik ByteDance Ltd. pada Desember. Kesepakatan ini menjadikan Grab dan GoTo berpotensi menjadi pasangan yang lebih kuat. Salah satu tantangan dalam negosiasi di masa lalu adalah pengendalian.

CEO Grab Anthony Tan, yang memegang sekitar 60 persen hak suara di perusahaannya, telah mengajukan diri untuk memimpin entitas hasil penggabungan.

Adapun Patrick Walujo, yang mengambil alih perseroan pada Juni lalu berhasil mengarahkan GoTo menuju profitabilitas berdasarkan penyesuaian pada kuartal keempat. Patrick Waluyo yang terafiliasi dengan Northstar Group itu menjadi katalis utama bagi para pesaing untuk berunding kali ini.

Terutama setelah mantan pemimpin dua bisnis utama GoTo, Kevin Aluwi yang merupakan CEO Gojek dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengundurkan diri. Grab dan GoTo telah mengadakan pembicaraan berulang-ulang untuk menggabungkan keduanya tetapi tidak membuahkan hasil.

Beberapa tahun yang lalu, keduanya mencapai kemajuan besar dalam mencapai kesepakatan, tetapi perundingan terhenti karena mereka berselisih mengenai cara mengelola pasar utama di Indonesia.

 

3 dari 5 halaman

Mengintip Prospek Saham GOTO pada Tahun Naga Kayu

Sebelumnya diberitakan, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan cuan pada Tahun Naga Kayu. Hal ini didukung dari sektor teknologi yang berasal elemen api.

Sementara Pengamat pasar modal, Hans Kwee menyebutkan salah satu sektor yang menarik pada Tahun Naga adalah sektor teknologi dari elemen api. "Sektor yang diuntungkan terkait elemen api, kayu dan logam. Untuk api ada sektor teknologi dan media. Saham rekomendasi teknologi dan media salah satunya GOTO," kata Hans kepada Liputan6.com, Rabu (7/2/2024).

Pada perdagangan Selasa, 6 Februari 2024, saham GOTO ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 84. Frekuensi perdagangan saham GOTO tercatat sebanyak 22.190 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 4 miliar lembar senilai Rp 331,63 miliar. Dalam sepekan, harga saham GOTO terkoreksi 3,45 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham GOTO turun 11,58 persen.

Tahun 2024 merupakan Tahun Naga Kayu, yang dimulai dari 10 Februari 2024 hingga 28 Januari 2025. Dilansir dari China Highlights, dalam astrologi Tionghoa, naga melambangkan kekuatan, kemuliaan, kehormatan, keberuntungan, dan kesuksesan.

 

4 dari 5 halaman

Sektor Teknologi

Sebagai satu-satunya makhluk mitos dalam zodiak Tionghoa, naga dianggap sebagai makhluk supernatural tanpa tandingan dalam hal bakat dan keunggulan.

Tahun Naga Kayu ini diharapkan membawa energi yang menggairahkan dan memotivasi, mendorong banyak orang untuk mengambil inisiatif dan berani menghadapi tantangan. CEO Arah Investasi Mandiri, Hendra Martono Liem mengatakan Tahun Naga Kayu Yang diharapkan membawa energi pembaharuan dan pertumbuhan.

"Naga melambangkan kekuatan dan transformasi. Sementara Kayu Yang menandakan pertumbuhan dan ekspansi. Diterjemahkan ke pasar modal, ini bisa berarti peluang signifikan di sektor-sektor yang berkaitan dengan teknologi, energi terbarukan, dan pendidikan, di mana inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan menjadi kunci," kata Hendra.

 

5 dari 5 halaman

SVF GT Subco dan GPF Kembali Lepas Saham GOTO

Sebelumnya diberitakan, perusahaan investasi Softbank melalui anak usaha SVF GT Subco kembali melepas saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait laporan pemegang saham di atas 5 persen pada 6 Februari 2026, SVF GT Subco melepas 69,06 juta saham GOTO. Dengan demikian, kepemilikan saham GOTO oleh SVF GT Subco menjadi 91,10 juta saham atau setara 7,58 persen.

Demikian juga GoTo Peopleverse Fund (GPF) melepas 22,72 juta saham. Sehingga kepemilikan saham GOTO oleh GPF menjadi 63,99 juta saham atau setara 5,33 persen.

Sementara itu, Taobao China Holding Limited tetap genggam 104,73 juta saham GOTO atau setara 8,72 persen.

Pada laporan kepemilikan pemegang saham di atas 5 persen per 5 Februari 2025, SVT GT Subco menjual 250 juta saham GOTO sehingga kepemilikan saham GOTO menjadi 91,17 juta atau 7,59 persen.

Selain itu, GOTO Peopleverse Fund (GPF) juga melepas saham GOTO sebesar 66,54 juta. Dengan demikian, GPF genggam 64,02 juta saham GOTO atau setara 5,33 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 7 Februari 2024, saham GOTO ditutup stagnan di posisi Rp 84. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 85 dan terendah Rp 82 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.323 kali dengan volume perdagangan 16.838.122 saham. Nilai transaksi Rp 137,6 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.