Sukses

BEI: 24 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Punya Aset Menengah

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga kini terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 13 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 7 Februari 2024. Total dana yang dihimpun mencapai Rp 3 triliun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga kini terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Klasifiasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:

1.3 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

2. 17 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

3.4 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Adapun rincian sektor saham-nya adalah sebagai berikut:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 5 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
  • -perusahaan dari sektor energi
  • -perusahaan dari sektor keuangan
  • -perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 8 perusahaan dari sektor industri
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 3 perusahaan dari sektor teknologi
  • -perusahaan dari sektor transportasi dan logistic

Selain itu, hingga kini telah diterbitkan 12 emisi dari 10 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun Rp 11,9 triliun. Hingga 7 Februari 2024 terdapat 12 emisi dari 8 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor saham sebagai berikut:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • -perusahaan dari sektor konsumer siklikal
  • -perusahaan dari sektor konsumer nonsiklikal
  • 3 perusahaan dari sektor energi
  • 1 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 1 perusahaan dari sektor industri
  • -perusahaan dari sektor infrastruktur
  • -perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • -perusahaan dari sektor teknologi
  • -perusahaan dari sektor transportasi dan logistic

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rights Issue

Sementara itu, jumlah rights issue hingga 7 Februari 2024 telah terdapat empat perusahaan tercatat yang telah terbitkan rights issue. Nilainya mencapai Rp 3,08 triliun. “Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI,” ujar Nyoman.

Rincian sektornya antara lain:

  • 1 perusahaan dari sektor basic materials
  • 8 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor energi
  • 5 perusahaan dari sektor keuangan
  • -perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • -perusahaan dari sektor industri
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • -perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • -perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
3 dari 4 halaman

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

 

 

 

4 dari 4 halaman

BEI Cetak Rekor IPO Terbanyak ke-6 di Dunia

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian mengesankan sepanjang 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO terbanyak ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.

"Kalau dari jumlah IPO di Indonesia untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6 persen dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (30/12/2023).

Secara global, terdapat 1.298 IPO pada 2023. Posisi Indonesia tepat berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen dari IPO global.

Di urutan pertama, ada bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen dari total IPO.Kemudian posisi ketiga ada bursa AS dengan 105 IPO atau setara 8 persen dari total IPO global, serta Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang berhasil dihimpun lewat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Indonesia berada di posisi ke-9 dengan raihan USD 3,6 miliar. Capaian itu setara 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dari IPO global yang mencapai USD 123,3 miliar.

Sepanjang 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun.

"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023. "Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," imbuh Iman.

Jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah mencapai 903 emiten sampai dengan saat ini. Jumlah tersebut tumbuh 9,3 persen ytd. Menempati posisi kedua terbesar di kawasan Asen setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.