Sukses

Melihat Prospek Astra di Tengah Kehadiran Perusahaan Otomotif China

Head of Research Team & Strategist Mirae Asset Sekuritas, Robertus Hardy menilai, datangnya BYD memperketat kompetisi kendaraan listrik di dalam negeri termasuk PT Astra International Tbk (ASII).

Liputan6.com, Jakarta - Jenama asal China, Build Your Dream atau BYD resmi masuk ke pasar otomotif Indonesia. Perusahaan tidak hanya akan menjual mobil listriknya di Tanah Air, tapi juga berinvestasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Head of Research Team & Strategist Mirae Asset Sekuritas, Robertus Hardy menilai, datangnya BYD memperketat kompetisi kendaraan listrik di dalam negeri termasuk untuk PT Astra International Tbk (ASII). Meski begitu, Robertus mengatakan gempuran kendaraan listrik asal China belum tentu menggerus pangsa pasar ASII.

"Tidak bisa dipungkiri, tantangan akan tinggi dari persaingan. Belum masuk BYD saja sudah tinggi. Ada Hyundai dan Wuling, yang masing-masing sudah bangun pabrik dengan kapasitas besar," kata Robertus dalam Mirae Asset Media Day, Rabu (24/1/2024).

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi kinerja sektor otomotif secara umum yakni terkait ruas jalan tol yang ada dan pertumbuhan GDP per kapita. Asumsinya, semakin banyak ruas tol yang dioperasikan, dibarengi dengan pertumbuhan GDP per kapita, pertumbuhan sektor otomotif bisa eksponensial.

"Di sisi lain. Valuasi Astra sudah terendah sejak Maret 2020. Jadi Covid-19 hilang harganya masih Covid-19. Jadi di satu sisi peluang pertumbuhan tertahan karena penjualan mobil yang cenderung stagnan bahkan turun tahun ini. Tapi di sisi lain kami yakin penjualan motor akan tetap naik," ujar Robertus.

Penjualan Motor Masih Tumbuh

Dalam catatannya, penjualan motor masih tercatat tumbuh meski ada kenaikan suku bunga. Kondisi itu menggambarkan konsumen motor relatif resilien terhadap kenaikan suku bunga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penjualan Motor Masih Tumbuh

Tingginya penjualan motor juga menyumbang pendapatan dari anak usaha Astra yang bergerak di sektor pembiayaan PT Federal International Finance (FIF).

"Sekitar 25-30 persen pendapatan Astra dikontribusi anak usaha segmen pembiayaan FIF dan asuransi. Kalau kita expect penjualan motor masih tinggi, maka pendapatan bunga dari FIF dan asuransi Astra bisa mengkompensasi penurunan penjualan mobil dan batu bara UNTR," imbuh Robertus.

Sentimen negatif sepenuhnya tercermin pada penurunan harga saham. Ke depan, meskipun potensi penurunan penjualan mobil dan harga batu bara masih lemah pada tahun ini, Mirae Asset Sekuritas melihat valuasi tersebut, yang saat ini berada pada level terendah dalam beberapa bulan, cukup menarik untuk diakumulasi ulang.

"Penurunan harga saham sebesar 21 persen sejak puncaknya 5 bulan lalu juga menunjukkan potensi penurunan yang relatif terbatas. Pertimbangkan untuk membeli saat pelemahan mendekati level support 5.200," beber Robertus.

3 dari 5 halaman

Investasi di Halodoc, Astra International Sebut Sektor Layanan Kesehatan Prospektif

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) meyakini layanan kesehatan akan menjadi sektor yang potensial secara jangka panjang. Ini mengingat Indonesia memiliki populasi yang besar, yaitu 270-280 juta penduduk, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan, layanan dan akses kesehatan di Indonesia masih memiliki kekurangan, terutama jika dibandingkan dengan negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia. 

Lantas, salah satu portofolio Astra, yakni Halodoc dianggap sebagai sebuah platform yang memberikan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia lantaran memiliki sistem digital yang sangat membantu.

"Dengan potensi demografi maupun potensi pertumbuhan yang ada di Indonesia, kami melihat bahwa layanan kesehatan menjadi sektor yang potensial secara jangka panjang," ujar dia dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (21/11/2023). 

Dengan demikian, Astra International memiliki aspirasi untuk terlibat ke sektor layanan kesehatan. Namun, untuk saat ini Astra masih berada pada tahap yang sangat awal, sehingga perusahaan tersebut juga banyak belajar dari investasi-investasinya.

"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk investasi di Halodoc, dan tahun ini kami menambah investasi sejumlah USD 100 juta di sana," kata dia. 

Dengan investasi tersebut, Astra tentu ingin berkontribusi dalam mempercepat perkembangan Halodoc. Berbekal ekosistem Astra yang besar, jumlah karyawan yang melimpah, dan jumlah titik value chain yang potensial, terdapat berbagai potensi yang bisa dioptimalkan Astra melalui sinergi dengan Halodoc. 

"Beberapa sinergi sudah mulai kami lakukan, walaupun masih perlu penyesuaian secara bertahap," tandasnya.

 

 

4 dari 5 halaman

Astra International Prediksi Data Center Beroperasi pada Akhir 2024

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan data center beroperasi secara komersial pada akhir 2024 atau awal 2025.

Direktur Astra International Santosa menuturkan, pihaknya sedang membangun data center tahap satu dengan total luasan sekitar 5.300 m2 dan bisa memiliki 1.600 kabinet. Alhasil, data center tersebut bisa digunakan untuk melayani perusahaan-perusahaan multinasional maupun domestik di Indonesia. 

“Kami harap topping off dapat dilakukan sebelum akhir tahun ini dan commercial operation dapat dimulai pada akhir 2024 atau awal 2025,” kata Santosa dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (21/11/2023). 

Sebelumnya, Equinix (Nasdaq: EQIX), perusahaan digital infrastruktur dunia dan PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam negeri dan multinasional dalam mempercepat transformasi digitalnya. 

Equinix dan Astra membentuk perusahaan patungan tersebut dengan kepemilikan modal saham 75 persen Equinix dan 25 persen Astra.

 

5 dari 5 halaman

Manfaatkan Potensi Digital

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global yang dimiliki Equinix dan pengalaman luas Astra International di Indonesia, perusahaan patungan ini akan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka dan memanfaatkan teknologi baru, seperti hybrid multicloud, 5G, internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan lainnya.

Presiden Equinix Asia Pacific Jeremy Deutsch mengatakan, pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mempercepat transformasi digital di seluruh Indonesia.

Perusahaan patungan dengan Astra ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.