Sukses

IPO Multi Garam Utama Alami Kelebihan Permintaan 124 Kali

PT Multi Garam Utama Tbk menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dengan melepas 570 juta lembar saham.

Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum perdana saham PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Hal itu tercermin dari kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 124 kali pada penawaran awal saham perseroan yang berlangsung pada 1 Agustus 2023 hingga 3 Agustus 2023.

"Perseroan yang akan IPO di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 7 Agustus 2023, berhasil mencatatkan oversubscribed sebesar 124 kali dari hasil pooling yang menandakan antusiasme tinggi dari pasar ritel," kata Direktur Utama PT Multi Garam Utama Tbk, Danny Sutradewa dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).

Danny menyampaikan apresiasinya atas dukungan dari berbagai investor. Sebagai bagian dari ekosistem FOLK Group, FOLK berkomitmen untuk mengembangkan industri kreatif Indonesia dan memenuhi kebutuhan konsumsi media dan retail di era digital saat ini. Dengan visi dan misi yang kuat, FOLK Group menargetkan kalangan milenial dan generasi Z sebagai pasar utama.

"Menjadi perusahaan publik bukan merupakan suatu achievement, namun ini merupakan sebuah tanggung jawab yang lebih besar kepada para pemegang saham dan customer kami untuk selalu berinovasi menjadi yang terdepan untuk membawa pertumbuhan positive bagi generasi berikut nya di Indonesia khususnya millennial dan gen-Z," imbuh Danny.

Komisaris Utama PT Multi Garam Utama Tbk, Bong Chandra menambahkan, FOLK Group memiliki 5 tangga dalam roadmap besar 5 tahun, di mana IPO hanyalah tangga pertama. Selanjutnya, perseroan memiliki beberapa strategi untuk mencapai pertumbuhan yang kontinyu.

"Berbekal team management muda dan inovatif serta Co-Founder dengan rekam jejak yang baik, Kami yakin FOLK Group akan menjadi katalis di industri kreatif Indonesia.” ungkap Bong Chandra.

Dalam rangka IPO, FOLK Group akan melepas 570 juta lembar saham baru, setara dengan 14,44 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, dengan harga penawaran Rp 100 per lembar. PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Samuel Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana emisi efek IPO FOLK.

 

2 dari 3 halaman

Dana Hasil IPO

Sebesar Rp 57 miliar yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan oleh FOLK untuk meningkatkan kinerja melalui belanja modal, serta memberikan pinjaman untuk modal kerja dan biaya operasional dari masing-masing anak perusahaan. Sebagai bagian dari ekosistem FOLK Group, perseroan akan terus mengoptimalkan sinergi antara anak perusahaan untuk menciptakan solusi media dan retail yang relevan dengan tuntutan zaman.

Investasi pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi prioritas FOLK Group dalam menjaga posisinya sebagai pemimpin dalam industri kreatif dan media digital di Indonesia.

Pada laporan keuangan per Desember 2022, FOLK mencatatkan pendapatan sebesar Rp 40,2 miliar dan laba bersih Rp 5,2 miliar. Sinergi antara anak perusahaan tercipta melalui komitmen untuk terus berkembang dan menghadirkan produk dengan teknologi ramah lingkungan, konten media yang kreatif dan inovatif, khususnya informasi dan edukasi terkait dunia keuangan.

3 dari 3 halaman

OJK Catat 66 Perusahaan Antre IPO di Bursa

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp 162,09 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 57 emiten. Nilai emisi emiten IPO tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 global pada semester I 2023. 

Adapun di pipeline, masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 31 Juli 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 429 Penerbit, 156.916 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 910 miliar. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, sejalan dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 31 Juli 2023 juga mengalami penguatan sebesar 4,05 persen mtd ke level 6.931,36 (Juni 2023 menguat 0,43 persen mtd ke level 6.661,88), dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp2,72 triliun mtd (Juni 2023 outflow Rp4,38 triliun mtd). 

"Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun (Juni 2023 net buy sebesar 16,21 triliun ytd)," kata Inarno dalam konferensi pers, Kamis (3/8/2023).