Sukses

Kurangi Emisi, Blue Bird Genjot Pemakaian Sumber EBT

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menuturkan, pihaknya akan menggunakan sumber EBT untuk mengurangi emisi.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mengurangi emisi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga akan menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk kendaraan di poolnya. 

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menuturkan, pada waktu mendatang selain kendaraan listrik (electric vehicle/EV), pihaknya akan menggunakan sumber EBT untuk mengurangi emisi. 

"Dalam waktu mendatang tentunya selain EV, kita juga akan gunakan sumber energi baru terbarukan di pool-pool kami. Kita akan siapkan program untuk bisa mengurangi emisi selain dari kegiatan kendaraan kita yang bergerak di pool akan kita siapkan itu di 2023 kita akan siapkan lebih banyak,” kata Sigit kepada awak media, Rabu (28/9/2022).

Meskipun demikian, Sigit belum menjelaskan berapa persen komposisi kendaraan tersebut.

"Kita belum hitung karena kendaraan EV kita masih harus itung berapa jumlahnya yang bisa masuk lalu. Selain itu, kita bisa kurangi dari sisi sumber listrik yang berada di pool kami dengan solar panel di lingkungan elektrifikasi,” kata dia.

Kemudian, terkait potensi konversi kendaraan, dari sisi investasi dan keuntungan Blue Bird sedang melakukan perhitungan lebih jauh.

“Konversi hal yang menarik dari sisi investasi dan benefit perlu perhitungan lebih jauh, saya yakin ada banyak market yang bisa melakukan konversi dari sisi bisnis used, kita perlu lihat fungsi dan biayanya seperti apa, kita masih pelajari. Kami masih dalam tahap pembelajaran tapi kami perlu juga melihat biaya dan efektivitasnya,” ujar dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tambah Kendaraan Listrik

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana menambah kendaraan listrik (electric vehicle/EV), sekurang-kurangnya menjadi 100 unit hingga akhir tahun.

Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah, menyesuaikan perkembangan terkini di tanah air.

"Saat ini kita punya sekitar 60 kendaraan listrik sampai dengan akhir tahun kita targetkan mungkin mungkin 100-125 total armadanya. Kita akan tambah sekitar 50 mobil, mungkin bisa lebih, tergantung situasi nantinya,” kata Adrianto dalam wawancara eksklusif bersama Liputan6.com, ditulis Selasa, 5 Juli 2022.

Adapun kendaraan listrik tidak hanya digunakan untuk armada taksi, melainkan juga untuk persewaan atau rental. Hal itu merujuk pada minat masyarakat yang tinggi terhadap kendaraan listrik, sehingga perseroan menginisiasi rental kendaraan listrik.

Secara garis besar, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,2 triliun untuk penambahan dan peremajaan armada, termasuk untuk kendaraan listrik.

Namun, Adrian belum bisa merinci porsi untuk belanja kendaraan listrik. Menurunnya, belanja modal untuk pengadaan kendaraan listrik saat ini masih relatif kecil.

"Belanja modal untuk kendaraan listrik masih sebagian kecil dari capex yang kita akan lakukan di semester II,” kata dia.

Perseroan mengakui, implementasi kendaran listrik ini masih belum bisa dilakukan secara masif. Alasannya, pertama dari sisi harga yang lebih mahal dibanding mobil konvensional. Di sisi lain, ketersediaan unit yang secara fungsional bisa digunakan untuk taksi masih minim.

"Jadi limitasi dari jenis kendaraan membuat kita masih menunggu kapan untuk implementasi kendaraan listrik secara masif ke depannya,” tutur Adrianto.

3 dari 4 halaman

Sewa Mobil Perusahaan Topang Kinerja Blue Bird

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengungkapkan, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari taksi reguler. Namun, saat ini rental car corporate mulai menopang kinerja.

"Kontribusi paling besar dari taksi reguler,” kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono dalam acara Emiten Talk, ditulis Jumat (12/8/2022).

Tidak hanya itu, rental mobil kepada perusahaan juga memberikan kontribusi bagi pendapatan perseroan. "Dulu memang cukup banyak (kontribusi dari taksi reguler), tapi sekarang bergeser karena ada bisnis yang lebih tinggi dan sekarang ada rental car corporate,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menanggapi aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait tarif ojek online (ojol) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022.Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, pasar taksi dengan ojol merupakan hal yang berbeda. Namun, kenaikan tarif ojol pun berdampak terhadap perubahan permintaan taksi.

"Marketnya kalau bisa dibilang terpisah ya, karena yang naik kendaraan ojol sama yang naik roda empat itu berbeda, tapi kalau dilihat semakin tingginya tarif ojol sebenarnya gap antara kendaraan roda dua dan roda empat menjadi lebih tipis," katanya kepada awak media, Selasa, 9 Agustus 2022.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Dengan perbedaan tarif yang tipis tersebut memberikan dampak positif bagi perseroan karena ada peningkatan ketertarikan masyarakat untuk memesan taksi Blue Bird.

"Dengan tipisnya jarak antara harga ojol dengan roda empat pasti memberikan dampak positif karena selisihnya makin sedikit antara naik roda dua mendingan roda empat, apalagi kalau dalam kondisi hujan kan kasian ojolnya," kata Sigit.

Sementara itu, Blue Bird belum berencana menaikan tarif argo taksi, karena dalam waktu dekat ini belum ada sinyal harga BBM subsidi Pertalite akan naik.

"Kami melihat karena transportasi umum ini masuk dalam BBM yang memang bisa disubsidi oleh pemerintah, menggunakan Pertalite, jadi kita akan tetap ikuti dulu,” ujar dia.

Kemudian, penentuan argo taksi Blue Bird disesuaikan melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 118 tahun 2018 yang mengatur tarif batas bawah Rp 3.500 per km dan tarif batas atas Rp 6.500 per km bagi taksi.“Kita sendiri sebenarnya diberikan fleksibilitas karena memang kita ditentukan adanya tarif atas dan tarif bawah dan kita masih punya range tersebut,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.