Sukses

Aksi Ambil Untung Bikin IHSG Naik Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik tipis 1,94 poin ke level 5.315 pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif dengan kecenderungan konsolidasi pada perdagangan saham jelang akhir pekan ini. Aksi ambil untung membayangi bursa saham sehingga membuat IHSG menguat terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (22/5/2015), IHSG naik tipis 1,94 poin (0,04 persen) ke level 5.315,15. Indeks saham LQ45 melemah 0,09 persen ke level 926,60. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan pada hari ini kecuali indeks saham DBX naik 0,69 persen ke level 705,76, indeks saham Pefindo25 menguat 0,03 persen ke level 467,29, dan indeks saham Sri-Kehati mendaki 0,06 persen ke level 314,05.

Saat perdagangan saham hari ini, ada sebanyak 147 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 117 saham melemah sehingga menekan indeks saham. Sementara itu, 105 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham hari ini tak begitu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 190.501 kali dengan volume perdagangan saham 4,38 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,29 triliun.

Secara sektoral, sektor saham menguat dan melemah sama kuat. Sektor saham aneka industri turun 2,68 persen, dan memimpin penurunan sektor saham. Sedangkan sektor saham tambang melemah 0,64 persen, dan sektor saham industri dasar susut 0,62 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 1,03 persen, sektor saham perdagangan mendaki 0,91 persen, dan sektor saham konstruksi menguat 0,46 persen.

Meski sempat melakukan aksi beli pada awal perdagangan saham, investor asing malah melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar pada penutupan perdagangan saham. Sedangkan pemodal lokal beli melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar.

Saham-saham menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,59 persen ke level Rp 14.350 per saham, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk mendaki 1,07 persen ke level Rp 7.075 per saham, dan saham PT Unilever Indonesia Tbk menguat 2,16 persen ke level Rp 43.775 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham MTFN turun 5,77 persen ke level Rp 98, saham DSFI tergelincir 4,83 persen ke level Rp 138 per saham, dan saham TBIG susut 3,23 persen ke level Rp 9.000 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, aksi ambil untung terutama di saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Astra International Tbk (ASII) membuat indeks saham tertekan.

Akan tetapi, penguatan IHSG kembali terangkat di zona hijau ditopang saham-saham berkapitalisasi besar dengan likuiditas kecil seperti saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). "Gerak IHSG cenderung dipengaruhi dari aksi ambil untung," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)