Liputan6.com, Padang - Sebanyak 58 orang dinyatakan meninggal dunia dalam bencana banjir lahar dingin dan longsor yang terjadi di Sumatra Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam. Selain korban meninggal, 35 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Kemudian untuk keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka. Pusdalops dan BPBD setempat masih terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data menyusul masih dilaksanakannya proses pencarian dan evakuasi korban.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah solusi penanganan bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.
Advertisement
"Pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat. Sehingga, lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal," ujarnya, melalui siaran pers yang dikutip pada Rabu (15/5/2024).
Ia menyampaikan saat ini, Sumbar dalam kondisi tanggap darurat. Lalu pihaknya memastikan alat berat sudah bergerak membersihkan material di lokasi banjir lahar dingin di kawasan kaki Gunung Marapi.
Selain pengerahan alat berat untuk membantu menormalisasi kondisi dan pembersihan material banjir dan longsor di area permukiman, ia juga mendorong agar terus dilakukan pendataam terhadap rumah, yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.
Kepala BNPB sudah melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi bencana di kaki Gunung Marapi.
"Ada empat lokasi untuk kami lihat langsung agar kemudian bisa ditentukan langkah-langkah selanjutnya," ujarnya.
Ia juga melakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Â
Â