Sukses

Air Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna, Badan Geologi Ungkap Penyebabnya

perubahan warna air danau kawah ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya curah hujan yang tinggi, meningkatnya suhu air danau., dan faktor lainnya.

Liputan6.com, Bandung - Air danau kawah Gunung Dempo, Sumatera Selatan, dilaporkan mengalami perubahan warna. Menurut Badan Geologi kondisi tersebut dinilai terjadi lantaran sejumlah faktor.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menyampaikan, pada 8 Mei 2024, air danau kawah masih berwarna hijau tosca. Perubahan warna kemudian teramati pada tanggal 9 Mei 2024, warna air danau kawah berubah menjadi abu-abu.

"Dan terlihat asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis," imbuh Wafid dalam laporan tertulis, Kamis, 9 Mei 2024.

Wafid menerangkan, perubahan warna air danau kawah ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya curah hujan yang tinggi, meningkatnya suhu air danau.

Selain itu, adanya arus konveksi yaitu air dengan temperatur lebih tinggi naik ke permukaan sedangkan air yang temperaturnya lebih rendah turun ke bagian bawah danau.

"Lainnya, terdapat indikasi pemanasan yang cukup intensif oleh magma di bawah danau kawah yang tercermin dari meningkatnya amplitudo tremor yang terekam serta asap tipis yang terlihat di atas danau kawah," kata Wafid.

Di samping itu, kata Wafid, apabila pemanasan oleh magma berlangsung terus menerus, maka akan meningkatkan potensi terjadinya erupsi freatik di Gunung Dempo.

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Dempo masih berada pada Level II (Waspada)," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Badan Geologi

Badan Geologi pun telah mengeluarkan rekomendasi sehubungan aktivitas vulkanik di Gunung Dempo. Masyarakat, pengunjung, wisatawan diimbau tidak mendekati dan bermalamb(camping) di pusat aktivitas kawah Marapi-Gunung Dempo dalam radius 1 km.

"Serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor utara, mengingat kawah;sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan," imbuh Wafid.

Sejarah erupsi Gunung Dempo tercatat sejak 1818 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 32 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada bulan Agustus 2023 yaitu berupa erupsi freatik dengan lontaran material ± 500 m di sekitar kawah aktif serta hujan abu di sekitar Gunung Dempo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.