Sukses

Gunakan Kalender Aboge tapi Awal Puasa Kejawen Cilacap Ikuti Pemerintah, Kenapa?

Sebagian besar penganut Kejawen di Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah menerapkan kalender Alip Rebo Wage atau Aboge, dalam penentuan hari besar, termasuk awal puasa atau Ramadhan 2022 ini

Liputan6.com, Cilacap - Sebagian besar penganut Kejawen di Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah menerapkan kalender Alip Rebo Wage atau Aboge, dalam penentuan hari besar, termasuk awal puasa atau Ramadhan. Begitu pula, penganut Kejawen di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap.

Dalam almanak Aboge, Ramadhan 2022 ini tiba pada Senin Kliwon, 4 April 2024, atau selang dua hari dari ketetapan Muhammadiyah dan diduga kuat sehari setelah awal Ramadhan ketetapan pemerintah.

Akan tetapi, penganut Kejawen dan pelestari adat Kalikudi ternyata tetap akan mengikuti ketetapan pemerintah dalam hal kalender puasa atau Ramadhan 2022 ini.

Ketua Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan, secara perhitungan, puasa kaum adat (penyebutan untuk anak putu Kalikudi) dimulai pada Senin Kliwon, lantaran tahun ini tahun Alip.

Akan tetapi, anak putu Kalikudi akan tetap mengikuti ketetapan pemerintah, kapan awal puasa dimulai, hingga Idulfitri.

“Aboge Senin. Kita mengambil secara umum lah. Tetap mengikuti pemerintah. Meskipun secara adat (puasa mulai Senin) tetap mengikuti pemerintah, tidak mungkin sendiri-sendiri,” katanya, Jumat (1/4/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Kalender Aboge

Sebab itu,  meski jadwal puasa secara kalender Alip Rebo Wage dimulai Senin, 24 April 2022, namun anak putu akan berpuasa dengan jadwal pemerintah.

“Ya, yang jelas memang seperti itu. Ya memang betul, kalau menurut perhitungan memang seperti itu, tapi kalau anak putu yang sudah melaksanan ibadah ya tetap mengikuti aturan pemerintah,” ujarnya.

Diketahui, anak putu Kalikudi merupakan kelompok Kejawen dan pelestari adat yang masih ada di Cilacap dan diyakini keturunan Kiai Banokeling. Bersama kelompok kejawen lainnya, seperti di Adipala, Daun Lumbung, dan Pekuncen, anak Putu Kalikudi masih melestarikan ritual adat Kejawen, termasuk pada hari-hari besar Islam dan adat.

Itu termasuk dalam penggunaan penanggalan yang tetap menggunakan kalender Aboge. Secara ringkas, kalender Aboge adalah penanggalan Qomariah atau berdasar bulan yang dikombinasikan dengan hari pasaran Jawa.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.