Sukses

Selalu Berseberangan, 2 Politikus Sulbar Kembali Bertemu, Ada Rencana Apa?

Suhrdi Duka dan Andi Ibrahim merupakan sahabat lama yang kembali bertemu, setelah kerap berseberangan di beberapa kontestasi politik.

Liputan6.com, Polman - Dua tokoh politik Suhardi Duka (SDK) dan Andi Ibrahim Masdar (AIM) yang memiliki nama besar di Sulawesi Barat bertemu dalam satu acara. Mereka merupakan sahabat lama yang kembali bertemu, setelah kerap berseberangan di beberapa kontestasi politik.

Mereka merupakan politikus senior yang besar bersama di Partai Golongan Karya (Golkar), SDK merupakan mantan Ketua DPD II Golkar Mamuju dan AIM mantan Ketua DPD II Golkar Polewali Mandar. Kini SDK merupakan Ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat dan AIM masih belum mengumumkan partai apa yang kini menjadi tempatnya bernaung.

Kedua politikus itu kini sama-sama mengemban jabatan yang diamanahkan oleh rakyat kepada mereka. SDK yang juga mantan Bupati Mamuju, kini menjabat anggota DPR daerah pemilihan Sulawesi Barat, sedangkan AIM kini menjabat sebagai Bupati Polewali Mandar untuk periode keduanya.

Mereka digadang-gadang menjadi dua bakal calon Gubernur Sulawesi Barat yang diunggulkan pada Pilkada serentak 2024 nanti. Banyak yang berharap kedua tokoh politik itu bersatu di pilkada nanti, karena dianggap mampu membawa Sulawesi Barat ke arah yang lebih baik lagi.

Pada acara Sosialisasi Tanah Obyek Reforma Agraria (Tora) yang dilaksankan di Sport Center Polewali Mandar, SDK terlebih dahulu membuka kisah persahabatannya dengan AIM. Ketika mengawali karirnya di dunia politik, SDK dan AIM berkembang bersama di tempat yang sama (Partai Golkar).

"Beliau (AIM) ini sahabat saya sejak dulu, sejak kita masih di dunia pemuda, beliau di Polman dan saya di Mamuju," kata SDK, Jumat (22/10/2021).

SDK juga mengungkapkan, kedekatannya dengan AIM tidaklah renggang seperti kabar yang berembus selama ini. Menurutnya, politik itu harus damai dan tidak menciptakan kebencian satu sama lain, karena begitulah cara mereka berpolitik.

"Saya dengan Pak Andi Ibrahim tidak ada jarak, hanya sering ada yang kasih jarak. Saya dan Pak Andi Ibrahim dulu di kader untuk menciptakan politik yang saling menghormati," ujar SDK.

SDK juga sedikit menyenggol AIM terkait kemungkinan Bupati Polman itu maju di Pilkada Serentak 2024 nanti. Ia mengatakan, AIM pasti akan terpilih sebagai gubernur jika dia mendukungnya, karena saat ini AIM belum memiliki partai yang menjadi tempat bernaung.

"Pak Bupati ini sudah dua periode, 2023 selesai. Saat 2024 pemilihan gubernur, saya kira jenjangnya sudah calon gubernur yang akan datang. Saya biarlah di Jakarta (DPR)," tutur SDK.

AIM pun membalas senggolan SDK itu, dia mengatakan bakal segera bertemu dengan sahabatnya itu untuk membahas segala kemungkinan yang bakal terjadi termasuk Pilkada Serentak 2024. Ia juga tidak ingin dianggap memiliki jarak atau hubungan yang buruk dengan SDK.

"Insya Allah 2023 ke Jakarta, kita ketemu, jangan hanya anggaran kita bicarakan di Jakarta, kita bicarakan segala-galanya. Supaya cepat tuntas ini apa-apa, jangan kita saling mencurigai," ucap AIM.

"Politik ini cuma hiasan hidup di dunia, jangan kita ada jarak gara-gara itu. Saya bisik tadi, mulai sekarang jangan ada jarak di antara kita, supaya tidak ada iblis di tengah-tengahnya, karena kalau ada iblis di tengahnya, bahaya godaannya," sambung AIM.

AIM juga mengatakan, dia dan SDK menimba ilmu di tempat yang sama, tentunya memikili pemahaman yang sama pula untuk memajukan daerah. Tidak hanya sahabat seperjuangan, AIM juga sudah menganggap SDK sebagai saudaranya, karena pernah melewati berbagai penderitaan bersama.

"Untuk saudara ku, kalau datang ke Sulbar, jangan naik pesawat terus, naik mobil lah, supaya bisa mampir di sini. Percuma kita bersaudara kalau tidak singgah di rumah jabatan," kata AIM.

AIM juga sedikit berceloteh, dia mengungkapkan sudah memberikan bisikan ke SDK agar lebih banyak membawakan program Kementerian ke daerahnya. Ia ingin agar program-program itu juga dapat dinikmati oleh masyarakat Polewali Mandar, alih-alih dibawa semua ke Mamuju daerah asal SDK.

"Yang namanya bersaudara itu harus adil, memang anaknya (Bupati Mamuju) disana, tapi saudaranya di sini. Tidak bisa lebih besar anak daripada saudara, harus lebih besar bagiannya saudara," tutup AIM.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.