Sukses

Banjir Melanda 7 Desa di Purbalingga, Ratusan Jiwa Mengungsi

Perlahan namun pasti, air masuk ke rumah-rumah warga. Pukul 24.00 WIB air membanjiri Desa Gambarsari, Purbalingga.

Liputan6.com, Purbalingga - Titir tengah malam membangunkan warga Desa Gambarsari Kecamatan Kemangkon, Selasa malam (2/12/2020). Titir kentongan itu dibunyikan sebagai tanda bahaya. Malam itu, datang banjir dari luapan sungai Klawing akibat hujan deras sejak sore.

Luapan mencapai jalan-jalan desa pukul 23.00 WIB. Warga terus berjaga mengantisipasi jika luapan air semakin tinggi.

Dugaan itu benar. Permukaan air terus meninggi hingga masuk ke pelataran rumah. Perlahan namun pasti, air masuk ke rumah-rumah warga. Pukul 24.00 WIB air membanjiri Desa Gambarsari, Purbalingga.

Air terus mendesak ke wilayah yang lebih tinggi. Di beberapa tempat, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Di dalam rumah air bisa setinggi paha orang dewasa.

Banjir memaksa warga mengungsi ke tempat yang aman. Chamid, Kepala Desa Gambarsari, mengarahkan warga agar mengungsi ke Balai Desa Gambarsari.

“Warga dari Kadus I mulai mengungsi sekitar 50 orang,” kata Chamid.

Luapan air yang semakin tinggi menyulitkan proses evakuasi, terutama warga lanjut usia dan anak balita. Untuk mengevakuasi warga yang terkepung banjir diperlukan perahu.

Namun bencana banjir ternyata tidak hanya terjadi di Gambarsari. Ada lima desa lain di Kemangkon yang juga terendam banjir, Jetis, Toyareka, Muntang, Sumilir, Kalialang, dan Karangtengah.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekurangan Perahu untuk Evakuasi

Perahu milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga malam itu tengah digunakan di desa lain. Untuk mengevakuasi warga Gambarsari, BPBD mendatangkan bantuan perahu karet dari Banyumas. Pengungsipun terus bertambah sampai pagi menjadi sekitar 100 orang.

“Kendala kami memang kekurangan perahu untuk evakuasi korban banjir,” Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Umar Faozi.

Umar menjelaskan banjir terjadi karena Sungai Klawing meluap. Arus Sungai Klawing tertahan arus Sungai Serayu yang juga meluap di pertemuan kedua sungai di Desa Kedungbenda. Sungai Klawingpun meluap menggenangi wilayah cekungaan di sekitarnya.

Kamis (3/12/2020) Pukul 07.30 WIB permukaan air mulai surut. Beberapa pengungsi di pos pengungsian Balai Desa Gambarsari berangsur pulang. Mereka mengkhawatirkan harta benda dan hewan ternak peliharaan mereka. Sebagian hewan ternak hanyut terbawa banjir.

“Kami mendirikan dua dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi di enam desa, pertama dipusatkan di SDN 1, kedua di Balai Desa Gambarsari,” dia menjelaskan.

Di Desa Jetis sedikitnya menampung 50 orang pengungsi. Di Jetis sendiri ada 900 warga yang terdampak banjir. Mereka sebagian mengungsi di Masjid Al Falah dan sebagian yang lain di pengungsian mandiri.

“Kami menyediakan 600 bungkus untuk pagi, siang dan sore,” ucap Yuni Lestari, Kepala Markas PMI Purbalingga.

Banjir mulai surut pukul 12.30 WIB. Meskipun banjir surut, namun dapur umum dan posko pengungsian masih aktif. Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi hujan susulan. Masyarakat diimbau mengungsi ke pos pengungsian jika luapan air kembali naik menggenangi permukiman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.