Sukses

Bungo Langka Tumbuah Subur di Kabun Warga Agam

Tumbuhan bungo langka tersebut dalam bahaso latinnyo Amorphophallus titanum.

Liputan6.com, Agam - Sabuah bungo bangkai tumbuah subur di kabun punyo warga di daerah Sungai Landai, Dusun Simaruok, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Bungo itu partamo sakali ditamuan pemilik lahan.

Pemilik lahan, Yossy Ferawati nan katiko itu datang untuk mambarasiahan kabunnyo, mancium bau nan manyangek bantuak bau bangkai.

"Awalnyo kami sangko bau bangkai babi hutan, karano bara hari yang lalu di daerah iko tampek baburu babi," kecek Yossy, Selasa (27/10/2020).

Setelah dicari sumber bau busuak itu, inyo dan suaminyo manamuan bungo langka tumbuah di sisi tabiang di bawah batang kayu yang indak jauah dari pondok tampenyo baistirahat.

"Tingginyo sekitar 2 meter dan lebar labiah kurang sameter," kato Yossy.

Samantaro itu, Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumatera Barat, Ade Putra mangatoan tumbuhan bungo langka tersebut dalam bahaso latinnyo Amorphophallus titanum.

Ade mampakiroan usia bungo bangkai itu sakitar 2 tahun. Dijalehannyo, tanaman iko punyo 2 fase, nan partamo fase vegetatif, yang artinyo tanaman iko hanyo barupo tangkai, daun, jo batang.

"Sadangkan fase kaduo, bungo bangkai iko alah manunjuakkan bungonyo, disabuik juo jo fase generatif," katonyo.

Manuruik Ade, jiko diliek dari bantuaknyo kini, tanaman iko baradi di fase generatif, karano bungonyo alah mekar sempurna. Maso mekar bungo iko hanyo salamo 7-10 hari, sasudah itu bungko iko akan layua.

Labiah lanjuik dijalehan, bungo bangkai iko masuak ka dalam jenis tumbuhan yang dilindungi dek UU Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Dalam regulasinya UU Nomor 5 Tahun 1990 ini mengatur tentang, setiap orang dilarang mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati.

Baca terjemahannya di bawah ini:

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bunga Langka Tumbuh Subur di Kebun Warga Agam

Sebuah bunga bangkai tumbuh subur di kebun milik warga di daerah Sungai Landai, Dusun Simaruok Kabupaten Agam Sumatera Barat. Bunga tersebut pertama kali ditemukan oleh pemilik lahan.

Pemilik lahan, Yossy Ferawati yang saat itu datang untuk membersihkan kebunnya, mencium bau yang sangat menyengat seperti bau bangkai.

"Awalnya kami kira bau bangkai babi hutan, karena beberapa waktu lalu daerah ini tempat kegiatan buru babi masyarakat," katanya, Selasa (27/10/2020).

Setelah mencari sumber bau busuk tersebut, ia dan suaminya menemukan bunga langka itu tumbuh di sisi tebing di bawah pohon kayu yang tidak jauh dari pondok tempat dia beristirahat.

"Tingginya sekitar 2 meter dan lebar lebih kurang satu meter," ujar Yossy.

Sementara, Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumatera Barat, Ade Putra menyebut tumbuhan bunga bangkai itu bernama latin Amorphophallus Titanum.

Ade memperkirakan usia bunga bangkai itu sekitar 2 tahun. Ia menjelaskan tanaman ini memiliki 2 fase, pertama adalah fase vegetatif ketika tanaman ini masih berupa tangkai, daun, dan batang.

"Sedangkan fase kedua, bunga bangkai ini menunjukkan bunganya, disebut dengan fase generatif," katanya.

Menurut Ade, jika dilihat dari bentuknya sekarang, tanaman ini berada di fase generatif, karena bunganya sudah mekar sempurna. Masa mekar bunga ini hanya selama 7-10 hari, setelah itu bunga ini akan menjadi layu.

Lebih lanjut dijelaskan, bungai bangkai ini masuk ke dalam jenis tumbuhan yang dilindungi oleh UU Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Dalam regulasinya UU Nomor 5 Tahun 1990 ini mengatur tentang, setiap orang dilarang mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.