Sukses

Sensasi Garam Gunung Himalaya di Baso Aci Ciomy Garut

Dengan harga yang pas dan rasa yang gurih, pedas yang pas, kehadiran baso aci Ciomy bisa menjadi alternatif jajanan kuliner yang diharapkan konsumen.

Liputan6.com, Garut Pamor panganan kuliner baso aci asal Garut, Jawa Barat, yang terus menanjak saat ini, membuat pasangan Yadi Purnama Alam dan Dian Hariyanti, banting setir menggeluti, kuliner khas masyarakat kota Intan ini.

Memakai merk dagang Ciomy alias Baso Aci Yummy, pamor baso aci Ciomy kini terus diperhitungkan, sebagai pemain baru di sektor jajanan kuliner berbahan campuran tepung kanji dan tapioka tersebut.

“Kami bukan mengambil pasar yang ada, tapi justru melengkapi pasar yang belum digarap mereka,” ujar Yadi Purnama Alam (44), CEO Baso Aci Ciomy, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Sabtu (16/11/2019) petang.

Menggunakan stelan kemeja bertangan panjang yang dilipat, Yudi nampak ramah bercerita tentang unit usaha baru yang satu ini.

“Awalnya kami hanya mencoba baso aci, ternyata pangsa pasarnya sangat menjanjikan,” katanya.

Baso aci Ciomy ujar dia, memang memberikan nuansa tersendiri jajanan kuliner khas Garut. Selain pengemasan yang terlihat yummy menggunakan cup dan sachet, juga bahan yang digunakan mayotitas berbahan organik.

“Bumbu pun kami meracik sendiri, tidak menggunakan MSG tapi garam gunung Himalaya yang kaya mineral dan bebas polusi laut,” ujar dia.

Menggunakan bahan campuran tepung kanji dan terigu, campuran garam gunung Himalaya dan minyak ebi atau minyak udang yang gurih, menjadikan campuran baso aci Ciomy gurih di lidah.

“Ada juga cuanki, cireng dan mie soun dalam keadaan kering siap seduh,” kata dia.

Tak mengherankan, sejak pertama kali dibuka setahun terakhir via online, baso aci Ciomy langsung menjadi rebutan pasar baso aci tanah air.

“Pasar terbesar masih didominasi Jabodetabek, baru setelah itu pemesan terbanyak Papua,” kata dia.

Tingginya animo pemesanan dari tanah Papua memang berkah tersendiri. Bahan dasar tepung kanji seolah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Papua.

“Kebetulan banyak juga masyarakat Jawa di Papua, jadi kehadiran baso aci semakin dinanti,” kata dia bangga.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Pangsa Pasar Baru di Jepang

Yadi menyatakan, sejak pertama kali muncul di pasaran. Kehadiran baso aci Ciomy memang tidak mengubah peta pangsa pasar yang ada.

“Kami hadir di mall, stasiun, bandara, restoran kereta api dan pusat keramaian lainnya,” kata dia.

Dengan pola itu, pangsa pasar ritel baso aci yang dijual secara langsung, tidak terganggu dengan kehadiran baso aci Ciomy. “Karena segmen kita sejak awal memang berbeda, yang belum dijamah mereka kita masuki dan ternyata responnya positif,” kata dia.

Walhasil, sejak pertama kali dijual, penyebaran baso aci Cimoy langsung mendapat respon positif dari pasar.

Bahkan lidah masyarakat luar negeri terutama Asia Tenggara yang doyan dengan kuliner gurih dan pedas, sudah merasakan sensasi baso aci padat kenyal Ciomy yang satu ini.

“Kan banyak penumpang Indonesia ke Singapura, Malaysia, Thailand dan lainnya,” dia menjelaskan.

Mulai tahun depan, perusahaannya mendapatkan kesempatan emas menjajakan produknya di negeri matahari terbit, Jepang. “Semoga saja kehadiran produk kami mampu diterima baik di Jepang,” kata dia.

Selain itu, beberapa konsulat perwakilan Indonesia di Eropa, mengajak produk baso aci Ciomy menapaki pangsa pasar benua biru. “Tapi tentunya yang memiliki banyak penduduk Indonesia juga, terutama mahasiswa,” kata dia.

Untuk memudahkan konsumen, produk baso aci Ciomy dijual dalam dua kemasan yakni cup dan satchet, dengan harga bervariasi dari Rp 16,5 ribu hingga Rp 18.5 ribu untuk satu cup produk yang dijual.

“Soal rasa baru tiga jando, ayam dan keju,” kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Segmen Pasar

Berbicara baso aci saat ini, memang membuat lidah anda langsung meler. Tua muda seakan terhipnotis merasakan sensasi jajanan kuliner berbahas tepung tapioka tersebut.

“Segmen pasar yang kami incar di interval 18-35 tahun,” katanya.

Namun meskipun demikian, pamor baso aci yang tengah menanjak di kalangan kuliner tradisional saat ini, mampu dirasakan seluruh segmen usia.

“Kadang bahkan emak-emak juga ikut nimbrung, mungkin seolah bernostalgia makan baso aci,” ujar Yadi dengan senyum ramahnya.

Selain itu, kedai warung baso aci Ciomy yang berada di persimpangan jalan Otista, Tarogong, Garut ini, memiliki halaman cukup luas yang cocok untuk tongkrongan remaja.

“Harganya juga terbilang cocok dengan isi kantong ABG (Anak Baru Gede),” kata Naila (13), salah satu pengunjung baso aci Ciomy sambil tersenyum.

Tak mengherankan, meskipun terbilang sebagai pemain baru kuliner baso aci di Garut, namun penggemar baso aci Ciomy cukup banyak. “Memang enak juga, saya kebetulan sejak lama sering pesan via online,” ujar Reti, konsumen lainnya menambahkan.

Emak-emak paruh baya tersebut, mengaku selalu menjadi tester terdepan saat mendengar ada baso aci baru di kota Intan Garut. “Hampir semua baso aci kita coba, untuk ini (Ciomy), lumayan enak juga,” kata dia.

Dengan gurih pedasnya yang nyengat di mulut, ia mengaku kerap menghabiskan waktu beberapa saat, hanya untuk menjadi menikmati seduhan baso aci.

“Enak saja makan baso aci, bagi saya masukan buat Ciomy jangan terlalu gurih saja,” ucapnya.