Sukses

Macet di Bundaran UGM Menurun, Rekayasa Lalin Bakal Berlanjut

Rekayasa lalu lintas di bundaran UGM bakal berlanjut dengan sistem contra flow.

Liputan6.com, Yogyakarta - Bundaran Universitas Gadjah Mada atau UGM sudah direkayasa lalu lintas sejak Rabu, 30 November 2016, karena padatnya kendaraan di daerah tersebut. Saat ini, break water masih dipasang di bundaran UGM.

Kepala Seksi Manajemen Lalu lintas Dinas Perhubungan DIY Bagas Seno Adji mengatakan rekayasa lalu lintas di wilayah itu akan terus dilakukan. Hal itu karena arus lalu lintas di bundaran UGM masih padat, bahkan Volume Capacity Ration (VCR) di kawasan ini sudah cukup tinggi.

"Diberlakukan terus sampai nanti di Jalan Terban depan Mirota kampus. Dibikin satu arah menuju ke arah barat, semua jadi masih dipertahankan," ujar Bagus, Rabu, 3 Januari 2017.

Bagas mengatakan sejak diberlakukan rekayasa lalu lintas di bundaran UGM, volume kendaraan tidak begitu macet, khususnya di simpang empat Mirota kampus.

Pengendara yang dari arah UNY ke UGM diputar ke arah selatan, sehingga kepadatan terurai terlebih dahulu. Ditambah, saat ini di Jalan Notonegoro kawasan UGM, juga sudah dibuka.

"Visi rasio sudah mencapai 0,8 waktu macet. Sekarang sudah bisa sampai 0,6. Ya masih macet, tapi masih bisa jalan, tidak ngunci. Sekarang di Jalan Cik Di Tiro sebelah barat, visi rasio meningkat, enggak ada antrean," tutur Bagas.

Namun, Bagas mengatakan hal berbeda terjadi di sebelah timur di Jalan Cik Di Tiro. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang parkir di pinggir jalan khususnya di kawasan RS Panti Rapih. Ia meminta masyarakat dapat andil dalam tertib berlalu lintas.

"Simpang Mirota itu sudah CO 135 atau siklus optimal. Kalau kena lampu merah kan siklusnya 120 atau 2 menit. Lebih dari dua menit, orang sudah tidak nyaman," ujar dia.

Nantinya, salah satu opsi untuk melancarkan arus lalu lintas ini adalah melakukan contra flow di kawasan Mirota Kampus. Namun, pihaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan contra flow ini.

"Contra flow ini jadi mobil pribadi nanti hanya satu arah dari timur ke barat. Tapi, yang boleh dua arah hanya angkutan umum. Ini jangka panjang timur ke barat setelah pohon di wilayah ini dan jalannya diperlebar," ujar Bagas.

Ia mengatakan kondisi di bundaran UGM terpantau padat kemarin pagi karena beberapa faktor. Pertama karena cuaca yang hujan mengguyur Kota Jogja. Kedua, Rabu, 4 Januari 2017, merupakan hari pertama masuk sekolah.

"Biasanya berangkat naik motor. Karena hujan, pakai mobil, ya udah jadi tambah panjang antrien. Ditambah karena hari ini masuk sekolah pertama, jadi masih ada yang tidak mengetahui kondisi lalu lintas di sini, masih adaptasilah," ujar Bagas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini