Sukses

Hal Paling Ditakuti Warga Jambi Saat Bulan Ramadan

Bulan Ramadan yang segera dijelang tak hanya mendatangkan perasaan sukacita, tapi juga ketakutan. Mengapa?

Liputan6.com, Jambi - Bulan suci Ramadan segera tiba. Umat muslim pun bersuka cita menyambutnya. Namun, di tengah kegembiraan menyambut Ramadan, terselip rasa ketakutan yang berulang, khususnya bagi warga Jambi. Apa itu?

Bagi yang sudah lama tinggal di Jambi, setiap memasuki Ramadan, maka akan terbiasa dengan namanya mati lampu alias pemadaman listrik. 'Jadwal' mati lampu itu pun tak menentu, bisa sebentar. Namun tak jarang berlangsung sepanjang malam, siang atau pun seharian penuh.

"Tak enaknya kalau mati lampu pas berbuka puasa, salat tarawih atau pas waktu makan sahur. Semoga puasa tahun ini tak ada mati lampu," ujar Anggi, salah seorang warga Bagan Pete, Kota Jambi, Minggu, 15 Mei 2018.

Ibu rumah tangga sekaligus salah seorang PNS di Kabupaten Muarojambi ini mengatakan, kebiasaan mati listrik saat bulan Ramadan sudah kerap terjadi dan berulang setiap tahun. Kondisi ini sudah banyak dikeluhkan warga, bahkan sampai pemerintah daerah.

"Tak enaknya itu karena waktu mati lampunya tak menentu. Jadi warga pas sibuk, tak ada persiapan," ucap Andre, salah seorang warga lainnya.

Untuk itu, ia berharap, pihak PLN Jambi bisa benar-benar mengerti keluhan warga. Sehingga bisa meminimalisir kebiasaan pemadaman listrik setiap musim Ramadan tiba.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemprov Jambi Ingatkan PLN

Seperti tahun-tahun sebelumnya, keluhan akan seringnya mati lampu saat Ramadan tak hanya datang dari warga. Jauh-jauh hari, Pemerintah Provinsi Jambi sudah mengingatkan PLN agar memasuki bulan suci Ramadan agar tidak ada pemadaman listrik.

"Tolong pihak PLN, jangan sampai ada pemadaman listrik di Jambi saat Ramadan. Kalau memang ada, hendaknya PLN memberitahunkan jauh hari sebelumnya kepada masyarakat," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, M Dianto di Jambi, Sabtu, 12 Mei 2018.

Menurut dia, imbauan itu untuk menjaga agar umat muslim di Jambi lebih khusuk dalam beribadah dan tidak terganggu pemadaman listrik.

Terpisah, PLN wilayah Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu menyatakan kesiapannya menyambut bulan suci Ramadan 2018.

Pada Jumat, 11 Mei 2018, PLN Wilayah S2JB mengundang di Palembang sekitar 100 orang jurnalis terkait kesiapan PLN Wilayah Sumbagsel menghadapi gelaran Asian Games 2018, bulan suci Ramadan, hari raya Idul Fitri hingga kehandalan listrik selama Pilkada serentak 2018.

Khusus menyambut Ramadan dan Idul Fitri, General Manager PLN Wilayah S2JB, Daryono mengatakan, beban puncak listrik di wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu pada awal Ramadan pada 17 Mei 2018 akan berada di 3.159 Mega Watt (MW). Dari jumlah itu masih ada cadangan daya sebesar 252 MW.

Kemudian pada hari raya Idul Fitri tanggal 14 - 16 Juni 2018 diperkirakan beban puncak akan berada di 2.907 MW - 2.573 MW dengan tren beban puncak cenderung menurun.

Daya mampu pembangkit yang tersedia sebesar 3.743 MW sehingga menyediakan cadangan daya sebesar 836 MW sampai 1.170 MW.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.