Sukses

Pengamat LIPI Sebut Sikap Prabowo Gebrak Meja Hanya Emosi Sesaat

Aksi Prabowo dinilai dapat menimbulkan penafsiran bias publik, khususnya di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Senior LIPI Indria Samego menyoroti sikap capres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menggebrak meja podium saat berpidato di depan pendukungnya. Menurut dia, hal tersebut bisa ditafsirkan bias oleh publik. 

"Kemarin kita misalnya mendengar calon presiden menggebrak-gebrak meja (podium), itu emosi sesaat. Cuma penafsiran publik bisa bermacam-macam. Apalagi dengan adanya media sosial yang memberikan kesempatan kita menilai," kata Indria dalam diskusi publik bertajuk: Prediksi Dinamika Pemilu Serentak 2019 Dalam Perspektif Sosial Politik Dan Keamanan, di Cafe Upnormal, Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019)

Selain Prabowo, Indria juga mengkritik pernyataan Amien Rais soal pengerahan people power jika ada kucurangan pada pilpres.

Tak hanya Prabowo dan Amien, Moeldoko juga menjadi sorotan kala pernyataan 'perang total' menjadi viral dan menjadi bias dan memengaruhi rasa aman pemilih.

"Saya melihat ini sangat mempengaruhi rasa aman masyarakat. Harapan kita dari Pemilu ke Pemilu demokrasi naik kelas," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hoaks Politik Masih Mejadi Ancaman Serius

Senada, Direktur Indonesian Public Institute Karyono Wibowo, mengatakan Pemilu 2019 masih menyisakan masalah. Hal ini terbukti dari ribuan pelanggaran Pemilu yang dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terutama soal hoaks.

Menurut data PoliticaWafe dan Masyarakat Anti Fitnah (MAFINDO), penyebaran hoaks terus meningkat. Tercatat, ada 771 konten hoaks, dengan 181 konten di antaranya terkait politik.

Selain hoaks, Karyono juga menyoroti beberapa peristiwa lain yang juga menjadi acaman dalam Pemilu. Seperti, pembakaran sepeda motor dan mobil yang terjadi di Solo, Jawa Tengah dan Temanggung, Jawa Timur.

"Kenapa terjadi di Jateng dan Jatim, karena itu merupakan basis kandidat capres terentu. Peristiwa tersebut tidak berdiri sendiri tapi memiliki korelasi kuat dengan agenda Pemilu," tutur Karyono.

 

Sumber: Merdeka

Reporter: Nur Habibie

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.