Sukses

Timses: Klaim Hashim soal Kemenangan Jokowi di Pilkada DKI Berlebihan

Ace menilai, klaim Hashim yang mengaku sebagai orang yang paling banyak mengeluarkan uang bersama Prabowo dalam pencalonan Jokowi di Pilkada DKI, berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menanggapi, ucapan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang mengungkit jasanya saat memenangkan Jokowi di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Dia menilai ucapan itu hanya klaim sepihak.

"Rupanya, Timses paslon 02 masih jengah dengan jawaban Pak Jokowi yang sangat tajam saat debat pertama. Mereka coba mengorek-ngorek kalau ada kelemahan dari jawaban Pak Jokowi," kata Ace dalam pesan tertulisnya, Jakarta, Rabu (23/1/2019). 

Menurut Ace, pernyataan Jokowi dalam debat pertama cukup jelas. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin menjawab pertanyaan bagaimana cara mengatasi biaya politik tinggi yang dihubungkan dengan korupsi.

Ahok Mengantarkan Jokowi ke Istana Bogor usai resmi menjadi Presiden RI (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ucapan itu sekaligus menjawab pertanyaan dalam debat, mengenai cara memotong rantai korupsi penyelenggara negara.

"Ketika menjawab pertanyaan itu, Pak Jokowi mencontohkan proses rekruitmen dirinya menjadi wali kota dan Gubernur DKI Jakarta yang tidak harus dengan modal finasial yang besar," ujar Ace.

Dia pun menilai, klaim Hashim yang menyebutnya dan Prabowo sebagai orang yang paling banyak mengeluarkan uang dalam pencalonan Jokowi di Pilkada DKI sebagai hal yang berlebihan. Pada kenyataannya, lanjut dia, PDIP justru yang mengatur strategi di Pilkada DKI.

"Yang saya dengar justru Gerindra diminta PDIP untuk mengklaim Ahok sebagai wakil mereka, agar jumlah dukungan cukup. Saat itu PDIP cuma punya 19 kursi dari minimum 20 kursi yang diperlukan," kata dia.

Ace meyakini, biaya pencalonan Jokowi-Ahok saat itu tidak hanya berasal kantong Hashim dan Prabowo, namun juga dari banyak pihak.

Sementara, pembiayaan pemenangan Pilkada DKI dilakukan dengan tanggung renteng dan gotong royong. "Bahkan, kabarnya ada yang mau nanggung mayoritas dana dukungan kepada Pak Jokowi di Pilkada DKI Jakarta, tapi Bu Megawati menolak, karena tak ingin nantinya ada yang klaim tunggal kemenangan Pak Jokowi," kata Ace.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klaim Hashim Djojohadikusumo

Sebelumnya Hashim, Djojohadikusumo yang juga merupakan adik kandung Prabowo mengaku mengeluarkan uang yang sangat besar pada Pilgub DKI 2012. Adik Prabowo Subianto itu juga mengklaim memiliki bukti tersebut.

"Beberapa kali Pak Jokowi datang ke kantor saya cukup sering dan minta bantuan waktu itu, yah karena Pak Prabowo yang usung Jokowi juga Ahok. Kan, dari kami walaupun Pak Jokowi dari PDIP, tapi Pak Prabowo yang usulkan Jokowi ke Mega," ungkap Hashim. 

"Pada awalnya Bu Mega enggak mau ke Jokowi, tapi Prabowo desak dan akhirnya Bu Mega setuju. Mengenai dana, Pak Jokowi beberapa kali datang ke saya dan saya ada catatan itu, ada data itu, kami bantu untuk Pak Jokowi," sambungnya.

Politikus Partai Gerindra itu mengaku tak meminta proyek atau bisnis apa pun ke Jokowi sebagai timbal balik. Hashim hanya minta Jokowi menuntaskan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta selama satu periode.

Baginya, Jokowi mendapatkan tiket gratis dari Gerindra dan dia berharap ada pemerintahan bersih di Jakarta.

Hashim bercerita, saat itu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menghendaki Fauzi Wibowo alias Foke menjadi cagub DKI lantaran Jokowi tak mempunyai uang. Perdebatan pun sempat alot.

Namun, Ketum Gerindra Prabowo Subianto membujuk Megawati supaya Jokowi yang maju dengan harapan figur yang bersih, jujur, dan baik guna membenahi Jakarta.

"Waktu itu agak alot, beberapa kali pak Prabowo ketemu Ibu Mega. Pernah di Lenteng Agung, beberapa kali dan dihadiri beberapa kali petinggi PDIP, awalnya mereka tidak mau terima," ungkap dia. 

 

Saksikan Video Pillihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.