Sukses

GP Ansor Berikan Julukan Kepada Ahok

Pasangan cagub cawagub nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, bersilaturahmi dengan anggota Banser GP Ansor

Liputan6.com, Jakarta Pasangan cagub cawagub nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, bersilaturahmi dengan anggota Banser GP Ansor. Pertemuan tersebut tampak hangat di Kantor GP Ansor yang terletak di Jalan Kramat Raya.

Pertemuan tersebut, Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas malah memberi julukan khusus untuk Ahok. “Karena hidupnya di Jakarta, beliau ini Sunan Kalijodo. Sunan Kalijodo itu telah mengubah masyarakat yang hitam kelam menjadi masyarakat beriman,” kata Yaqut.

Yaqut memberikan julukan tersebut, mengacu pada kawasan Kalijodo yang dulu merupakan kawasan prostitusi dan perjudian ilegal di DKI Jakarta. Kini kawasan Kalijodo sudah berubah menjadi tempat yang lebih bermanfaat, yaitu ruang terbuka hijau dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), bahkan tempat itu juga menjadi destinasi wisata warga Jakarta.

Dalam silaturahmi tersebut, pasangan Ahok-Djarot juga ditemani oleh Sekjen Golkar Idrus Marham, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekretaris timses Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qumas dan Ketua GP Ansor DKI yang juga politisi PKB Abdul Azis.

“Silaturahmi saja, ini sahabat lama di Ansor. Ini nostagia, waktu kita di Blitar sering jalan sama-sama sahabat Bansor,” ucap Djarot.

Sebelum memberi sambutan kala Ahok datang, Yaqut juga sempat memanggil Ahok dengan nama lain. Ia mengatakan 'Selamat datang Pak Basuki Nurul Qomar'.  Basuki Nurul Qomar merupakan bahasa Arab dari Basuki Tjahaja Purnama.

Uniknya, Ahok memahami sebutan itu. “Nurul Qomar-nya saja yang bahasa Arab. Basuki-nya enggak,” kata Ahok.

Yaqut juga menyapa Djarot yang hadir dalam pertemuan itu. Yaqut mengatakan GP Ansor sudah mencari tahu track record Djarot selama di Blitar.

“Di Blitar sana beliau sahabat karib rois Suriah kita. Maka kalau kita jatuh cinta kepada Pak Djarot itu hal biasa,” kata Yaqut.

Pada kesempatan itu, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jakarta Abdul Aziz mengatakan, pihaknya siap mengawal Pilkada DKI 2017 dari kelompok radikal yang merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ansor sudah memasang posko di 47 titik kelurahan yang rawan radikalisme. Hasil pantaun Banser yang tidak berseragam," ujar Abdul Aziz di Kantor GP Ansor.

Djarot menjelaskan bahwa selama ini dia memang sejalan dengan GP Ansor, yang juga merupakan organisasi PBNU. Menurut Djarot, selama ini GP Ansor dan PBNU kerap bersama-sama menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.

"Kemudian kita juga berjuang untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah bahwa Indonesia dikaruniai berbagai macam keragaman, pluraritas, sehingga dengan sangat bijak oleh para nenek moyang kita dibuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Djarot.

Hal yang sama disampaikan, Ketua GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis. Ia menyatakan dukungan untuk Ahok-Djarot merupakan momentum buat mencegah berkuasanya kelompok-kelompok radikal dan garis keras di Jakarta.

“Kami sangat menolak calon gubernur yang didukung Islam radikal dan Islam garis keras,” kata Azis saat menyambut kedatangan Ahok dan Djarot ke Kantor GP Ansor di Jalan Kramat, Jakarta Pusat.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat adalah pasangan calon nomor urut dua Pilkada DKI Jakarta 2017
    Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat adalah pasangan calon nomor urut dua Pilkada DKI Jakarta 2017

    Ahok Djarot

  • Pilkada DKI 2017 akan berlangsung pada Februari 2017 diikuti tiga calon gubernur Agus Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki T. Purnama
    Pilkada DKI 2017 akan berlangsung pada Februari 2017 diikuti tiga calon gubernur Agus Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki T. Purnama

    Pilkada DKI 2017