Sukses

Serunya Naik Bandros Keliling Paris van Java

Selain dikenal sebagai salah satu nama makanan khas Tanah Pasundan, Bandros juga dikenal sebagai bus pariwisata.

Liputan6.com, Bandung - Nama Bandros tentu sudah tidak asing lagi bagi warga Jawa Barat khususnya Kota Bandung. Selain dikenal sebagai salah satu nama makanan khas Tanah Pasundan, Bandros juga dikenal sebagai bus pariwisata di Paris van Java alias Bandung.

"Bandros itu punya dua makna, pertama sebagai salah satu makanan khas dan yang kedua adalah bus pariwisata. Nah kalau bus, Bandros adalah singkatan dari Bandung Tour on Bus. Ide awal bus ini dari Wali Kota Bandung, Bapak Ridwal Kamil yang terinspirasi dari bus tour di Singapura ataupun Inggris," ujar Adri pemandu wisata Bandros kepada Liputan6.com.

Ia menambahkan, saat ini ada lima unit Bandros yang berada di bawah kendali pemerintah Kota Bandung. Satu unit berwarna merah, dua unit berwarna kuning dan dua lagi berwarna biru. Bus dua tingkat ini disediakan untuk wisatawan yang hendak berkeliling kota Bandung.

"Dari lima yang ada, Bandros merah yang paling sering beroperasi. Bus ini merupakan hibah dari Telkomsel. Rencananya akan ada tujuh bus lagi yang akan diresmikan. Kalau sekarang ini bayar tapi nantinya akan digratiskan," jelas Adri.

Untuk naik bus ini ternyata tidak mudah, karena Anda harus rela antri cukup lama. Beruntung, Liputan6.com berkesempatan naik bus ini atas undangan PT Daya Adicipta Mustika (DAM) selaku dealer utama sepeda motor Honda wilayah Jawa Barat yang sedang merayakan Hari Pelanggan Nasional bersama konsumen setianya pada Sabtu (5/9).

Adri mengatakan, Bandros merah yang awak redaksi tumpangi berbasis truk Hino. "Bandros dibuat di Cimahi dengan biaya Rp 850 juta," katanya.

Bandros memiliki dimensi panjang 747 cm, lebar 210 cm dan tinggi 315 cm. Di tingkat bawah, terdapat sejumlah kursi bulat dan kursi panjang dengan kapasitas 12 orang dan mampu memuat 20 penumpang berdiri. Sementara di tingkat atas, tersedia 24 kursi penumpang.

Akhir pekan lalu, kami berkeliling Kota Bandung dengan rute Taman Pustaka Bunga (Halte) – Supratman – Diponegoro – Gedung Sate – Sulanjana – Ir. H. Juanda (Dago) – Ganesha – Tamansari – Ir. H. Juanda – Diponegoro – Cilamaya – Ciliwung dan berakhir Taman Pustaka Bunga.

Selama perjalanan, Adri menceritakan berbagai hal dari beberapa kawasan yang dilintasi Bandros seperti situs-situs bersejarah yang meliputi Gedung Sate, Lapangan Gasibu, Gedung Balai Kota, Gedung Asia Afrika, Hotel Grand Preanger, dan Savoy Homan hingga Penjara Banceuy yang pernah dihuni Presiden Soekarno.

(ian/sts)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini