Sukses

Orang Tua Merapat, Ini Tips Mengajarkan Literasi Keuangan pada Anak

Berikut adalah tiga tips mengajarkan literasi keuangan kepada anak-anak.

Liputan6.com, Jakarta Berbicara dengan anak tentang keuangan mungkin menjadi hal yang memiliki tantangan untuk dimulai.

Namun anak-anak biasanya dapat memahami konsep tentang uang sejak usia 6 tahun, menurut para ahli, dan penelitian menunjukkan bahwa mereka membentuk kebiasaan pada keuangan secara permanen sejak usia 7 tahun.

Perlu diketahui, mempelajari cara mengelola uang dan merencanakan masa depan keuangan mereka sejak usia dini dapat membantu memastikan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Melansir CNBC International, Selasa (20/2/2024) Alexa von Tobel, pendiri dan mitra pengelola dana ventura Inspired Capital mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk mulai mengajarkan literasi keuangan kepada anak-anak mereka sejak usia dini.

Alexa Von Tobel, yang mendirikan firma penasihat keuangan online LearnVest pada tahun 2008 dan menjualnya seharga USD 375 juta ke Northwestern Mutual, baru-baru ini bermitra dengan media anak-anak Rebel Girls untuk menulis buku berjudul "Growing Up Powerful: Money Matters."

Buku ini mencakup pelajaran keuangan pribadi untuk anak-anak dan nasihat bagi orang tua tentang cara berbicara dengan anak-anak mereka tentang uang, dan akan diterbitkan pada tanggal 26 Maret mendatang.

Von Tobel mencatat bahwa pembelajaraan keuangan ini benar-benar dirancang untuk semua anak. "Kita dapat memberdayakan generasi berikutnya jika mereka memahami dan mengendalikan uang," kata Alexa Von Tobel kepada CNBC Make It.

Dia menambahkan, bahwa kurangnya kelas keuangan pribadi dasar di sebagian besar sekolah di merupakan hal yang sangat disayangka.

Oleh karena itu, berikut adalah tiga nasihat versi Alexa Von Tobel untuk para orang tua tentang cara mengajarkan literasi keuangan kepada anak-anak:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tekankan Literasi Keuangan Sebagai Hal yang Penting

Von Tobel mengatakan, orang tua perlu membicarakan uang sebagai hal yang penting, sehingga anak-anak mereka tumbuh dengan hubungan yang sehat dengan uang mereka.

"Ajari mereka bahwa hal ini layak untuk didiskusikan, namun bukan merupakan aspek kehidupan yang sangat penting. Sederhananya, uang adalah alat untuk membantu Anda menjalani kehidupan yang Anda inginkan," kata von Tobel.

"Jika Anda bekerja keras, Anda bisa mendapatkan uang. Jika Anda bijaksana dalam mengelolanya, Anda dapat memastikan bahwa Anda selalu memiliki cukup uang untuk membeli apa yang Anda butuhkan dan, jika beruntung, apa yang Anda inginkan. Kartu kredit bukanlah benda ajaib yang bisa membeli apa pun," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Penentuan Harga Barang

Bicaralah dengan anak Anda tentang uang dengan cara yang masuk akal bagi mereka, von Tobel menyarankan.

"Bisa dimulai dengan membicarakan berapa harga barang sehari-hari, seperti mencatat bahwa sebotol air berharga beberapa dolar di suatu toko, dibandingkan hanya satu atau dua dolar di toko terdekat," paparnya.

"Saat Anda berjalan-jalan di toko dan anak Anda menginginkan sesuatu, ambillah (dan) tunjukkan harganya,' ungkap von Tobel.

"Terangkan kepada mereka: harganya USD 29. Ibu tidak punya USD 29 untuk hari ini, tapi kita bisa mempertimbangkan untuk menyimpannya untuk ulang tahunmu,” jelasnya.

Menurutnya, pendekatan ini akam mengajarkan anak-anak tentang adanya harga yany bervariasi, dan tidak semua yang mereka butuhkan atau inginkan dapat diperoleh dengan mudah jika biayanya mahal.

4 dari 4 halaman

Jadikan Uang Sebagai Isu yang Menyenangkan

Penganggaran bisa menjadi topik yang cukup berat bagu anak-anak.

Untuk membuat anak-anak tetap bersemangat dalam menabung dan membuat anggaran, menurut Alexa von Tobel, bisa mulai membicarakannya dengan cara yang optimis dan memberdayakan.

"Diskusikan berbagai cara untuk memperoleh dan menghemat uang yang mereka perlukan untuk membeli barang-barang tersebut," jelasnya.

kata von Tobel melihat, orang tua kerap mengasosiasikan uang dengan stres, karena mereka hanya memikirkan hal-hal yang tidak dapat dimiliki.

"Mencoba mengarahkan anak-anak untuk memiliki momen-momen yang sangat positif dan memberdayakan seputar uang sejak dini dalam kehidupan mereka, kami tahu dari data (yang) dapat mengubah hidup mereka," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.