Sukses

Habit Sederhana Bisa Bikin Hidup Lebih Bahagia, Cara Ini Hanya Butuh Kurang dari 2 Menit

Pendiri organisasi dengan filosofi kebahagiaan, The New Happy, sekaligus pakar kebahagiaan, pembicara, dan penulis buku, Stephanie Harrison membagikan cara untuk hidup lebih bahagia.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri organisasi dengan filosofi kebahagiaan, The New Happy, sekaligus pakar kebahagiaan, pembicara, dan penulis buku, Stephanie Harrison membagikan cara untuk hidup lebih bahagia.

“Rasakan perasaanmu!”

Mungkin itu ungkapan yang seringkali kamu dengar, baik di postingan media sosial, artikel kesehatan mental, atau dari teman yang bermaksud baik.

“Sayangnya, hal ini sering sulit dilakukan karena banyak dari kita yang belum pernah diajari bagaimana cara merasakan perasaan kita,” Ungkap Stephanie dalam tulisannya melalui CNBC Make It.

Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan masalah bagi kesejahteraan seseorang. Tanpa mengetahui cara untuk merasakan perasaan diri sendiri, akan sulit untuk mengungkapkan kasih sayang kepada diri sendiri, membuat keputusan yang bijaksana, dan tumbuh secara mandiri.

Berikut ini proses sederhana yang Stephanie gunakan untuk membuat hidupnya merasa lebih bahagia, melansir laman CNBC, Rabu (27/12/2023).

Step 1: Rasakan Perasaan

Ambil napas dalam-dalam dan keluarkan untuk memusatkan diri. Kemudian, rasakan dan bertanya, “perasaan apa yang saya alami saat ini?”

Rasakan sensasi fisik apapun yang kamu alami. Misalnya, kamu mungkin bisa membedakan kemarahan karena sensasi sesak di dada, atau merasakan ketakutan karena perasaan gelisah di tangan atau kaki.

Step 2: Gambarkan Perasaan

Mengungkapkan emosi ke kata-kata akan membuat emosi tersebut menjadi lebih mudah untuk dikelola.

Bagaimana menggambarkan pengalaman emosional yang kamu rasakan saat ini, seperti kekesalan, kemarahan, iri hati, ketakutan, rasa jijik, kekecewaan, kesedihan, kesedihan, atau hal lainnya? Semakin spesifik, semakin baik.

Gambarkan perasaan tersebut dengan kalimat seperti, “Saya sedang mengalami kekecewaan saat ini.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Step 3: Terima Perasaanmu

Saat tumbuh dewasa, banyak dari kita diajari untuk menekan atau menyembunyikan emosi yang sedang dirasakan. Jadi, sebagai orang dewasa naluri pertama tersebut mungkin masih mengusir emosi yang kamu rasakan.

Kamu mungkin berpikir, “Merasakan emosi itu salah.”

Penelitian menemukan bahwa menekan emosi dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Jadi, terimalah emosi yang kamu rasakan.

Emosi ini menawarkan kesempatan untuk membuat pilihan yang berbeda dan lebih sehat. Gunakan frasa seperti, “Saya menerima bahwa saya sedang marah saat ini.”

Step 4: Terbuka dengan Perasaan

Setelah menerima perasaan itu, terbukalah dan alami sepenuhnya. Ahli neuroanatomi Jill Bolte Taylor menemukan bahwa pengalaman fisiologis suatu emosi hanya berlangsung selama 90 detik.

Berkomitmenlah untuk ‘bersama’ perasaanmu selama satu setengah menit, berikan perhatian penuh kepada emosi yang sedang kamu rasakan.

Step 5: Tetap Merasa Emosional Sampai Rasanya Berubah

Pada titik tertentu, kamu akan menyadari bahwa perasaan itu telah berubah. Kamu mungkin sekarang merasa lebih tenang, seperti badai telah berlalu. Mungkin, kamu juga akan menyadari perasaan lain muncul sebagai gantinya.

Ini adalah tanda bahwa kamu membiarkan diri untuk merasakan emosi tersebut sepenuhnya.

3 dari 3 halaman

Step 6: Tawarkan Rasa Sayang pada Diri Sendiri

Luangkan waktu sejenak untuk menawarkan kebaikan pada diri sendiri untuk menghormati apa yang baru saja kamu alami. Ada banyak cara untuk melakukan hal ini, termasuk:

  • Letakkan tanganmu di hatimu dan katakan, "Aku disini untukmu."
  • Tenangkan diri secara fisik dengan memeluk atau menarik napas dalam-dalam.
  • Validasi pengalamanmu dengan kalimat seperti, “Saya benar-benar merasa sedih sekarang.”

Step 7: Renungkan Makna Perasaan Itu Bagi Diri Sendiri

Penting untuk diingat bahwa emosi ini memiliki tujuan. Ini dapat membantumu untuk lebih memahami diri sendiri bagi kehidupan, dan apa yang paling kamu butuhkan. Ketika kita menekan emosi kita, kita terputus dari wawasan ini.

Bertanya pada diri sendiri:

  • Pikiran apa yang memunculkan perasaan itu?
  • Bagaimana pengalaman masa lalu saya mempengaruhi pemikiran tersebut?
  • Apa yang ditunjukkan oleh perasaan ini tentang bagaimana kebutuhan saya dipenuhi?
  • Pelajaran apa yang bisa diajarkan oleh emosi itu kepada saya?

Step 8: Putuskan Cara Kamu untuk Merespon

Sekarang setelah merasakan perasaan dan belajar darinya, kamu siap merespons dengan bijaksana dan membuat pilihan terbaik yang kamu bisa.

Itu akan terlihat berbeda tergantung situasinya. Kamu mungkin perlu berhenti sejenak, mengumpulkan lebih banyak informasi, meminta bantuan, memprioritaskan kebutuhan tertentu, atau menghubungi seseorang.

Pada akhirnya, dengan menggunakan proses ini, kamu akan mampu membuat rencana yang akan mendukung kesejahteraan diri, memberdayakan diri untuk membina hubungan, dan membantu diri sendiri untuk mencapai tujuan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.