Sukses

Peneliti: Taktik Sederhana Ini Dapat Buat Otak Merasa Lebih Bahagia

Dapat meningkatkan kadar hormon seperti dopamin dan serotonin dalam tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Berpura-pura sampai Anda merasakannya? Itulah yang menurut para peneliti di universitas di Australia Selatan dapat membantu saat Anda merasa sedih.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Psychology, para peneliti menemukan bahwa tersenyum bahkan senyuman palsu dapat berdampak positif pada suasana hati. 

Mengutip CNBC, Senin (31/05/2021), pada dasarnya, memicu otot wajah tertentu dengan tersenyum dapat "mengelabui" otak Anda agar berpikir bahwa Anda bahagia.

"Ketika otot Anda mengatakan Anda bahagia, Anda lebih cenderung melihat dunia di sekitar Anda dengan cara yang positif," kata Fernando Marmolejo-Ramos, penulis studi dan ahli kognisi manusia dan artifisial di University of South Australia, dalam sebuah jumpa pers.

Untuk melakukan penelitian, peneliti meminta 120 partisipan, yang terdiri dari 55 laki-laki dan 65 perempuan untuk tersenyum dengan memegang pena di antara gigi mereka, yang memaksa otot wajah mereka meniru gerakan senyuman.

Mereka menemukan bahwa aktivitas otot wajah tidak hanya mengubah ekspresi wajah tetapi juga menghasilkan lebih banyak emosi positif.

Marmolejo-Ramos mengatakan gerakan otot senyuman dapat merangsang amygdala, bagian otak yang memungkinkan Anda merasakan emosi dengan melepaskan neurotransmitter "untuk mendorong keadaan emosional yang positif."

“Untuk kesehatan mental, ini memiliki implikasi yang menarik. Jika kita bisa mengelabui otak agar menganggap rangsangan sebagai 'bahagia', maka kita berpotensi menggunakan mekanisme ini untuk membantu meningkatkan kesehatan mental,” jelas Marmolejo-Ramos.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disetujui penelitian lainnya

Penelitian dari ahli saraf yang berbasis di New York Dr. Isha Gupta juga menemukan bahwa tersenyum saja dapat meningkatkan kadar hormon seperti dopamin dan serotonin dalam tubuh.

“Dopamin meningkatkan perasaan bahagia kita. Pelepasan serotonin dikaitkan dengan berkurangnya stres. Tingkat serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi dan agresi,” kata Gupta sebelumnya kepada NBC News.

Terlebih lagi, studi pada tahun 2009 lainnya dari para peneliti di University of Cardiff di Wales menemukan sekelompok kecil (sekitar 25 orang) pengguna botox rata-rata lebih bahagia karena ketidakmampuan mereka untuk mengerutkan kening dibandingkan dengan mereka yang bisa mengerutkan kening. 

Sementara penelitian lain mengaitkan tersenyum dengan tekanan darah rendah dan umur panjang. Singkatnya, kata Marmolejo-Ramos, ada kaitan kuat antara tindakan dan persepsi.

"Pendekatan 'berpura-pura' sampai Anda berhasil 'bisa memiliki lebih banyak pengaruh daripada yang kita harapkan," katanya.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.