Sukses

Kebakaran Hutan di Riau Sulit Dipadamkan

Titik api meluas sehingga Pasukan Manggala Agni dibantu Dinas Kehutanan Provinsi Riau kewalahan. Sumber air mengering akibat musim kemarau. Kabut asap diperkirakan bakal mencapai Singapura dan Malaysia.

Liputan6.com, Pekanbaru: Pasukan Manggala Agni kewalahan menangani kobaran api yang meluas di Provinsi Riau. Dinas Kehutanan Riau yang ikut membantu juga tetap membuat 240 personel Manggala Agni tak berkutik. Titik api dilaporkan semakin banyak. Si jago merah juga sulit dikendalikan karena sumber air mengering akibat kemarau. Demikian pantauan SCTV dari Pekanbaru, Riau (23/6).

Kebakaran hutan diyakini karena para pemilik perkebunan atau warga setempat membakar lahan untuk membersihkan areal perkebunan sebelum memasuki musim tanam. Dampaknya, api meluas dari areal Hutan Tanaman Industri dan Hak Pengusahaan Hutan ke lahan gambut. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Riau Asral Rahman, kebakaran sulit dipadamkan karena titik api berada di bawah permukaan tanah.

Untunglah, siang tadi, kepulan kabut asap tidak terlalu mengganggu jadwal penerbangan Bandar Udara Sutan Syarif Kasim. Pesawat mendarat dibantu petugas menara pengawas. Tadi pagi, aktivitas bandara memang sempat terganggu. Ini akibat jarak pandang pilot hanya mencapai 400 meter [baca: Bandara Sutan Syarif Kasim Normal].

Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika Riau Achmad Zakir mengaku khawatir kabut asap akan merambah Malaysia dan Singapura. Pasalnya, Kementerian Negara Lingkungan Hidup mendeteksi ada 33 titik panas di Sumatra. Sejumlah hot spot juga ditemukan di Kalimantan. Jika tak diatasi, titik panas berpotensi menyebar ke negara tetangga. Apalagi, saat ini, curah hujan minim ditambah embusan angin barat daya dan angin timur khatulistiwa sangat kencang. "Tidak ada hujan sehingga dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab," kata Zakir.

Kepala Bidang Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup Hermono Sigit mengamini kondisi tersebut. Sigit memprediksikan kebakaran bakal terjadi hingga September mendatang. Diperkirakan, dua atau tiga pekan lagi, kabut asap pasti sampai ke Selat Malaka.

Dari catatan yang dirangkum SCTV, hutan-hutan di Sumatra dan Kalimantan memang sering dilanda kebakaran. Kondisi terparah terjadi pada 1997. Ketika itu, pemerintah Malaysia turun tangan memadamkan api. Tebalnya kabut asap juga mengakibatkan penduduk Pekanbaru, Riau, terserang penyakit pernapasan dan batuk. Warga setempat memakai masker agar asap tak terhirup langsung. Kondisi serupa juga pernah melanda Pontianak, Kalimantan Barat, dua tahun silam [baca: Gangguan Kabut Asap Meningkat di Pontianak].

Penyebaran kabut asap membuat pemerintah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand gerah. Sebab, mereka selalu kena getah. Berulang kali pemerintah Indonesia diminta menjelaskan langkah antisipasinya. Kenyataannya, kebakaran hutan tetap terjadi lagi.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini