Sukses

Bamsoet Golkar: Kemarahan SBY Bisa Pengaruhi Pengadilan

Bambang menyarankan, SBY sebaiknya menempuh jalur hukum tanpa marah-marah di hadapan publik.

Kemarahan yang ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membantah terdakwa dugaan suap impor daging Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dinilai berlebihan. Dikhawatirkan, kemarahan SBY mempengaruhi proses hukum.

"Sikap dan kemarahan presiden yang demikian keras dapat mempengaruhi pengadilan. Hakim, jaksa, saksi dan tentu saja terdakwa akan merasa tertekan," kata anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo, Jumat (11/10/2013).

Bambang menyarankan, SBY sebaiknya menempuh jalur hukum tanpa marah-marah di hadapan publik. Sepatutnya, kata dia, sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, SBY sebaiknya menyikapi hal tersebut lebih elegan.

Meski demikian, pria yang kerap disapa Bamsoet ini menilai kemarahan SBY adalah hal yang wajar sebagai manusia biasa. "Sebagai manusia kami memaklumi, jika SBY berang karena namanya disebut di pengadilan," kata politisi Golkar ini.

SBY membantah keterangan LHI di persidangan itu. SBY pun mantan Presiden PKS itu untuk tidak mengalihkan isu.  "Jangan suka mengalihkan isu kepada orang-orang yang sebenarnya tidak tahu. Itu sudah kejahatan," tegas Presiden SBY di Pangkalan Udara TNI Halim Perdanakusuma, semalam.

SBY juga memerintahkan Menteri Pertanian Suswono untuk mencari tahu identitas 'Bunda Putri'. Bahkan, SBY mempertanyakan apa kaitan Bunda Putri dengan reshuffle kabinet.

Kepada para penegak hukum, Presiden SBY meminta agar kasus korupsi LHI diungkap hingga tuntas. "Saya minta di negeri tercinta ini tegakkan kebenaran dan keadilan. Kalau ada kejahatan yang melibatkan Luthfi Hassan, saya minta tegakkan dengan benar. Ungkap secara tuntas, tegakkan hukum seadil-adilnya, ksatria," kata SBY.

Sebelumnya, LHI mengaku Bunda Putri dikenal dekat dengan Presiden SBY. Bahkan tahu seluk beluk politik terutama tentang isu reshuffle kabinet. (Adi/Ism)