Bentengi Pantai Kuta Bali dari Abrasi, Pemerintah Bangun 5 Breakwater Sepanjang 5,3 Km

Pemerintah Bangun 5 Breakwater Sepanjang 5,3 Km di Pantai Kuta Bali... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintah terus memperkuat perlindungan kawasan pesisir Bali melalui proyek besar revitalisasi garis pantai Kuta–Legian–Seminyak dan pembangunan breakwater sepanjang 5,3 kilometer. Proyek ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung keberlanjutan sektor pariwisata di Pulau Dewata.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau langsung progres pembangunan di Pantai Kuta, Senin (13/10/2025). Dalam kunjungan itu, AHY didampingi perwakilan dari Kementerian PUPR.

Menurut AHY, abrasi yang terus terjadi sejak 1980-an telah menggerus garis pantai sejauh 15–20 meter. Oleh karena itu, proyek ini tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur fisik, tetapi juga sebagai bentuk komitmen menjaga alam Bali dan melindungi masyarakat di wilayah pesisir.

“Ini adalah bagian dari pembangunan infrastruktur untuk melestarikan alam, bukan hanya melindungi alam dan lingkungan kita agar tidak terus tergerus oleh ombak laut, yang juga bisa mengancam masyarakat di sepanjang pantai,” kata AHY, Selasa (14/10/2025).

2 dari 2 halaman

Proyek Rp 260 M Lindungi Pantai Kuta

Proyek perlindungan garis pantai Kuta–Legian–Seminyak tak hanya difokuskan pada pembangunan fisik, tetapi juga pada aspek kelestarian lingkungan. Pemerintah membangun lima unit breakwater, masing-masing sepanjang sekitar 110 meter, guna meredam kekuatan ombak yang menyebabkan abrasi.

Selain itu, dilakukan pengisian pasir (sand nourishment) menggunakan pasir dari kawasan Jimbaran yang memiliki karakter serupa dengan pasir asli Pantai Kuta. Pendekatan ini diambil berdasarkan hasil riset dan studi kelayakan teknis, agar tetap menjaga estetika dan keseimbangan ekosistem.

Dengan nilai proyek mencapai Rp 260 miliar, pembangunan ini didanai melalui skema pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan dikerjakan oleh PT Adhi Karya. Saat ini, progresnya telah mencapai 18 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2026.

Ketua Umum Partai Demokrat ini menegaskan, pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk memantau daerah lain yang juga rentan abrasi di Bali.

“Artinya, membangun infrastruktur itu tidak hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk menjaga kelestarian, khususnya di Bali. Kelestarian lingkungan alam Bali ini adalah segalanya, karena Bali merupakan andalan kita semua, andalan Indonesia, terutama dalam sektor pariwisata. Bali harus terus terjaga,” tegasnya.

Selain berdampak pada pelestarian lingkungan, proyek ini diharapkan memperkuat daya tarik wisata Bali, meningkatkan kenyamanan wisatawan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Sumber: Merdeka.com/Nur Habibie