Sukses

Aksi Konvoi Brimob di Kejagung, Imbas Penguntitan Densus 88 terhadap Jampidsus

Kejaksaan Agung Republik Indonesia membenarkan peristiwa konvoi kendaraan personel Brimob Polri menggeruduk Gedung Korps Adhyaksa.

Liputan6.com, Jakarta Kejaksaan Agung Republik Indonesia membenarkan peristiwa konvoi kendaraan personel Brimob Polri menggeruduk Gedung Korps Adhyaksa.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana, mengatakan aksi konvoi personel Polri itu adalah satu rangkaian dari peristiwa penguntitan anggota Densus 88 Antiteror Polri terhadap Jampidsus Febrie Ardiansyah.

"Ya (konvoi Brimob) itu rangkaian semuanya yang sudah dilaporkan kepada pimpinan," kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana saat jumpa pers, Rabu (29/5/2024).

Namun demikian, Ketut tidak menjelaskan lebih lanjut terkait detail dari peristiwa konvoi motor dan mobil para personel Brimob. Dia hanya mengaku kalau kejadian itu telah dilaporkan antar-pimpinan kedua lembaga.

"Pimpinan sudah menyelesaikannya dengan baik. Pak Kapolri dan Pak Jaksa Agung sudah ketemu," kata Ketut.

Lebih lanjut, Ketut membantah terkait adanya peningkatan pengamanan oleh Polisi Militer (PM) pasca penguntitan oknum Densus 88 Antiteror Polri terhadap Jampidsus Febrie Ardiansyah dan konvoi Brimob Polri di gedung Kejagung. Dia meluruskan pengamanan itu memang sudah menjadi perjanjian antara Kejagung dengan TNI.

"Tidak. Saya jelaskan, tidak ada peningkatan pengamanan. Kenapa melibatkan TNI, Pak? Itu banyak pertanyaan kepada kami. Kita punya organik jajaran Kejaksaan Agung, yaitu Jampidmil," kata Ketut.

"Di mana jajaran Jampidmil TNI itu kita gunakan semua ya dalam rangka proses pengamanan pimpinan maupun pengamanan gedung yang ada di Kejaksaan Agung," tambahnya.

Peristiwa oknum Densus 88 Antiteror Polri menguntit Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah bikin geger publik Tanah Air.

Peristiwa tidak lazim itu terjadi ketika Jampidsus Febrie Adriansyah sedang makan di sebuah restoran Perancis di Kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Minggu, 19 Mei 2024.

Aksi penguntitan dua oknum Densus 88 itu diketahui pengawal Jampidsus dari Polisi Militer (PM). Salah satu oknum Densus 88 tertangkap basah dan langsung diamankan personel PM. Sementara, satu oknum Densus 88 lainnya berhasil melarikan diri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Brimob Konvoi Geber-geber Motor dan Mobil di Gedung Kejagung

Usai peristiwa pengintaian itu terkuak ke publik, beredar video aksi konvoi personel Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin malam, 20 Mei 2024.

Dikonfirmasi, salah seorang pedagang di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, membenarkan adanya aksi konvoi para polisi itu. Dia menceritakan dengan detail terkait peristiwa yang terjadi.

"Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) pintunya ketutup. Enggak perhatiin, cuma ya motornya doang. Rame-rame," kata saat ditemui merdeka.com, Minggu, 26 Mei 2024.

Rombongan polisi berkendara itu melintas sebanyak tiga kali pada malam itu. Awalnya, dia sempat tidak curiga. Namun ketika rombongan itu Kembali untuk ketiga kalinya, barulah kecurigaan muncul.

"Kira-kira 8 sampai 9 motor, malah lebih kayaknya. Ada mobilnya juga sih. Kalau enggak salah waktu itu ada yang geber-geber di depan pintu," ucapnya.

"Tadinya sih enggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif," tambahnya.

Setelah kejadian itu, si pedagang yang sempat curiga dengan kondisi tersebut pun mengakui kalau beberapa kali melihat gedung Kejagung turut terparkir kendaraan Polisi Militer (PM) TNI.

Kondisi itu menurutnya tampak tidak wajar, sebab dia sudah cukup lama berjualan di sekitar pintu masuk gedung Kejagung. Dia mengaku tidak pernah melihat suasana seperti itu. Ditambah kendaraan PM TNI yang intens berjaga di depan gedung.

"Iya, pokoknya setelah berapa kali, di sini dijagain PM terus. Sebelumnya enggak. Terus PM juga sempet muter," sebutnya.

Sementara itu, dari dokumentasi yang didapat, rombongan konvoi tampak dilakukan oleh personel Brimob Polri lengkap dengan kendaraan taktis motor dan mobil.

Mereka sambil menyalakan sirene, tepat berhenti di gerbang belakang gedung Kejagung. Seperti memberikan sebuah tanda hendak masuk ke gedung, namun gerbangnya tetap tertutup. 

3 dari 3 halaman

Aksi Penguntitan Densus 88 Terhadap Jampidsus Dilakukan di Ruang VIP Restoran

Baik Kejaksaan Agung maupun Polri, sebelumnya bungkam soal isu penguntitan yang dilakukan oknum Densus 88 Antiteror Polri terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah. Namun, lambat laun fakta pun akhirnya terkuak. 

Peristiwa penguntitan itu dibenarkan oleh seorang pengelola restoran. Dia menyebut aksi penguntitan terhadap Jampidsus itu terjadi di lantai dua ruang VIP restoran.

"Kalau benar, benar ada (peristiwanya). Saya pun menyaksikan sebenarnya, kalau itu di lantai 2. VIP di atas," katanya saat ditemui merdeka.com, Minggu, 26 Mei 2024.

Dia pun menyebut peristiwa penguntitan itu terjadi saat kondisi restoran terbilang sepi. Termasuk saat personel PM mengamankan salah seorang penguntit, menurutnya sangat senyap, tidak menimbulkan kegaduhan.

"Kebetulan sepi waktu itu, tamu cuma satu, kebetulan di bawah. Benar (tiba-tiba pelaku penguntit ketahuan)," ucapnya.

"Aman (tidak gaduh), penangkapan juga enggak ada di dalam sini, di luar. Kita kan menjaga juga supaya customer tidak terganggu atau tahu gimana," tambahnya.

Meski begitu, dia tidak hafal secara pasti wajah para penguntit yang belakangan diketahui merupakan anggota Densus 88 Antiteror Polri. Sebab, saat kejadian para penguntit ada yang diamankan di dalam restoran.

Saat disinggung apakah benar orang yang dikuntit itu merupakan Jampidsus Febrie Adriansyah, dia membenarkan. Sebab, Febrie Adriansyah sudah dikenal sebagai pelanggan yang sering datang ke restoran tersebut.

"Iya (benar Jampidsus)," katanya.

Lebih lanjut, dia mengaku tidak tahu menahu terkait alasan penguntitan yang dilakukan anggota Densus 88 tersebut. Kejadian itu hanya kebetulan terjadi di lokasi restorannya.

"Kalau ditangkap, dari pihak ininya (pengawal Jampidsus). Kita pokoknya dari resto enggak (ikut-ikutan). Kita kan cuma menyediakan tempat aja, dan kebetulan TKP aja di sini," tuturnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.