Sukses

Prabowo Jadi Pemimpin RI Pertama Penerima Zayed Medal, Ini Kata Pakar

Menurut Teuku Rezasyah, selain ketulusan hati dari Prabowo Subianto, pemerintah UEA juga melihat ada jaminan kerjasama yang berkelanjutan antara pemerintah Indonesia yang baru dengan UEA.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Hubungan Internasional (HI) Teuku Rezasyah mengatakan, penganugerahan Zayed Medal dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammad bin Zayed Al Nahyan (MBZ) kepada Menteri Pertahanan RI  Prabowo Subianto merupakan berkat dari ketulusan hati yang dimiliki oleh Prabowo Subianto.

“Orang Arab itu kan kalau melihat sesuatu itu melihat dari praktek dan dari hati, mereka juga bisa melihat rona wajah ketulusan, mereka bisa melihat ada ketulusan dari pihak Pak Prabowo untuk datang kepada mereka, dan untuk itu sekaligus juga beliau membawa Pak Gibran ya,” kata Teuku Rezasyah kepada wartawan, Jumat (17/05/2024).

Menurut Teuku Rezasyah, selain ketulusan hati dari Prabowo Subianto, pemerintah UEA juga melihat ada jaminan kerjasama yang berkelanjutan antara pemerintah Indonesia yang baru dengan UEA. Apalagi, Prabowo-Gibran memastikan akan melanjutkan kerja-kerja Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke depan.

“Saya perhatikan Pak Prabowo ini sangat mengerti upaya melanjutkan pencapaian terbaik Pak Jokowi tapi beliau ingin maju lebih lanjut, ini wajar karena melanjutkan pencapaian itu kan harus dilanjutkan dengan inovasi dan konsisten. Ini menunjukkan bahwa ada jaminan bagi pihak Uni Emirat Arab bahwa pembangunan yang selama ini dilaksanakan di Indonesia itu akan tetap berlanjut, akan sangat penting bagi Indonesia dan kami terbuka buat kerja sama lebih lanjut,” ucapnya.

Dikatakan dosen Ilmu Hubungan Internasional itu, gaya komunikasi pemerintah Indonesia juga dinilai berbeda dengan kepala-kepala negara dari Amerika maupun Eropa, di mana para kepala negara ini lebih mengandalkan konsultan mereka dan banyak membicarakan masalah terkait dengan Israel. Sementara Indonesia lebih mengutamakan kerjasama percepatan ekonomi dan budaya.

“Ini jarang dilakukan oleh orang-orang Barat, orang-orang Eropa Amerika kan datangnya misalnya komunikasi lewat konsultan ya kemudian jarang mereka datang ke sana kalau pun datang ke sana omongannya kan selalu upaya misalnya membackup Israel kan, kemudian terjebak dalam rivalitas Syiah Sunni,” ungkapnya.

“Tapi Pak Prabowo kan nggak bicara soal itu, yang beliau bicarakan pure ekonomi corporation, kemudian hubungan baik antar budaya, antar peradaban sesama dan ini sangat dihargai oleh pihak Uni Emirat Arab tersebut,” sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Langkah Baik Menuju Pelantikan

Lebih jauh, Teuku Rezasyah mengatakan, kunjungan Prabowo dan Gibran ke UEA menjadi langkah awal yang baik menuju pelantikan mereka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2024 mendatang. Apalagi pemerintah UEA sudah beberapa kali menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia sebelumnya.

“Saya pikir iya karena Pak Prabowo ini benar-benar efisien dan efektif dengan waktu sekarang tinggal 5,5 bulan sebelum beliau pelantikan sudah ada gerakan-gerakan yang menjanjikan dari beliau, memang ini kan menunjukkan komitmen. Kalau dengan Arab itu pertama anda harus membuktikan bahwa anda itu tulus dan anda harus datang sendiri dan beliau sudah buktikan itu,“ jelasnya.

Diakui Teuku Rezasyah, Prabowo Subianto merupakan sosok pemimpin yang tegas dan tidak suka dengan intervensi negara luar atas kedaulatan bangsa Indonesia, hingga kebijakan atau keputusan-keputusan penting yang diambil nanti tidak keluar dari janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye pilpres kemarin.

“Pak Prabowo kalau kita lihat janji-janji beliau itu sangat tegas, sangat terukur dan beliau sangat mengedepankan kepentingan nasional Indonesia, kemuliaan Indonesia dan juga memberlakukan negara lain secara fair dan Indonesia tidak akan jadi ekor negara mana pun, kira-kira pesan yang disampaikan Pak Prabowo itu,” akuinya.

Teuku Rezasyah juga menyarankan agar ke depan Prabowo Subianto aktif dalam forum-forum internasional, baik itu KTT hingga kegiatan PBB untuk menghalangi kekuatan, baik itu kekuatan keamanan maupun penguatan ekonomi.

“Untuk itu saya pikir Pak Prabowo hendaknya banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan multilateral, misalnya di KTT beliau harus datang. Kalau Pak Jokowi kemarin banyak pilih-pilih kan dan pak Jokowi tidak membuka diri untuk konferensi pers, saya berharap Pak Prabowo ini datang ke kegiatan multilateral bahkan kegiatan PBB,” harapnya.

“Beliau harus hadir, kalau perlu di dalam sidang majelis umum beliau hadir menggalang banyak koalisi moral, koalisi ekonomi politik dengan negara-negara lain kalau perlu dalam sidang majelis umum, kan banyak juga pemimpin yang hadir. Jadi dengan demikian beliau bisa menggalang solidaritas dengan negara-negara PBB dan OKI karena konferensi Asia Afrika ini hampir 70 tahun harusnya terobosan dari seseorang yang karismatik, Pak Prabowo ini ideologis,” tutupnya.

 

3 dari 3 halaman

Pererat Hubungan Kedua Negara

Diketahui, penghargaan Zayed Medal itu diberikan atas ketulusan upaya Prabowo yang mempererat hubungan dua negara.

"Yang Mulia Syeikh Muhammad bin Zayed Al Nahyan menganugerahkan 'Zayed Medal' kepada Yang Mulia Prabowo Subianto," tulis Kantor Berita Resmi UAE, Wakalat Anba'a al Emarat (WAM), dikutip Kamis (15/5/2024).

Berdasarkan pantauan di Wikipedia, Prabowo menjadi satu-satunya pemimpin Indonesia yang menjadi penerima Zayed Medal, menandai sejarah baru bagi RI.

Berikut adalah daftar pemimpin dunia yang menjadi penerima Zayed Medal dari masa ke masa:

1. Kaisar Jepang Naruhito

2. Sepp Blatter

3. Mantan Presiden Senegal, Abdoulaye Wade

4. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

5. Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa

6. Mantan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabahl

7. Mantan Presiden Pakitan, Pervez Musharraf

8. Emir Kuwait, Sheikh Nawaf Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah

9. Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh

10. Mantan Presiden Turkmenistan, Gurbanguly Berdimuhamedow

11. Presiden Rusia, Vladimir Putin

12. Sheikh Mohammed bin Marhoon Al Maamari, Oman

13. Mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush

14. Presiden Suriah, Bashar al-Assad

15. Mantan Presiden Lebanon, Michel Suleiman

16. Mantan Presiden Kazakstan, Nursultan Nazarbayev

17. Mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel

18. Ratu Inggris Elizabeth II

19. Mantan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak

20. Wakil Presiden, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum

21. Pemimpin Sharjah, Sultan bin Muhammad Al-Qasimi

22. Raja Maroko, Mohammed VI

23. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud

24. Abdul Raziq bin Abdul Qadir Al Shahourzi

25. Qasim bin Mohammed Ibrahim Al Ma’aeeni

26. Mantan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Murray McCully

27. Presiden China, Xi Jinping

28. Mantan Presiden Ethiopia, Abiy Ahmed

29. Presiden Eritrean, Isaias Afwerki

30. Pendeta Katolik Koptik, Yoannis Lahzi Gaid

31. Perdana Menteri India, Narendra Modi

32. Diplomat India, Navdeep Singh Suri

33. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi

34. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud

35. Presiden Prancis, Emmanuel Macron

36. Sultan Oman, Haitham bin Tariq

37. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan

38. Raja Yordania, Abdullah II

39. Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.