Sukses

Prediksi Pakar Geologi: Masih Ada Gempa Susulan di Tanah Bumbu, Kalsel dalam Beberapa Hari ke Depan

Danny Hilman juga menyebut bahwa gempa Tanah Bumbu, Kalsel merupakan salah satu gempa spesial, lantaran tidak banyak terjadi di daerah Kalimantan.

Liputan6.com, Jakarta Pakar Geologi, Gempa Bumi dan Geotektonik Danny Hilman menerangkan bahwa gempa bumi magnitudo 7,1 yang mengguncang Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, pada Selasa (29/8/2023) dini hari tadi tidak berpotensi tsunami.

Meski tidak berpotensi tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah terjadi gempa susulan yang masing-masing berkekuatan magnitudo 6,5 dan 6,7. Bahkan diprediksi lindu susulan bakal terjadi beberapa hari ke depan. 

"Sudah ada malah, udah ada gempa 6,5 SR dan 6,7 SR seperti yang diberitakan oleh BMKG," ucap Danny Hilman kepada Liputan6.com, Selasa.

"Cukup banyak mungkin kalau 7,1 sih ya. Bisa beberapa hari masih ada," sambungnya. 

Danny juga menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di kedalaman 500 km tidak berpotensi terjadinya tsunami. Hal ini karena lindu berada di dalam bumi yang tidak menyebabkan tsunami. 

“Saya bilang tadi gempanya dalam 500 km, jadi nggak ada hubungan sama tsunami karena jauh di dalam bumi. Kalau yang ada hubungan dengan tsunami itu kalau gempanya dangkal," jelas Danny.

Danny juga menyebut bahwa gempa Tanah Bumbu merupakan salah satu gempa spesial, lantaran tidak banyak terjadi di daerah Kalimantan. Namun, gempa ini banyak terjadi di wilayah Nusa Timur yang dinilai memiliki struktur geologi yang cukup rumit.  

"Jadi gempa yang termasuk spesial lah, tidak banyak terjadi. Tapi memang banyak di bagian Nusa Timur karena struktur geologinya memang complicated ya," kata Danny.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan Kalimantan yang Menjadi Pusat Gempanya

Danny Hilman mengatakan jika gempa tersebut terjadi di Selat Makassar yang lokasinya lebih dekat dengan Bali dan Nusa Tenggara. Kalimantan juga disebut bukan daerah utama yang menjadi pusat gempa. 

"Ya, ya ini nggak di Kalimantan sih. Itu di Selat Makassar lebih dekat ke Bali. Malah ke Nusa Tenggara," ujar Danny. 

Tak hanya itu, gempa tersebut juga berasal dari dalam laut, di antara wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Bahkan bisa dikatakan gempa tersebut lebih dekat ke wilayah Nusa Tenggara daripada wilayah lainnya. 

“Ya itu tidak di Kalimantan tadi, gempanya di laut itu ya, di antara kalimantan, Sulawesi dengan Nusa Tenggara. Lebih dekat ke Nusa Tenggara malah," jelas dia.

Ada pun lokasi gempa letaknya berada di bagian utara Nusa Tenggara antara Lombok dan Bali.

3 dari 3 halaman

Gempa Terjadi karena Adanya Subduksi dari Lempeng Australia

Danny Hilman juga menjelaskan jika kemungkinan besar terjadinya gempa karena adanya subduksi dari lempeng Australia yang berada di bawah laut Jawa. 

"Simpelnya tidak ada yang tahu, tapi kemungkinan besar itu terkait dengan zona sisa lempeng subduksi yang lempeng Australia disubduksikan di bawah laut Jawa," jelas Danny.

Terdapat zona dari sisa lempeng Australia yang menjadi subduksi terjadinya gempa bumi berkekuatan besar tersebut. Tak hanya itu, gempa ini juga diakibatkan adanya aktivitas tektonik. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini