Sukses

Dekranasda Tarakan Hadirkan Booth UMKM di Festival 6, Ada Batik Karya Siswa Sekolah Luar Biasa

Pemerintah Kota Tarakan melalui Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Tarakan turut memeriahkan acara tersebut dengan menghadirkan booth produk dari para pelaku UMKM Kota Tarakan.

Liputan6.com, Jakarta Selama dua hari gelaran Festival 6, Pemerintah Kota Tarakan melalui Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Tarakan turut memeriahkan acara tersebut dengan menghadirkan booth produk dari para pelaku UMKM Kota Tarakan. Booth ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai produk hasil olahan laut hingga kerajinan tangan para pelaku UMKM ke para pengunjung Festival 6.

Sekretaris Dekranasda Tarakan, Rini mengatakan bahwa Dekranasda memiliki tanggung jawab untuk membina pengrajin-pengrajin, khususnya pengrajin craft. Untuk itu, berbagai produk dari pengrajin tersebut dibawa pada Festival 6 kali ini.

“Yang kita bawa pada Festival 6 ini ada batik khas Tarakan. Dari batik yang sudah senior hingga batik yang baru kita bina maupun batik yang dibuat oleh siswa-siswa Sekolah Luar Biasa (SLB),” katanya.

“Kemudian kita ada boneka rajut yang sudah Standar Nasional Indonesia (SNI) jadi produk ini sangat aman untuk anak-anak,” jelas Rini.

Selain itu, Dekranasda Tarakan juga menghadirkan ikat kepala khas Bumi Paguntaka yang disebut sebagai singal. Tak hanya itu, tas dari kulit kayu pun dihadirkan pada Festival 6 kali ini untuk bisa dibeli oleh para pengunjung yang hadir.

“Kita juga ada tenun yang berasal dari pengrajin Nusa Tenggara Timur yang mengadopsi motif Batik Tarakan,” ucap Rini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Batik Karya Siswa Sekolah Luar Biasa

Terkait dengan batik yang dibuat oleh siswa-siswa Sekolah Luar Biasa, Rini mengungkapkan bahwa Dekranas Kota Tarakan melakukan pembinaan. Pembinaan yang diberikan oleh Dekranasda Tarakan melalui dua cara, yakni dari pemasaran produk dan pelatihan.

Pelatihan yang diberikan, bukanlah ditujukan secara langsung kepada siswa Sekolah Luar Biasa, namun lebih kepada guru dari siswa-siswa tersebut.

“Karena kalau kami melatih langsung siswanya, kami memiliki keterbatasan dengan bahasa yang digunakan. Yang SLB kebanyakan di tunarungu dan disabilitas fisik,” ungkapnya.

“Kemarin, yang tunarungu kami magangkan di pengrajin batik yang sudah senior,” imbuh Rini.

3 dari 3 halaman

Ada Hasil Olahan Laut

Selain produk kerajinan tangan yang dihadirkan oleh Dekranasda Kota Tarakan, kuliner hasil olahan laut pelaku UMKM pun disuguhkan untuk pengunjung Festival 6.

“Kami juga ada sebagian kecil makanan dalam kemasan yang kita bawa untuk melengkapi produk yang dihadirkan pada acara ini,” ujar Rini.

“Yang kami hadirkan ini merupakan produk unggulan yang tersedia di Kota Tarakan. Karena Tarakan merupakan daerah pulau jadi hasil olahan laut juga menjadi unggulan,” jelasnya.

Rini menyebut bahwa produk unggulan hasil olahan laut sangatlah banyak, salah satunya adalah kerupuk ikan pepija.

“Bandeng juga berlimpah di Kota Tarakan, selain buat olahan bandeng, abon bandeng ada juga amplang. Di Tarakan pun kepiting dan udang juga berlimpah,” sebutnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini