Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan menyelimuti seluruh wilayah DKI Jakarta, pada Minggu pagi 28 Mei 2022.
Kondisi cuaca di Ibu Kota tersebut dilaporkan BMKG berlangsung hingga malam hari dan diprediksi tak ada hujan maupun langit mendung yang bakal terjadi.
Baca Juga
Cuaca cerah berawan juga terjadi di ketiga kota daerah penyangga Jakarta, yakni Bogor, Depok, dan Bekasi. Namun, pada siang hari hujan turun dengan intensitas sedang.
Bahkan diperkirakan ketiga kota tersebut berpotensi dibarengi petir dan angin kencang.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga malam hari di wilayah Kota Depok, Kota Bekasi, Kab Bekasi," jelas BMKG.
Sementara, Tangerang diprediksi berawan pagi hingga malam, siang hari turun hujan intensitas ringan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah |
Bekasi | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Hujan Sedang |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Hujan Sedang |
Bogor | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Hujan Sedang |
Tangerang | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Akhir-akhir ini masyarakat di wilayah pulau jawa dilanda hujan dan terasa dingin. Ini dia penjelasannya.
Peneliti Kembangkan Sensor Fleksibel dan Ekonomis untuk Pelaporan Cuaca
Semetara itu, tim peneliti dari Osaka Metropolitan University dan University of Tokyo tengah mengembangkan lembaran sensor yang dapat disisipkan dan ringan guna mengantisipasi kejadian cuaca buruk.
Lembaran itu menampilkan sensor resistif fleksibel dan analisis komputasi reservoir.
Sebagai perangkat tunggal, ia memungkinkan pengukuran volume rintik hujan dan kecepatan angin secara real-time. Selain itu, ia juga dapat melaporkan informasi cuaca saat ia dipasang misalnya pada payung, mobil, atau rumah.
"Temuan ini membuka pendekatan ekonomis untuk pelaporan cuaca, yang berkontribusi pada kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat yang lebih besar," ujar Kuniharu Take, profesor di Osaka Metropolitan University dan peneliti utama di riset ini dikutip dari Eurekalert pada Selasa (17/5/2022).
Untuk menentukan volume hujan, sensor mengukur hambatan listrik yang dihasilkan ketika tetesan air hujan mengenai permukaannya. Sensor dilapisi oleh lembaran silikon superhidrofobik yang terbuat dari polydimethylsiloxane (PDMS), yang diresapi dengan graphene dan diproses lebih lanjut dengan laser.
Silikon superhidrofobik menolak tetesan air, yang memastikan daya tahan dan stabilitas sensor. Sementara tekstur laser memungkinkan kontrol dan pengukuran konstan terhadap perilaku tetesan air, baik itu statis (diam), meluncur, memantul, atau membelah pada permukaan sensor.
Advertisement
Smartphone Bisa Bantu Tingkatkan Prakiraan Cuaca
Sejumlah besar data GPS dari smartphone dan perangkat navigasi satelit dapat membantu meningkatkan pemahaman umum tentang fenomena cuaca dan membuat model prakiraan ini lebih presisi. Untuk tujuan ini, proyek CAMALIOT diluncurkan.
CAMALIOT
Mengutip Eurekalert, CAMALIOT adalah aplikasi smartphone berbasis Machine Learning yang bertujuan membangun infrastruktur untuk pengumpulan observasi dalam skala besar dari berbagai jenis dan kualitas penerima berkemampuan GPS.
Infrastruktur ini sedang dikembangkan oleh kelompok peneliti dari Benedikt Soja, profesor Geodesi Luar Angkasa di Departemen Teknik Sipil, Lingkungan, dan Geomatika di ETH Zurich, Swiss.
Aplikasi CAMALIOT memungkinkan pengguna mengakses dan mengumpulkan data satelit GPS mentah dari masing-masing smartphone, memanfaatkan frekuensi ganda dan chipset mult-konstelasi yang sekarang tersedia di smartphone Android modern.
Aplikasi ini dirancang oleh IIASA, di mana Linda See, seorang peneliti di Novel Data Ecosystems for Sustainability Research Group, melakukan supervisi atas proyek tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.