Sukses

Bocah di Tangsel Jadi Korban Penganiayaan dan Perundungan 8 Orang Tetangganya

Seorang bocah menjadi korban penganiayaan delapan orang. Kedelapan orang ini merupakan tetangga yang kesehariannya sering berinteraksi dengan korban.

Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah menjadi korban penganiayaan delapan orang. Kedelapan orang ini merupakan tetangga yang kesehariannya sering berinteraksi dengan korban.

Video penganiayaan bocah itu viral di media sosial.

Kapolres Tangsel, AKBP Sarly Sollu mengatakan, korban diketahui berinisial Z dan tersangka diduga berjumlah 8 orang.

"Sampai dengan saat ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan pelapor, diketahui tersangka berjumlah 8 orang yang merupakan tetangga korban," ujar Sarly saat dikonfirmasi, Tangsel, Rabu (18/5/2022).

Akibat kekerasan itu, korban mengalami luka di sekujur tubuhnya.

"Atas kejadian tersebut korban mengalami luka bakar pada lengan kiri dan bibir bawah. Kemudian ibunya langsung lapor ke Polres Tangsel," kata Sarly.

Orangtua korban mengetahui anaknya menjadi korban perundungan dan kekerasan dari handphone miliki korban. Ibu korban mengecek langsung handphone tersebut, dan mendapati video-video perudungan yang diterima anaknya.

Ibu korban, Nuryanah (40) menceritakan kronologi kekerasan yang dialami anaknya kepada awak media. Dia menjelaskan, handphone yang digunakan untuk merekam perundungan tersebut adalah milik anaknya.

"Jadi, kejadian itu hari Minggu malam, 15 Mei 2022. Anak saya sudah larut malam enggak pulang-pulang. Saya cariin enggak ketemu juga," ujar Nuryanah.

Z baru ditemukan pada Senin dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB. Korban mengaku hanya usai bermain bersama teman-temannya.

"Bilangnya abis main aja," kata Nuryanah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berkat Status WhatsApp

Kecurigaannya juga dipicu oleh update-an status WhatsApp anaknya. Saat Z tak kunjung pulang, akun WhatsApp Z update status dengan kata-kata tak senonoh, bahkan mengunggah video kekerasan.

"Jadi handphone anak saya ini dipakai untuk rekam kejadian itu. Dan mereka (pelaku) membajak status anak saya, bikin status video kejadian sama kata-kata yang tidak senonoh," papar Nuryanah.

Sebagai orangtua, dia merasa curiga karena sang putra terkendala dalam baca dan tulis.

"Anak saya ini untuk baca tulis sedikit lama, pas pasang status gitu saya curiga. Kok anak saya begitu lancar," ungkapnya.

Merasa curiga, Nuryanah memeriksa telepon genggam anaknya dan benar saja terdapat beberapa video kekerasan yang dialami oleh anaknya.

"Pas saya mau salat subuh itu, saya cek handphone anak saya dan ada video itu yang beredar. Tapi anak saya enggak mau ngaku kalau habis dianiaya," tandas Nuryanah.

Makanya, tak terima anaknya mendapat penganiayaan, Nuryanah langsung melaporkannya kepada polisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.