Sukses

Pemkot Tangerang Awasi Aktivitas PTM 100 Persen, Cegah Hepatitis Akut dan Covid-19

Aktifitas pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen kembali digelar di sekolah Kota Tangerang, namun ada pengawasan ketat yang dilakukan untuk mencegah penyakit menular terjadi pada siswa.

Liputan6.com, Jakarta Aktifitas pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen kembali digelar di sekolah Kota Tangerang, namun ada pengawasan ketat yang dilakukan untuk mencegah penyakit menular terjadi pada siswa.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Jamaluddin mengatakan, protokol kesehatan tetap diterapkan mengingat pandemi Covid-19 masih melanda, ditambah kemunculan penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak.

Salah satunya menutup kantin dan mengimbau anak-anak untuk membawa bekal dan minuman dari rumah.

"Untuk itu, kantin sekolah ditutup sementara. Siswa juga diimbau untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah, tidak boleh jajan di luar agar terjamin kesehatannya," katanya.

Selain itu, pemeriksaan berkala juga akan dilakukan, baik kepada siswa ataupun lingkungan dengan melibatkan Dinas Kesehatan, untuk mengantisipasi penularan Covid-19 maupun hepatitis.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan belum menerima laporan adanya anak-anak terjangkit hepatitis akut misterius.

Pada hari pertama PTM belum sepenuhnya waktu digunakan untuk belajar, namun diselingi halal bihalal antara siswa dengan tenaga pengajar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jakarta Catat 21 Kasus Hepatitis Akut

Pemprov DKI Jakarta belum berencana mengurangi kapasitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang saat ini sudah 100 persen meski muncul kasus hepatitis akut.

"Kami masih memberlakukan PTM 100 persen, belum ada pengurangan (kapasitas)," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/5/2022), yang dilansir dari Antara.

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tetap memantau perkembangan penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut.

Riza melanjutkan hingga saat ini sudah menemukan 21 kasus hepatitis akut di Jakarta. Dari jumlah itu, sebanyak 14 orang di antaranya berusia di bawah 16 tahun dan tiga di antaranya meninggal dunia merupakan anak-anak.

Sedangkan tujuh orang lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun sehingga tidak masuk kategori kewaspadaan akut sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Selain 21 kasus itu, Riza juga mengungkapkan ada 24 kasus bergejala hepatitis.

 

3 dari 3 halaman

Minta Diawasi Ketat

Sebelumnya, Anggota DPRD DKI Idris Ahmad meminta agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen diawasi dengan ketat karena munculnya kasus dugaan penyakit hepatitis akut.

"Kasus hepatitis akut ini bertambah setiap harinya, kami harus siaga mencegah penularan di sekolah-sekolah yang mengadakan PTM 100 persen," kata Idris di Jakarta, Kamis (12/5).

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berharap ada surat edaran kepada kepala sekolah yang berisi langkah-langkah pencegahan dan melakukan evaluasi soal PTM 100 persen.

"Penyakit ini menyasar usia anak-anak. Mereka adalah kelompok rentan sehingga penyakit ini bisa berakibat serius dan menyebabkan kematian," imbuh Idris.

Selain itu, Ia menilai pencegahan di ruang-ruang publik seperti tempat bermain, mal, penitipan anak dan tempat lain yang berpotensi ada penularan juga penting dilakukan.

"Bukan hanya di sekolah, di ruang publik juga harus ditingkatkan lagi kebiasaan hidup bersihnya. Saat ini kan sudah melonggar karena angka COVID-19 menurun," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.