Sukses

Agnez Mo dan Polemik Darah Indonesia

Pernyataan Agnez Mo mengenai tak memiliki darah Indonesia menuai banyak respons. Ada yang mengkritiknya dengan menyebutnya seperti anak durhaka lantaran dinilai lupa akan Ibu Pertiwi.

Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi Agnez Mo tengah menjadi sorotan. Pernyataannya dalam wawancara dengan Build Series di New York beberapa waktu lalu menjadi kontroversi.

Terutama soal penggalan wawancara saat Agnez Mo menyebutkan bahwa dirinya tak memiliki darah Indonesia.

"Yeah, karena aku sebenarnya tidak punya darah Indonesia, whatsoever. Aku sesungguhnya [berdarah] Jerman, Jepang, Tionghoa, dan aku hanya lahir di Indonesia," tutur Agnez Mo dalam petikan wawancara tersebut.

Pernyataan tersebut menuai banyak respons. Ada yang mengkritiknya dengan menyebutnya seperti anak durhaka lantaran dinilai lupa akan Ibu Pertiwi. Namun banyak juga yang membela Agnes dengan menyebutkan bahwa ia sebenarnya hanya mengungkapkan fakta mengenai asal usulnya.

Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana pun meminta Ditjen Imigrasi melakukan pengecekan status kewarganegaraan penyanyi Agnez Mo.

"Perlu dipahami berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan, Indonesia tidak menganut penentuan bukan penganut kewarganegaraan yang didasarkan pada di mana seseorang lahir atau ius soli," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Selasa 26 November 2019.

Guru Besar Hukum Internasional UI itu merasa heran bilamana Agnez memiliki kewarganegaraan Indonesia. Karena dari mana ia mendapatkan kewarganegaraan itu bila ia sama sekali tidak memiliki darah keindonesiaan.

"Bila orang tua Agnez Mo bukan warga negara Indonesia (sedangkan) Agnez Mo berkewarganegaraan Indonesia maka kewarganegaraan Agnez Mo besar kemungkinan diperoleh secara tidak sah," katanya.

Sebaliknya, lanjut Juwana bila ternyata Agnez Mo berkewarganegaraan asing maka Ditjen Imigrasi harus melakukan pengecekan atas visa yang dimiliki oleh Agnes tersebut.

"Bila visa yang dimiliki oleh Agnez Mo bukan visa kerja berarti Agnez Mo selama ini telah melakukan pelanggaran atas Undang-undang keimigrasian saat menerima honor sebagai entertainer atau artis," tegas dia.

Pendalaman status kewarganegaraan Agnez, kata dia perlu dilakukan guna menentukan apakah Agnez Mo perlu dimasukkan ke dalam daftar tangkal untuk masuk ke Indonesia bila saat sekarang ia berada di luar negeri.

"Bila Agnez Mo masuk dalam daftar tangkal maka Agnez Mo tidak diperbolehkan masuk ke Indonesia sampai namanya dicabut dalam daftar tangkal," kata Hikmahanto.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku tak yakin Agnez melupakan Indonesia.

"Jangan terus digoreng Agnez Monica nggak nasionalis. Menurut saya sih nggak," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 26 November 2019.

Pada Januari 2019 lalu, Moeldoko pernah mengundang Agnez ke Istana Negara Jakarta. Bahkan, saat itu Agnez sempat berbincang langsung dengan Presiden Joko Widodo.

Menurut Moeldoko, dalam kesempatan itu, Agnez Mo menyampaikan ingin berkontribusi memajukan Indonesia.

Dia memuji Agnez yang pernah memenuhi undangannya. Mantan Panglima TNI ini menyebut Agnez sosok sederhana.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Secara Biologis Tak Salah

Sejarawan Indonesia Bonnie Triyana melihat masalah darah Indonesia yang diucapkan Indonesia ini dari sudut pandang yang berbeda. Menurut dia, tidak ada yang salah dengan apa yang disampaikan oleh Agnez Mo saat itu.

"Kalau dia ngomong secara (konteks) biologis ya memang tidak ada yang salah dengan pernyataan itu," kata Bonnie saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (27/11/2019).

Sebagai bangsa yang majemuk, Bonnie menyebutkan bahwa Indonesia tidak disatukan dengan ikatan darah. Kata alumnus Universitas Diponegoro (Undip) itu, Indonesia sebagai identitas kebangsaan baru muncul pada awal abad ke-20.

"Yang menjadi masalah adalah ketika dia menarik diri, membedakan seolah dia orang yang asing di tengah masyarakat Indonesia," ucapnya.

Menurut Bonnie, dalam sisi wawancara itu Agnez kurang tepat karena mencoba untuk mengasingkan dirinya dari identitas masyarakat Indonesia.

"Indentitas orang kan tidak semata-mata genetik. Identitas orang kan tidak semata-mata ciri-ciri biologis fisik, mata sipit, badan warna, kulitnya kuning bukan begitu. Itu kan salah satu faktor aja ciri-ciri fisik. Tidak menentukan dia yang sesungguhnya melambangkan identitas dia. Kan, ada soal kultural yang ikut menyumbangkan identitas seseorang dan identitas Indonesia sendiri, kan, konstruksi politik," ucap dia.

Bonnie menduga apa yang disampaikan Agnez untuk menaikkan pamor dia atau posisi dia di mata publik internasional dengan mengalienasi dirinya dari masyarakat Indonesia.

"Semestinya enggak begitu. Menjadi orang Indonesia, kan, bukan berarti ketinggalan zaman atau gimana," ujarnya.

Menurut Bonnie, bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya. Konsepsi kebangsaan Indonesia dibentuk berdasarkan nilai bukan darah. Hal ini karena bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa.

"Karena konsep nationality-nya itu nasionalisme modern. Bukan lagi kesamaan-kesamaan yang sifatnya sempit ya kaya kesamaan agama, kesamaan ras," papar dia.

"Tapi lebih kepada konsensus bersama. Jadi, kaya semacam social contract gitu loh. Ada hukum yang mengatur itu juga," ucap dia.

Hal ini sejalan dengan konsepsi yang dicetuskan oleh akademisi dari Cornell University, AS, Benedict Richard O'Gorman Anderson atau akrab dengan sebutan Ben Anderson terkait imagined communities atau komunitas terbayang.

Menurut Bonnie, konsepsi Indonesia juga didasarkan pada komunitas terbayang. Ia tidak didasarkan pada interaksi sehari-hari antaranggotanya.

Anderson sendiri percaya bahwa sebuah bangsa adalah komunitas yang dikonstruksi secara sosial, dibayangkan oleh orang-orang yang memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Sementara itu, Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya berencana akan mengumpulkan sejumlah youtuber sampai artis untuk mendorong semangat bela negara.

"Kami memang sudah merencanakan mengumpulkan para influencer, youtuber, artis dan lainnya untuk membantu Kemenhan mengamplifikasi semangat bela negara, nasionalisme kepada berbagai kalangan. Karena sahabat-sahabat kita tersebut memiliki kemampuan dan kelebihan menyampaikan pesan kepada rakyat kebanyakan," kata Dahnil dikonfirmasi, Selasa (26/11/2019).

Dia menuturkan, mayoritas seniman dan artis Indonesia punya semangat nasionalisme dan bela negara yang tinggi.

 

Dahnil mengatakan, apa yang disampaikan oleh Agnez Mo baru-baru ini, tetap merasa yakin bahwa Agnez masih ada rasa nasionalismenya.

"Saya yakin dia punya semangat nasionalisme dan bela negara, mungkin sebagian dari kita saja menterjemahkannya berbeda-beda, sehingga memunculkan pro dan kontra," jelas Dahnil.

 

 

3 dari 3 halaman

Agnes Klarifikasi Pernyataannya

Di tengah kontroversi ini, Agnez Mo akhirnya buka suara lewat sebuah unggahan di Instagram, Rabu (27/11/2019).

Pelantun "NaNaNa" ini mengunggah petikan lain video wawancaranya. Dalam rekaman ini, Agnez Mo menceritakan pengaruh budaya Indonesia kepada karyanya.

"Aku mencoba menyertakan banyak kultur Indonesia dalam musikku atau video klipku," tuturnya. "Harapanku, aku bisa memperkenalkan budayaku kepada dunia," kata dia menambahkan.

Di keterangan videonya, Agnez Mo heran mengapa orang yang menyebar kutipan wawancaranya tidak menyertakan pernyataannya ini dan justru memelintirnya.

"Mengapa kau tidak memotong dan mengedit bagian ini? Betapa tak tahu malu orang yang hanya ingin menyebarkan kebencian dengan memelintir kata-kata dan maksudku," tutur Agnez Mo dalam bahasa Inggris.

Ia juga menjelaskan maksud dari pernyataannya dalam video yang lantas menjadi viral tersebut.

"Yang kukatan semua [bermaksud] baik, bahwa meski aku adalah seorang MINORITAS aku bisa membagikan keragaman luar biasa yang kupelajari di negaraku. Dan aku bisa membaginya di semua wawancaraku (nasional dan internasional)," kata Agnez Mo.

Agnez Mo menyatakan bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa soal keturunannya.

"Aku tidak bisa memilih darah atau DNA-ku, tapi aku akan selalu MEMBELA negaraku, AKU SELALU MELAKUKANNYA, dan TAK ADA ORANG yang bisa merampas ini dariku," sambung bintang sinetron Pernikahan Dini ini.

Penjelasan Agnez Mo Tentang Pernyataanya (sumber: Instagram/agnezmo)

Dia menyayangkan orang-orang menyalahartikan ucapannya yang telah dipotong sedemikian rupa. "Belajarlah melihat sesuatu secara keseluruhan ketimbangan mengambil kesimpulan di luar konteks," kata dia.

Meski kecewa dengan perbuatan orang yang ia anggap telah memelintir kata-katanya, Agnez Mo tak mau memperpanjang masalah ini.

Ia justru memilih memaafkan orang-orang yang salah paham soal pernyataannya.

"Untuk orang yang mendukungku, aku mencintai kalian. Untuk orang yang salah paham denganku, aku mencintai dan memaafkanmu. Percayalah, aku tidak punya kemarahan atau dendam kepada kalian," tutur Agnez Mo.

Agnez Mo juga menyadari bahwa kontroversi ini juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang cari panggung dan ketenaran sesaat, alias clout chaser.

"Untuk para clout chasers, aku mendoakan kalian agar bisa menemukan kedamaian dalam hatimu," tuturnya. Ia juga menambahkan tagar yang menyebutkan bahwa alkitab yang mengajarkan tindakannya ini.

Agnez Mo juga tak ingin membiarkan masalah ini mengganggunya.

"Hatiku bungah. Apa pun yang kalian ucapkan, #Indonesia terwakili. #AGNEZMO Love & Forgive," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.