Sukses

Polisi: Air Laut di Merak Surut hingga 7 Meter, Hoaks

Video yang memperlihatkan kepanikan warga karena adanya informasi air laut akan surut pada hingga 7 meter di Pelabuhan Merak, Banten, beredar.

Liputan6.com, Pandeglang -l Video yang memperlihatkan kepanikan warga karena adanya informasi air laut akan surut pada hingga 7 meter di Pelabuhan Merak, Banten, beredar. Video tersebut berdurasi 46 detik dan bertuliskan, "Merak Siaga 1 Laut Surut".

Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi Priadinata membantah informasi tersebut. Menurut dia, info tersebut sudah ditanyakan langsung oleh Kapolres Cilegon AKBP Rizky Agung Prakoso.

"Saya sudah tanya Pak Kapolres (Cilegon) itu hoaks," ujar Edy kepada Merdeka, Selasa (25/12/2018).

Menurut dia, ombak tinggi yang terjadi di Merak diduga karena cuaca yang saat ini tidak bersahabat.

"Anginkan belakangan ini kencang, jadi ombak juga agak kencang," kata Edy.

Lebih lanjut mantan Wakapolresta Pekanbaru ini mengharapkan agar warga lebih waspada usai tsunami pada Sabtu 22 Desember malam. Dia juga meminta agar warga jangan sembarangan menyebar informasi yang meresahkan, seperti video soal Merak tersebut.

"Saya berharap kepada masyarakat jangan sembarang menyebar informasi yang belum pasti kebenarannya, yang nantinya membuat warga panik," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan tsunami di Selat Sunda tak lazim. Oleh karena itu, air surut tak lagi menjadi penanda utama.

"Penyebab tsunami kemarin tidak tunggal. Ada beberapa faktor yang memicunya. Peristiwa ini sangat tidak lazim. Tsunami Sabtu lalu tidak disebabkan karena gempa tektonik, sehingga bukan air surut penandanya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (25/12/2018).

Menurut dia, penyebab tsunami lalu adalah longsornya tebing Gunung Anak Krakatau karena tremor akibat aktifitas vulkanik. Longsor ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi pada daerah tersebut.

"Itu kan dinding digempur terus menerus ya oleh tremor. Lalu cuaca di sana memang sedang tidak bagus. Saya cek memang cuaca sedang buruk. Semuanya tidak mendukung lah," ujar Dwikorita tentang tsunami Selat Sunda.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.