Sukses

Mahasiswi UIN Meninggal Diduga Terjangkit Difteri

Kabar mahasiswi bernama Aufatul Khuzzah itu diduga terjangkit difteri berasal dari keterangan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta meninggal dunia diduga akibat penyakit difteri. Hal ini dikonfirmasi Humas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Feni Arifiani.

"Setelah saya cari info memang yang bersangkutan mahasiswa kita. Sudah dimakamkan di Serang," ujar Feni kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/12/2017).

Kabar penyebab meninggalnya mahasiswi bernama Aufatul berasal dari keterangan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Aufa sendiri, lanjut Feni, merupakan mahasiswi angkatan tahun 2015. Terakhir, ia duduk di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

"Dia angkatan masuk 2015, berarti saat ini semester V," jelas Feni.

Berdasarkan foto yang diterima Liputan6.com, sebuah surat keterangan dari Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Dradjat Prawiranegara, Aufa didiagnosa terkena penyakit difteri. Surat tersebut dikeluarkan tanggal 9 Desember 2017.

Aufa meninggal di rumah sakit yang sama. Gadis berusia 19 tahun ini mengembuskan napas terakhir pada 24 Desember 2017.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3,5 Juta Vaksin

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan pemerintah menyediakan 3,5 juta vial vaksin difteri untuk didistribusikan kepada masyarakat di daerah yang terjadi wabah difteri.

"Logistik kami siap. Ada sekitar 3,5 juta vial," kata Menkes Nila di Auditorium Mutiara, STIK, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pabrik pembuat jutaan vaksin difteri tersebut adalah PT Biofarma. Menurut dia, 3,5 juta vial vaksin difteri tersebut dapat digunakan oleh 28 hingga 35 juta orang.

"Satu vial itu untuk delapan hingga 10 orang," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Daerah Prioritas

Menkes menambahkan, vaksin difteri tersebut akan diprioritaskan untuk daerah yang terjadi Outbreak Response Immunization (ORI) yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Banten dan Jawa Barat. Sasarannya adalah anak-anak usia lima tahun ke bawah dan orang dewasa usia 19 tahun ke bawah.

Menkes mengatakan bila penyakit difteri menyerang seorang anak, maka seluruh keluarga anak tersebut harus diimunisasi.

"Kalau satu anak kena difteri, maka keluarganya pun harus diimunisasi, karena ada faktor risiko," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.