Sukses

Fraksi PKS DPR RI Sambangi WHO, Perjuangkan Solidaritas Kemanusiaan untuk Palestina

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI (Fraksi PKS DPR RI) mendatangi kantor pusat World Health Organization (WHO) di Jenewa, Swiss pada Rabu 8 Mei 2024 pukul 14.00 waktu setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI (Fraksi DPR RI) mendatangi kantor pusat World Health Organization (WHO) di Jenewa, Swiss pada Rabu 8 Mei 2024 pukul 14.00 waktu setempat.

Delegasi Fraksi PKS dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dengan didampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, dan Wakil Ketua BKSAP Sukamta.

Turut serta dua politikus muda sekaligus anggota DPR Terpilih 2024-2029 Idrus Salim Aljufri dan Yanuar Arif Wibowo dengan juga mendampingi Deputi Watap PTRI Jenewa Duta Besar Achsanul Habib.

Delegasi Fraksi PKS DPR RI diterima langsung oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang didampingi Deputi Direktur Jenderal WHO Mike Ryan serta jajaran pejabat WHO yang turut hadir.

Tedros menyambut baik kehadiran Fraksi PKS DPR dan menyampaikan terima kasih atas ajakan kerjasama dan kolaborasi untuk kebijakan kesehatan dunia yang lebih maju.

"Parlemen punya peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui kebijakan legislasi, anggaran, dan pengawasan," kata Tedros.

Kemudian, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengatakan, kunjungan pihaknya secara berkala dilakukan ke Badan-Badan PBB dalam rangka diplomasi Parlemen.

"Kami menjalankan amanat konstitusi Indonesia UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain ke WHO kami sudah berkunjung ke UNHCR, UNDP UNESCO, FAO, dan KTHAM," ujar Jazuli, melalui keterangan tertulis, Kamis (9/5/2024).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

WHO Dinilai Miliki Peran Strategis

Menurut Jazuli, WHO memiliki peran strategis dalam kerangka kerjasama global untuk mewujudkan dunia yang sehat dan sejahtera bagi semua orang dari segala ancaman penyakit. Baik yang bersifat pandemi maupun ekses dari konflik dan peperangan.

"Kesehatan telah menjadi isu kemanusiaan global. Bukan lagi isu nasional suatu negara atau kawasan. Sehingga membutuhkan kerjasama dan kolaborasi di antara negara-negara di dunia," jelas Anggota DPR Dapil Banten ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu berharap, WHO dapat terus mendorong peningkatan kualitas kesehatan dalam kerangka keamanan kesehatan serta jaminan kesehatan universal.

WHO juga diharapkan terus mendorong tanggung jawab setiap negara untuk menjaga kelestarian lingkungan dan dampaknya pada ekosistem kesehatan dunia sebagai antisipasi dari perubahan iklim.

"PKS siap berkolaborasi dan menjadi mitra strategis dalam mewujudkan pemerataan dan keadilan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat, khususnya di Indonesia," ungkap Syaikhu.

 

3 dari 4 halaman

Perjuangkan Kemanusiaan Rakyat Palestina

Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri mengucapkan terima kasih kepada WHO dan penghargaan atas perannya dalam mempromosikan, mencegah, memitigasi, dan meningkatkan derajat kesehatan penduduk dunia di berbagai negara khususnya di Indonesia.

Dia menilai, peran WHO juga sangat vital dalam membela hak-hak kesehatan masyarakat di di berbagai wilayah konflik dan perang. Lebih jauh sebagai organisasi kesehatan dunia, WHO dituntut lebih determinatif dalam melakukan aksi kemanusiaan guna menyelamatkan nyawa rakyat sipil korban perang.

"Kita semua prihatin ada saudara-saudara kita yang mengalami situasi perang dan penindasan yang menghancurkan sistem kesehatan sehingga memperburuk kondisi kesehatan mereka seperti yang terjadi pada rakyat Palestina," ucap Salim.

Menteri Sosial RI 2009-2014 menyampaikan duka dan keprihatinan mendalam atas nasib rakyat Palestina.

Salim Segaf mengatakan, selama 6 bulan agresi Israel di Gaza, lebih dari 34 ribu orang meregang nyawa, sebagian besar—lebih dari 70 persennya merupakan bayi, anak-anak, perempuan, dan orang tua.

"Mereka tewas di tangan mesin perang agresor dan mayoritas tidak tertolong karena sistem kesehatan telah lumpuh total, rumah sakit dihancurkan, tidak ada obat-obatan, tidak ada dokter, tidak ada tenaga medis yang tersisa, akses relawan juga ditutup dari segala penjuru," kata Salim.

 

4 dari 4 halaman

Kamp Pegungsian Dinilai Menyedihkan

Salim Segaf mengatakan, yang lebih menyedihkan gelombang pengungsi di kamp-kamp pengungsian bisa meninggal perlahan karena minimnya akses makanan, air, layanan kesehatan, sanitasi, sehingga wabah penyakit menyebar di tengah-tengah kehancuran lingkungan dan tempat tinggal mereka.

"Untuk itu, melalui forum pertemuan ini, kami terus mendorong agar WHO bersuara lebih keras dan bertindak lebih maju untuk menyelamatkan nyawa manusia di Gaza Palestina dan negara-negara konflik lainnya," ucap dia.

"Kita ingin melihat dunia yang lebih damai, tertib, dan berkeadilan. Dunia yang nyaman dan aman untuk seluruh warganya. Untuk itu, kami juga menyerukan stop perang, stop agresi, stop penjajahan, stop genosida terhadap rakyat Palestina dan rakyat dunia manapun," pungkas Salim Segaf.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.