Sukses

Korban Tewas di Morowali Mencapai 43 Orang

Banjir dan longsor di Morowali, Sulteng, menewaskan 43 orang dan 84 lainnya hilang. Puluhan warga yang terluka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kolonodale, Morowali.

Liputan6.com, Morowali: Korban tewas akibat banjir dan longsor di Morowali, Sulawesi Tengah, hingga Kamis (26/7) berjumlah 43 orang dan 84 lainnya hilang. Musibah yang melanda 15 desa di Morowali ini juga masih sulit dijangkau. Pengiriman bantuan makanan dan obat-obatan tak optimal.

Desa Ueruru di Kecamatan Bungku Utara menjadi satu dari tiga desa yang paling parah dilanda bencana. Sebanyak 23 warga Desa Ueruru tewas dan 46 lainnya hilang. Kondisi dua desa lainnya yakni Batoba dan Tirongan juga tak jauh berbeda. Di dua desa ini, 15 orang meninggal tapi baru tiga orang yang sudah dievakuasi. Tim Penanggulangan Bencana bersama warga kesulitan mengevakuasi korban karena tak memiliki alat berat. Apalagi sebagian besar korban terimpit reruntuhan rumah dan pepohonan.

Puluhan warga yang terluka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kolonodale, Morowali. Kini Desa Ueruru bagai desa mati. Selain ditinggal mati puluhan warga, ratusan penduduk desa kini mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Korban banjir dan longsor di Malompar, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, dikagetkan gempa berkekuatan enam skala Richter. Mereka melarikan diri keluar dari rumah ibadah yang digunakan sebagai tempat pengungsi. Warga berlarian ke dataran tinggi karena takut Tsunami.

Setelah mengetahui gempa tak diikuti Tsunami, warga berangsur-angsur kembali ke tempat pengungsian. Sementara rumah mereka rusak dan tak dapat ditempati lagi. Sebagian lokasi masih tergenang air menyusul banjir dan longsor yang menewaskan tiga orang itu.

Banjir bandang disertai longsor di 13 desa di empat kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, memutuskan jalur trans Sulawesi. Ratusan warga dengan barang seadanya berusaha mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sembilan orang tewas dan empat lainnya hilang dalam bencana tersebut.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini