Happy Bone dari Fraksi Partai Golkar di Jakarta, Selasa (31/1) memandang, perbedaan proses fit and proper test akan berdampak positif terhadap publik. "Publik bisa menilai sendiri bagaimana kandidat itu," kata Happy. Masyarakat juga bisa melihat secara nyata kinerja DPR dalam melakukan pengujian. Materi yang diujikan kepada Djoko meliputi beragam poin, mulai dari pelanggaran hak asasi manusia sampai profesionalisme TNI.
Menyoal kandidat tunggal, A.M. Fatwa dari Fraksi Partai Amanat Nasional mengaku, tidak mempersoalkan sikap presiden tersebut. "Presiden mungkin punya kedekatan emosional [dengan Djoko] untuk melancarkan tugasnya," ujar Fatwa. Sementara Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak berkomentar pencalonan Djoko. "Setuju tidak setuju tergantung bagaimana calon panglima melewati ujiannya," tegas Sutradara Gintings. Semula, F-PDIP berkeras mengajukan mantan KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai kandidat. Namun, keinginan tadi perlahan luntur [baca: Nama Calon Panglima TNI Segera Dikirim].(KEN/Erica Pandjaitan dan Irfan Effendi)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.