Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah artefak kuno yang pernah diambil Belanda dari Tanah Nusantara akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada Jumat, 27 September 2024. Itu merupakan bagian dari pemulangan artefak tahap I pada 2024. Empat di antaranya berwujud arca, terdiri dari arca Ganesha, arca Brahma, serta Arca Bhairawa dan Nandi yang berasal dari Kompleks Candi Singosari.Â
Arca Brahma bisa dikenali dari wujud manusia berkepala empat yang menyimbolkan keempat penjuru mata angin. Mengutip krungu.id, keempat muka Brahma merupakan simbol dari empat kitab Weda, empat yuga, dan empat warna. Museum Nasional Indonesia sebelumnya memiliki koleksi Arca Brahma berbahan batu andesit yang berasal dari Candi Banon, Kec. Borobudur, Magelang.
Sementara, Arca Bhairawa merepresentasikan dewa dari aliran Tantra yang menggabungkan dua kepercayaan, yaitu Hindu dan Budha. Mengutip laman Museum Nasional, sosoknya digambarkan sedang berdiri di atas mayat seorang pria dan tengkorak manusia, serta memegang mangkuk dan pisau bergaya arab. Bhairawa mencitrakan sosok Dewa Siwa dalam bentuk menyeramkan sekaligus sosok Budha yang ditandai dari kunciran rambutnya.
Advertisement
Arca Nandi merupakan penggambaran dari hewan sapi jantan. Arca Nandi ini dibuat dalam posisi mendekam di atas lapik, kaki kanan depan ditekuk di depan dada, kaki belakang ditekuk ke depan. Kedua arca tersebut dipindahkan oleh pejabat kolonial Nicolaus Engelhard dari Kompleks Candi Singosari pada 1803 dan selanjutnya diangkut ke Belanda pada 1827-18128.
Repatriasi 2024 Tahap I
Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 30 September 2024, Plt Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa koleksi arca Candi Singosari yang dipulangkan kali ini melengkapi repatriasi pada tahun lalu yang mencakup arca Ganesha, Mahakala, Durga Mahisasuramardini, dan Nandishwara. Selain itu, ada 80 benda koleksi lainnya yang di antaranya berasal dari koleksi Perang Puputan Badung dan Puputan Tabanan.
Total, Belanda akan mengembalikan 288 benda bersejarah pada tahun ini yang diambil mereka dari Indonesia berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada 20 September 2024 di Wereldmuseum, Amsterdam. Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Bruins.
Repatriasi ini merupakan bagian dari kerja sama kebudayaan Indonesia dan Belanda yang diinisiasi melalui Nota Kesepahaman (MoU) pada 2017. Tujuannya tidak hanya memulangkan artefak-artefak penting, tetapi juga memperdalam pemahaman mengenai sejarah peradaban Nusantara.
Pada pemulangan tahap I, seluruh koleksi dikirim menggunakan penerbangan kargo dari Luksemburg. Sementara, pengiriman tahap kedua masih dalam proses penjadwalan.
Â
Advertisement
Publik Berkesempatan Melihat Langsung
Kepulangan koleksi hasil repatriasi itu akan menjadi bagian dari salah satu program utama MNI Buka Kembali, Pameran Repatriasi. Pameran ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk melihat langsung artefak-artefak bersejarah yang telah kembali ke tanah air tetapi juga menjadi ajang pembelajaran dan apresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras Indonesia dalam memulihkan warisan budaya.Â
"Beberapa koleksi yang tiba hari Jumat akan melengkapi sajian Pameran Repatriasi yang akan hadir pada saat MNI (Museum Nasional Indonesia) Buka Kembali. Tata pamer Pameran Repatriasi akan berganti secara berkala dengan durasi pameran selama tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan agar publik juga dapat mengetahui lebih dalam, narasi masing-masing koleksi yang telah pulang," kata Ahmad Mahendra.
Sementara, Ni Luh Putu Chandra Dewi, Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia menjelaskan bahwa Pameran Repatriasi dan tata pamer museum nantinya akan memberikan kesempatan bagi publik untuk mempelajari sejarah dan nilai-nilai penting dari warisan budaya sebagai bagian dari penguatan karakter bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Beberapa koleksi Repatriasi 2024 yang akan turut dipamerkan pada Pameran Repatriasi pertama antara lain adalah Arca Bhairawa dan Nandi Candi Singosari dari abad ke-13 Masehi," imbuhnya.
Museum Nasional Akan Dibuka Kembali 15 Oktober 2024
Museum Nasional Indonesia hampir rampung direvitalisasi setelah satu tahun dilanda kebakaran. Museum akan dibuka kembali untuk publik pada 15 Oktober 2024.
Plt Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra mengatakan, proses revitalisasi dilakukan secara intensif. Pemulihan museum meliputi perbaikan infrastruktur dan penyelamatan koleksi serta penerapan inovasi baru dalam penataan museum.
"Kami tidak hanya memperbaiki fisik bangunan dan menyelamatkan koleksi, tetapi juga melakukan reimajinasi terhadap bagaimana museum ini dapat berperan lebih besar bagi masyarakat," kata Mahandre dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 September 2024, dikutip dari kanal News Liputan6.com.
Menurut Mahendra, proses revitalisasi museum pascakebakaran dilakukan melalui penanganan yang komprehensif. Upaya ini meliputi evakuasi koleksi terdampak, melakukan penyanggaan bangunan yang masih berdiri, dan pembongkaran struktur yang rawan runtuh.
"Seluruh proses ini dilakukan secara paralel dengan pemindaian serta dokumentasi untuk memastikan konservasi yang akurat," ucapnya. Selain itu, revitalisasi Museum Nasional Indonesia juga mencakup transformasi konseptual melalui konsep reimajinasi warisan budaya yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu reprogramming, redesigning, dan reinvigorating.
Advertisement