Sukses

Sandiaga Uno Ungkap Lokasi Video Sekte Sesat di Bali, Ternyata Bukan di Ubud

Sandiaga Uno mengaku mendapatkan informasi terbaru mengenai video turis asing yang melakukan ritual cabul di Bali. Salah satunya adakah lokasi pembuatan video itu ternyata di daerah Kabupaten Karangasem.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus turis asing yang bikin heboh karena melakukan ritrual bernuansa erotis dan cabul di Bali masih terus ditelusuri para pelakunya dan lokasi pastinya. Kabar terbaru tentang ritual yang juga ramai disebut sekte sesat itu datang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.

Sandiaga Uno mengaku mendapatkan informasi terbaru mengenai video viral itu yang selama ini disangka terjadi di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar. Ia mengungkapkan lokasi pembuatan video itu ternyata di daerah Kabupaten Karangasem.

"Dari pihak ASITA maupun PHRI Bali sama sekali tidak mengetahui kegiatan tersebut seandainya tidak diunggah ke media sosial," ucap Sandiaga Uno usai memimpin rapat FGD Stakeholders Pariwisata Bali di gedung Widyatula Poltekpar Bali, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, 16 Mei 204, mengutip merdeka.com.

Pria yang biasa disapa Sandi ini mengatakan pengawasan terhadap turis di Pulau Bali ke depannya harus lebih ditingkatkan dengan melibatkan kepala desa adat atau Bendesa Adat di Bali, serta masyarakat sekitar. "Kalau semua pihak terlibat maka kita bisa saling mengawasi itu yang kita harapkan agar tidak terulang kembali," kata Sandi.

Sementara itu, Direktur Pengamanan Objek Vital (Dir Pamobvit) Polda Bali, Kombes Pol Harri S Nugroho mengatakan bahwa ritual cabul itu dilakukan di sebuah hotel berinisial R di daerah Candidasa, Kabupaten Karangasem.

"Kalau menurut imigrasi, itu sudah berlangsung beberapa bulan lalu tapi baru muncul karena mungkin salah satu pesertanya mengunggah di media sosial. Yang akhirnya menjadi viral tapi pas dicek sama imigrasi orangnya sudah meninggalkan Indonesia," jelas Harri.

Semua peserta ritual itu diketahui adalah WNA dan lebih dari 20 orang. Kegiatan itu sifatnya private sehingga manajemen hotel tidak mengetahui hal tersebut.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengaku Kegiatan Yoga

 

"Saya tidak tahu terlalu detail. Tapi memang yang saya baca laporannya itu memang mereka datang secara grup 23 orang melakukan kegiatan di sana. Dan karena kegiatan itu sifatnya private sehingga manajemen hotel tidak bertanya-tanya," ujar Harri.

Polisi menyebut masih menyelidiki kegiatan tersebut para WNA yang mengaku melakukan aktivitas yoga tersebut.

"Ngomongnya ke hotel mau mengadakan yoga tapi ternyata yoganya nyamping atau nyeleneh kita tidak tahu. Mungkin, saya tidak bisa menyatakan itu, baru pertama atau sudah sering tapi biasanya kegiatan seperti itu (yoga private) hanya kalangan tersendiri saja," kata Harri.

Sebelumnya, Sandi mengatakan mengaku sudah mengantongi data turis asing yang diduga membuat sekte sesat di Bali. Pihaknya juga telah menerjunkan tim untuk menelusuri kabar viral tersebut.

"Jadi per hari ini kita sudah dapat beberapa informasi. Lokasinya ini kita koordinasi dengan teman-teman di kepolisian dan beberapa figur yang sempat terekam itu kami koordinasikan dengan imigrasi lewat facial recognition," terangnya saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu, 15 Mei 2024, dikutip dari kamal Bisnis Liputan6.com.

 

3 dari 4 halaman

Mencoreng Citra Pariwisata Bali

 

Sandi mengatakan data-data tersebut masih harus diolah sehingga dia belum bisa mengungkap lebih jauh mengenai hal tersebut. Sistem perizinan mengenai kegiatan pariwisata tambah Sandi, saat ini sudah dilakukan secara online melalui Online Single Submission (OSS).

Dengan begitu, sejumlah pihal seperti aparat desa, pemuka adat, sampai Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tidak mengantongi data rinciannya.  Hal itu yang ditengarai menjadi salah satu tantangan dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan. Menparekraf berharap, kedepannya izin kegiatan pariwisata bisa diketahui oleh aparat setempat.

"Nanti kami juga akan memberikan masukan supaya kegiatan-kegiatan pariwisata ini dikoordinasikan dengan desa-desa adat, dengan pemuka agama, dengan penglingsir puri ubud, sehingga kita punya informasi ini. Karena kita berharap pariwisata ke depan ini lebih berkualitas," tuturnya.

Sandi mengaku baru pertama kali menemui adanya kasus dugaan sekte sesat di Bali. Padahal, secara umum, dia melihat aspek wisata religi atau spiritual cukup diminati. Dia berjanji akan menindak tegas para pelaku jika terbukti membuat sekte sesat di Bali. Menurutnya, hal itu telah mencoreng citra dari pariwisata Bali.

4 dari 4 halaman

Kegiatan Meditasi Jadi Tindakan Cabul

 

"Baru kali ini video itu disampaikan dan ini sekarang kita telusuri dan kita akan tegas untuk tindak Karena ini memberikan image yang tidak baik pada parawisata Bali dan Indonesia," pungkasnya.

Video yang disebut menampilkan aktivitas sekte sesat ini telah menimbulkan kegemparan di tengah masyarakat setempat dan memicu investigasi oleh pihak berwenang. Video itu pertama kali diunggah oleh akun Instagram @pichrich_, tetapi kemudian dihapus.

Rekaman gambar menampilkan sejumlah WNA melakukan kegiatan spiritual yang mencakup penggunaan cawan dan dupa sebagai alat meditasi. Namun, kegiatan tersebut kemudian berubah menjadi tindakan cabul yang mengganggu.

Beberapa wanita tampak tidak sadarkan diri dan disentuh oleh para pria secara bergantian, dan sebaliknya. Video yang kemudian beredar luas di medsos itu juga tak luput dari sorotan desainer dan politisi Bali Ni Luh Djelantik. Ia menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku dan menegaskan bahwa kegiatan semacam ini tidak sesuai dengan nilai dan budaya Bali maupun masyarakat Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.