Sukses

Didiet Maulana Cerita Proses Merancang Busana Pengantin Anak Mentan Amran Sulaiman, Tidak Asal Mewah tapi Berdayakan Perajin Lokal

Pernikahan anak Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, dan Ihsani Nurul Izzah berlangsung mewah dengan mengusung adat Bugis.

Liputan6.com, Jakarta - Anak Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, resmi meminang kekasihnya, Ihsani Nurul Izzah, pada 24 Februari 2024. Selebrasi pernikahan mereka berlangsung melalui pesta megah berkonsep royal wedding di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan.

Di kesempatan itu, pasangan pengantin tampil serasi dengan ansambel tradisional pernikahan adat Bugis rancangan desainer kenamaan, Didiet Maulana. Melalui pesan suara pada Tim Lifestyle Liputan6.com, Sabtu 2 Maret 2024, Didiet bercerita bahwa awalnya, Amar dan Enon, sapaan akrabnya, datang ke butik lini modenya, SVARNA by IKAT Indonesia.

"Waktu itu, mas Amar mau mendengar dulu konsep apa yang ditawarkan, karena ini merupakan baju bodo dengan konsep hijab syar'i yang dipakai Enon," sabut dia. "Proses desainnya memakan waktu kurang lebih delapan bulan, mulai dari konsep, desain, sampai jadi (busananya)."

"Kami waktu itu berkolaborasi, saya kirim beberapa desain, dan Alhamdulillah langsung approved. Tidak hanya Enon dan mas Amar, tapi juga (diterima) keluarga kedua mempelai," imbuh sang desainer.

Didiet mengatakan, ada beberapa rangkaian busana yang ia rancang untuk pasangan Amar dan Enon. "Satu untuk busana akad nikah berwarna hijau. Lalu, ada acara intimate wedding di mana kedua mempelai menghabiskan waktu dengan teman-teman dekat. Itu busananya warna putih dan abu muda untuk jasnya mas Amar," bebernya.

Ia menyambung, "Kemudian, next-nya tanggal 3 Maret (2024) besok di Hotel Bidakara Jakarta, (pasangan pengantin) akan menggunakan (busana) warna silver." Dalam proses desain, Didiet Maulana bercerita dirinya terinspirasi pakem busana pengantin tradisional Sulawesi Selatan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berdayakan Perajin Lokal

"Saya belajar," ucap Didiet Maulana. "Kebetulan saya diberi kesempatan terlibat dalam beberapa pernikahan pengantin Bugis sejak 2013. Saya belajar dari situ, termasuk bagaimana mengolah sarung sutra yang diproduksi perajin setempat. Jadi, menurut saya, pernikahan mas Amar dan Enon juga menggerakkan roda ekonomi kreatif dari para perajin di Sulawesi Selatan."

Ia melanjutkan, "Niat saya dari awal, kalau senang, jangan senang sendiri, tapi bersama-sama. Saya punya moto #MariMajuBersama, jadi pas ada project, seperti pernikahan ini, saya mau banyak pihak happy juga. Maka itu, saya melibatkan banyak perajin (dalam merancang busana pengantin Amar dan Enon), baik perajin aksesori, songket sutra, maupun pembuat bordir untuk busana-busananya."

Didiet berbagi, proses mempelajari baju bodo juga dilakukan berkat rekan-rekannya di Museum Teksil. "Waktu itu saya berkesempatan melihat bagaimana baju bodo dari tahun 1930, archive-nya, melihat busana aslinya yang dibuat dari bahan tenun serat," ceritanya. "Dari situ, saya belajar bagaimana tekniknya, dan itu sangat unik."

 

3 dari 4 halaman

Pertahankan Keunikan Potongan Baju Bodo

Didiet menyambung, "Di tengah dunia fesyen sekarang yang mengagungkan oversized, potongan yang lebar dan besar, Indonesia sudah punya lho potongan kubisme. Baju bodo ini lucu banget karena bukaannya cuma ada di leher, dua tangan, sama di bagian bawah. Keunikan ini yang mau saya pertahankan saat membuat baju bodo."

"Warna bajunya itu hijau, di dunia fesyen dibilangnya emerald green, tapi kalau di sana (Sulawesi Selatan), dibilangnya hijau datuk atau hijau yang dulunya dipakai para bangsawan," imbuhnya. "Tapi sekarang, (warna hijau) sudah dipakai berbagai macam kalangan, sehingga diaminkan jadi busana pengantin Bugis yang didominasi warna hijau."

Soal permintaan khusus dari kedua mempelai dan keluarga, Didiet mengatakan, itu hanya seputar warna. "Karena memang ingin terlihat serasi dan selaras, (warna) busana kedua keluarga disamakan semua di setiap acara," akunya.

Terkait sebutan royal wedding, menurutnya, pernikahan Enon dan Amar memang patut dikatakan demikian karena konsep acaranya megah dan melibatkan banyak vendor.

4 dari 4 halaman

Berbagi Rezeki

"Tidak hanya vendor lokal, tapi juga berbagai daerah," Didiet menambahkan. "Menurut saya, ini adalah hal yang sangat baik, berbagi rezeki dengan berbagai daerah, banyak yang kena manfaatnya (dari penyelenggaraan pernikahan Amar dan Enon)."

Uniknya lagi, sambung Didiet, banyak dekorasi dari acara akad nikah yang bisa dibawa pulang. "Karena Pak Amran adalah Menteri Pertanian, jadi memang dibuat hiasannya dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Menurut saya sangat unik, ini bisa dimakan lho, tidak hanya dilihat saja. Ini bisa jadi inspirasi untuk kita semua," tandasnya.

Vendor @thepotomoto, yang bertanggung jawab atas dokumentasi acara, memang sempat berbagai di unggahan Instagram mereka, Senin, 26 Februari 2024, menyebut pesta yang digelar dengan mengusung adat Bugis "selalu menghadirkan hal unik." "Mewahnya chandelier yang mengisi latar utama berpadu apik dengan nuansa warna gold, hijau, dan merah muda di area acara yang digelar selama hampir 12 jam nonstop," imbuh mereka.

Di unggahan berbeda, pihaknya mengungkap, "Pernikahan Andi Amar Ma'ruf Sulaiman dengan Ihsani Nurul Izzah yang mengusung tema adat Bugis sebagai daerah kelahiran mempelai wanita berlangsung bak pesta rakyat."

"Bagaimana tidak? Royal wedding yang dilaksanakan pada Sabtu, 24 Februari 2024 di Phinisi Ballroom Claro Hotel Makassar ini dihadiri banyak tokoh penting hingga bintang tamu ternama. Bahkan tamu undangan yang hadir pun jumlahnya lebih dari 7.500 orang," tutup mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.