Sukses

Cara Kenangan Group Kelola Sampah Produksi Sepanjang 2023, dari Ampas Produksi hingga Spunbond Bekas

Kenangan Group menghasilkan beragam sampah sepanjang produksi di 2023, dari ampas kopi hingga spunbond bekas. Lalu, bagaimana cara mereka mengelolanya?

Liputan6.com, Jakarta - Setiap kegiatan ekonomi selalu menghasilkan limbah atau sampah. Hal itu disadari pula oleh Kenangan Group yang menaungi sejumlah brand F&B, seperti Kopi Kenangan dan Chigo x Flip.

Sepanjang 2023, sejumlah upaya dilakukan untuk mereduksi efek sampah produksi mereka. Inneke Lestari, Head of Legal & Corporate Affairs Kenangan Brands, menyebutkan sederet upaya itu merupakan perwujudan dari pilar Kenangan Jangan Dibuang, yakni pilar bagi seluruh program yang berhubungan dengan kampanye ekonomi sirkular dengan tujuan mengajak publik agar lebih sadar terhadap sampah konsumsi.

Pihaknya tak bekerja sendiri, melainkan menggandeng sejumlah mitra. Salah satu yang dikelola adalah ampas kopi. "Bell Living Lab adalah vendor kami di Bandung. Mereka kumpulkan sisa ampas kopi di Bandung. Dalam sebulan, bisa kumpulkan dan hasilkan satu ton ampas kopi," jelas Inne, dalam jumpa pers Kenangan Baik di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Ampas kopi yang terkumpul selanjutnya diolah menjadi berbagai merchandise, seperti lanyard, dompet kartu, dan wrist band. Barang-barang itu dijual dan setiap produk dicantumkan barcode yang bisa dipindai menggunakan aplikasi khusus untuk mendapatkan poin.

"Jadi, merchandise Dering Kenangan karena Bell itu kan mengingatkan pada bunyi dering yang bergabung dengan Kenangan Group. Kampanyenya akan launching di Bandung 18 Desember (2023)," kata Inne.

Menurut dia, Bandung jadi pilot project mengingat vendor yang mampu mengelola sampah ampas kopi menjadi barang upcycle baru ada di kota itu. "Kita juga akan jual itu, sementara hanya di Bandung area," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Olah Spunbond hingga Minyak Jelantah

Selain ampas kopi, pihaknya juga meluncurkan program daur ulang spunbond bekas sejak Agustus 2023. Kenangan Group menggandeng Rekosistem untuk mengumpulkan dan mengolah bahan tas belanja guna ulang menjadi disinfektan dan pestisida.

"Penggunaan spunbond ini digalakkan karena dianggap lebih ramah lingkungan daripada kantong plastik kresek, tapi daur ulangnya ternyata lebih susah daripada kantong kresek," katanya.

Dimulai dari lima dropbox di lima gerai di Jakarta, kini titik pengumpulan spunbond sudah tersebar ke 35 gerai Kopi Kenangan. Per 1 Desember 2023, pihaknya sudah mengumpulkan lebih dari 10 kilogram spunbond yang kemudian diolah kembali menjadi bahan dasar karbon cair.

"Kita terima dari merek apa aja. Daripada numpuk di rumah, ini bisa didaur ulang lagi," ucapnya.

Limbah produksi lain yang diolah adalah minyak jelantah hasil produksi brand Chigo x Flip. Terkumpul lebih dari 50 ribu kilogram minyak jelantah sepanjang 2023 yang selanjutnya akan didaur ulang menjadi bioproduct. Sejauh ini, minyak jelantah banyak dibutuhkan industri bioavtur atau bahan bakar minyak lainnya.

3 dari 4 halaman

Minimkan Sampah Plastik hingga Donasi Roti

Masih dalam pilar Kenangan Jangan Dibuang, jenis sampah berikutnya yang jadi perhatian adalah cup plastik. Mayoritas produk yang dijual menghasilkan jenis sampah tersebut, meski angkanya tidak disebutkan.

Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Octopus untuk merancang tempat sampah khusus. Ada dua bagian di tempat sampah itu, satu untuk menampung sampah liquid, sisanya adalah sampah cup plastik."Octobox akan segera tersedia di 15 gerai Kopi Kenangan," ujarnya.

Terakhir, mereka memutuskan mendonasikan produk roti layak makan yang tak terjual untuk didonasikan yang dinamakan Bread Rescue. Bekerja sama dengan Food Cycle, lebih dari 1.700 roti telah didistribusikan ke panti asuhan dan panti jompo sepanjang 2023. "Kita tidak pernah buang makanan yang layak konsumsi," katanya.

"Yang jelas, program yang kita lakukan di 2023, kita tetap konsisten lanjutkan agar kelihatan hasilnya," sahut Inne.

Sampah makanan bisa terjadi karena food lost maupun food waste. Sarwo Edhy, Sekretaris Badan Pangan Nasional, sempat menyampaikan bahwa 1,3 miliar ton makanan di dunia terbuang setiap tahunnya. "23 sampai 48 juta ton per tahun di Indonesia. Itu setara dengan memberi makan 61 hingga 125 juta penduduk Indonesia," katanya dalam sebuah acara di Jakarta, Senin, 17 April 2023.

"Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian sudah mencatat bahwa dunia mulai resesi ekonomi. Beberapa negara sudah kekurangan pangan," katanya lagi.

4 dari 4 halaman

Daur Ulang Plastik Tak Cukup

Sebelumnya, Kepala lingkungan hidup PBB memperingatkan bahwa manusia tidak bisa hanya mendaur ulang untuk keluar dari permasalahan sampah tersebut. Mengutip laman Japan Today, Kamis, 5 Oktober 2023, dia menyerukan pemikiran ulang total mengenai cara orang-orang menggunakan plastik.

"Ada banyak jalan menuju solusi. Tapi saya pikir semua orang menyadari bahwa status quo bukanlah sebuah pilihan," sebut Inger Andersen, Direktur Program Lingkungan Hidup PBB, dalam sebuah wawancara dengan AFP.

Andersen menyampaikan hal tersebut dua minggu setelah publikasi rancangan pertama Plastic Treaty, yaitu perjanjian internasional masa depan mengenai polusi plastik, yang turut didukung Indonesia. Perjanjian itu diperkirakan akan selesai pada akhir 2024, mencerminkan berbagai ambisi dari 175 negara yang terlibat.

Ia melihat ada kesenjangan antara mereka yang mendukung pengurangan produksi polimer mentah dan mereka yang bersikeras menggunakan kembali dan mendaur ulang. Andersen menyatakan, "Kita harus mendaur ulang sebanyak yang kita bisa. Namun jika kita lihat sekarang, penggunaan plastik semakin meningkat." "Jadi, yang jelas adalah kita tidak bisa melakukan daur ulang untuk keluar dari kekacauan ini."  

Produksi plastik tahunan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir, mencapai 460 juta ton. Angka ini bisa meningkat tiga kali lipat pada 2060 jika tidak ada perubahan. Namun, hanya sekitar sembilan persen yang didaur ulang. Sampah plastik dalam berbagai ukuran saat ini ditemukan di dasar lautan, di perut burung, dan di puncak gunung, sementara mikroplastik telah terdeteksi di darah, ASI, dan plasenta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini