Sukses

Produsen Sampanye Ramah Lingkungan di Prancis Gunakan Botol Daur Ulang, Leonardo DiCaprio Salah Satu Investornya

Perubahan iklim yang ekstrem membuat produsen sampanye mulai mengganti cara pengolahan sampanye masuk ke dalam ranah yang ramah lingkungan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Minuman Sampanye yang biasa dinikmati untuk sebuah perayaan, identik dengan gelembung busa yang muncul ketika dituang ke dalam gelas. Perubahan iklim yang ekstrem membuat produsen sampanye mulai mengganti cara pengolahan yang ramah lingkungan.

Beberapa rumah produksi sampanye di Prancis telah memproduksikan lebih dari 300 juta botol setiap tahunnya. Ternyata, beberapa rumah produksi telah fokus meningkatkan mode ramah lingkungan saat produksi sampanye.

Jika melihat lebih jauh sejarah, ada sekitar 16 ribu petani yang tinggal di daerah perkebunan sampanye dan lebih dari 300 rumah produksi sampanye. Bahkan akomodasi penginapan, dan restoran telah melakukan pengolahan sampanye sesuai dengan usaha untuk menjaga lingkungan.

Sampanye sebagai minuman anggur putih bergelembung yang dihasilkan di kawasan Champagne di Prancis, berada sekitar 90 kilometer di timur laut Paris. Reims, kota di Utara Prancis merupakan salah satu wilayah penghasil sampanye terkenal.

Salah satu penggerak usaha sampanye ramah lingkungan adalah The Champagne Telmont. Perusahaan satu ini menggunakan bungkus daur ulang untuk menjadi boks kemasan sampanye, botol sampanye yang digunakan 85 persen berasal dari kaca daur ulang.

Bahan tersebut berbeda dengan botol kaca bening yang biasanya tidak terbuat dari kaca daur ulang. Selain itu perusahaan ini juga tidak lagi mengirim barang dengan menggunakan transportasi udara. 

Telmont perusahaan sampanye yang berasal dari Prancis ini, mendistribusikan sampanye dengan menggunakan kendaraan transportasi laut dan transportasi darat yang menghasilkan jumlah karbon yang sedikit. Perusahaan sampanye ini menarik perhatian selebriti papan atas yang sangat peduli lingkungan. Leonardo Dicaprio, merupakan salah satu investor dari perusahaan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Beberapa Merek Sampanye yang Mengikuti Jejak Telmont

 

Beberapa rumah produksi sampanye juga melakukan usaha untuk menjaga lingkungan dari hasil produksi sampanye yang banyak, antara lain:

1. Taittinger 

Sebuah usaha keluarga yang diwariskan secara turun-menurun, mendapatkan dua akreditasi lingkungan di 2017, Viticulture Durable en Champagne (VCD) yang berarti pertumbuhan pohon anggur yang menjaga pertahanan lingkungan di sampanye. Haute Valeur Enviromentale (HVE), penghargaan lingkungan satu ini juga berhasil dibawa pulang oleh Taittinger. 

"Pendekatan yang dilakukan juga dengan adanya manajemen penggunaan air, penggunaan pupuk, dan pengaturan limbah untuk melestarikan tumbuhan yang ada di sekitar kebun anggur," ungkap Lars Seifert selaku ketua komunikasi asosiasi petugas keberlanjutan lingkungan, mengutip dari Vogue.

2. Pommery

Seorang wanita visioner, Louise Pommery menggunakan panel surya untuk tenaga pengolahan sampanye. Mereka menggunakan bantuan sarang lebah untuk pertanian pohon anggur menjadi biodinamik (pendekatan ekologis untuk budi daya tanam) dan munculnya keberagaman aneka hayati.

3. Bollinger

Perusahaan ini merupakan rumah produksi sampanye pertama yang mendapatkan sertifikasi dari HVE, di tahun 2012 lalu. Bollinger juga melarang penggunaan herbisida (racun rumput) untuk menjaga ketahanan kebun anggurnya. Selain menjaga kesehatan tanaman dengan cara yang ramah lingkungan, Bollinger juga menggunakan sistem konservasi air untuk menampung air hujan, demi irigasi kebun anggur.

 
3 dari 4 halaman

Perbedaan Organik dan Biodinamik

 

Organik adalah proses fermentasi anggur untuk menjadi minuman, proses pengubahan anggur ini tidak menggunakan bahan kimia dengan sedikit bahan sintetis yang ditambahkan ke dalam anggur. Biodinamik adalah proses fermentasi anggur agar berubah menjadi minuman dengan tidak menggunakan pestisida dalam proses pembuatan dan penanaman tumbuhan anggur sesuai dengan kalender astrologi.

Proses biodinamik dikenalkan oleh Dr. Rudolf Steiner, yang mengadvokasi penggunaan ilmu pseudosains, yaitu ilmu pengetahuan sains yang tidak mengikuti kaidah metode ilmiah yang sudah ada. Pemeliharaan anggur yang berkelanjutan untuk lingkungan, perlu mempertimbangkan perawatan tanah yang disertai dengan proses pengurangan limbah produksi dan melakukan pembatasan kerusakan lingkungan sosial yang ada di dekat kebun anggur. 

Saat ini memang belum ada sistem klasifikasi berkelanjutan untuk lingkungan kebun anggur di daerah Prancis. Namun, ada dua program yang diterapkan rumah produksi minuman dengan bahan dasar anggur. Program pertama adalah sistem pertanian berkelanjutan yang biasa digunakan oleh kelompok kecil, lalu program keberlanjutan regional untuk wilayah produksi sampanye. 

 
4 dari 4 halaman

Sampanye Masuk ke UNESCO World Heritage Convention

 

Berkat produksi anggur sampanye, dunia telah menghasilkan organisasi yang orisinal di setiap kota. Berkat sampanye, terbukanya agroindustri yang meliputi ekonomi daerah lokal dan kehidupan sehari-hari. 

Pembuatan sampanye yang memakan waktu, merupakan hasil dari proses kerja keras yang cukup panjang. Proses kerja juga menggunakan inovasi teknis yang mendorong terjadinya transformasi industri dan komersial.

Berawal dari produksi kecil-kecilan, berubah menjadi produksi yang massal, produk sampanye siap dijual di pasar lokal maupun dunia. Lahan untuk produksi anggur ikut berkembang mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern, Pada abad ke-18 dan ke-19, sampanye tradisional yang terbuat dari pohon anggur pegunungan, sampai ke pasar tradisional Prancis. 

Hal ini membuktikan bahwa sampanye sebagai salah satu faktor adanya sektor bisnis yang sudah terjadi sejak abad ke-18 dan 19. Oleh karena itu, sampanye masuk ke daftar warisan UNESCO karena sampanye memberikan simbol adanya dinamika sosial dan pendorong sistem perekonomian beberapa daerah Prancis. Selain itu sampanye merupakan produk unggulan yang menjadi simbol universal untuk kemeriahan, perayaan, dan bukti rekonsiliasi. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.