Sukses

Arab Saudi Bakal Sulap Padang Pasir Jadi Resor Ski dan Salju Buatan

Bila proyek ini selesai, maka resor Trojenadi Arab Saudi diyakini akan bisa bersanding dengan resor ski terkemuka di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini Arab Saudi mungkin banyak dikunjungi karena urusan bisnis atau menunaikan ibadah haji dan umrah. Padahal, negara ini memiliki bentang alam yang luar dan mulai membangun sejumlah tempat wisata yang menarik.

Tak mau bergantung lagi pada hasil minyak bumi, Kerajaan Arab Saudi sudah memulai program pembangunan destinasi wisata yang ambisius sekaligus mempermudah akses untuk berwisata.  Tak hanya identik dengan gurun pasir yang panas, Arab Saudi berencana membuat megaproyek pusat olahraga musim dingin terbesar dengan dengan nama Trojena, yaitu resor ski senilai 400 miliar pound sterling atau hampir sekitar Rp6 triliun.

Melansir The Sun, 29 Januari 2023, proyek ini rencananya akan dibuka pada 2026,mendatang dan menggabungkan desa ski setinggi 7.874 kaki. Untuk fasilitas olahraga air, kesehatan, hiking, dan bersepeda gunung juga sedang dikerjakan.

Namun, fase terdekat proyek di Neom adalah Sindalah. Proyek ini direncanakan selesai pada 2024 dengan tujuan mengakomodir komunitas pelayaran dan pemilik kapal pesiar dari Mediterania dan sekitarnya. Nantinya, mereka akan bisa meluncur melalui Terusan Suez kemudian turun ke Laut Merah.

Bila proyek ini selesai, maka resor Trojena diyakini akan bisa bersanding dengan tempat-tempat seperti Val d'Isere, Verbier, dan Zermatt sebagai salah satu resor ski top dunia, bila dilihat dari sejumlah gambar perkiraan perwujudan proyek ini nantinya. Proyek ini juga merupakan bagian dari persiapan Trojena yang akan menjadi tuan rumah Asian Winter Games pada 2029 mendatang.

Upaya mewujudkan itu telah dimulai dengan mengubah kawasan tandus menjadi resor futuristik. Proyek ini merupakan bagian dari sejumlah proyek futuristik Neom yang juga akan membangun gedung pencakar langit dan kawasan bebas kendaraan bermotor.

Proyek ini dibangun dengan 100 persen energi terbarukan dan akan menjadi rumah bagi 9 juta orang. Selain itu, The Line bakal memiliki kereta berkecepatan tinggi yang melakukan perjalanan dari ujung ke ujung hanya dalam 20 menit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Danau Buatan

Proyek ini merupakan gagasan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Trojena akan dibangun di pegunungan Sarawat sekitar 30 mil sebelah timur pantai Laut Merah, daerah yang rata-rata 10 derajat celcius lebih dingin dibandingkan wilayah lainnya. Sedangkan di musim dingin suhunya bisa turun sampai di bawah nol derajat Celsius.

Destinasi ini akan menampung enam distrik pengembangan khusus yang menyatu dengan inovasi arsitektur dan teknik virtual. "Semua ini dibangun untuk menciptakan destinasi wisata yang tiada duanya di dunia," terang pihak NEOM.

Trojena sendiri terletak sekitar 50 km dari pantai Teluk Aqaba di jantung kawasan alam yang meliputi area seluas hampir 60 kilometer persegi.  Trojena tidak hanya akan menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, namun juga akan menjadi tempat tinggal dan bekerja yang akan banyak diminati.

Lokasi itu akan dilengkapi dengan danau air tawar buatan, cagar alam serta lereng ski luar ruangan. Daerah tersebut termasuk salah satu dari sedikit daerah di Arab Saudi yang memiliki salju.

Namun banyak pertanyaan muncul apakah akan ada cukup salju alami untuk mendukung kegiatan olahraga musim dingin. Menurut Direktur Pelaksana Neom, Jan Paterson, salju di tempat tersebut adalah salju buatan sampai sekitar 70 persen.

 

3 dari 4 halaman

16 Resor Mewah

Sementara itu, dalam rekaman drone yang dirilis pada akhir tahun lalu, konstruksi proyek tersebut terlihat sedang berlangsung. Cuplikan yang diterbitkan oleh operator drone Arab Saudi OT Sky dan majalah arsitektur terkenal Dezeen juga menunjukkan truk dan penggerak tanah yang tak terhitung jumlahnya terlihat bergemuruh di sekitar lokasi pembangunan saat mereka mulai bekerja.

Proyek ini juga mencakup rencana untuk Megacity terapung yang disebut Oxagon di lepas pantai Laut Merah. Destinasi wisata di Laut Merah akan menjadi rumah bagi 16 resor mewah. Six Senses Southern Dunes, St. Regis Red Sea Resort, dan Nujuma, Ritz-Carlton Reserve akan menjadi tiga resor mewah pertama yang akan dibuka di tahun ini. Seluruh pengembangan Laut Merah akan menggunakan energi terbarukan, termasuk semua fasilitas, transportasi, hingga seaplanes.

Selain itu ada sejumlah proyek terbaru lainnya di Arab Saudi. Media Israel, Globes, melaporkan pada Senin (23/1/2023), Arab Saudi berencana untuk membuat Pulau Tiran dan Pulau Sanafir di Laut Merah dapat diakses oleh wisatawan Israel. Riyadh dikabarkan juga berencana membangun jembatan yang menghubungkan pulau-pulau itu dengan Mesir.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Globes bahwa Arab Saudi akan segera mengizinkan warga Israel mendapatkan visa turis untuk mengunjungi Pulau Tiran dan Sanafir yang akan memiliki hotel dan kasino. Demikian laporan Globes yang dikutip via Al Mayadeen, Kamis (26/1/2023).

4 dari 4 halaman

Arab Saudi dan Israel

Mengutip kanal Global Liputan6.com, 26 Januari 2023 yang melansir axios, para pejabat Arab Saudi dan Mesir mengatakan bahwa Riyadh memberi Kairo kontrol atas Pulau Tiran dan Pulau Sanafir pada 1950.Kedua pulau itu mengendalikan Selat Tiran, yang merupakan jalur laut strategis ke pelabuhan Aqaba di Yordania dan Eilat di Israel. Eilat sendiri merupakan pusat ekonomi dan perdagangan Israel.

Di bawah perjanjian perdamaian Israel-Mesir 1979, Tiran dan Sanafir harus menjadi zona demiliterisasi dan memiliki pasukan pengamat multinasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). Kehadiran pasukan AS dimaksudkan untuk mengamankan lalu lintas laut Israel di rute perdagangan jika Arab Saudi menguasai wilayah tersebut dari Teluk Eilat.

Terlepas dari protes publik di Mesir, parlemen Mesir pada Juni 2017 dan mahkamah agung negara itu pada Maret 2018 menyetujui kesepakatan untuk mengembalikan kedaulatan Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi. Tetapi, kesepakatan itu membutuhkan dukungan dari Israel merujuk pada perjanjian damai 1979.

Israel pada prinsipnya memberikan persetujuannya untuk memindahkan kedaulatan pulau-pulau itu kembali ke Arab Saudi sambil menunggu kesepakatan antara Mesir dan Arab Saudi untuk melanjutkan keberadaan pasukan pengamat multinasional yang berpatroli demi memastikan kebebasan navigasi di selat itu tetap ada tanpa hambatan. Tapi kesepakatan yang ditengahi oleh AS ini kabarnya belum mencapai titik temu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.