Sukses

6 Fakta Menarik Seputar Purworejo, Wilayah Penghasil Susu Kambing Ettawa

Purworejo sejak dulu dikenal sebagai wilayah pencetak tenaga kerja bidang pertanian yang andal.

Liputan6.com, Jakarta - Purworejo merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kota yang berada di Kota Purworejo. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah Bagelen seluas 1.034 km persegi.

Dalam perkembangan sejarahnya, Purworejo dikenal sebagai pelopor di bidang pendidikan dan penghasil tenaga kerja di bidang pendidikan militer dan pertanian.

Kabupaten Purworejo memiliki potensi cukup besar di bidang perikanan, baik perikanan tangkap yang dilakukan para nelayan pantai maupun komoditasnya. Mereka juga memiliki industri di bidang tekstil dan pengolahan kayu.

Namun, hal-hal menarik tentang Purworejo tak hanya itu. Berikut beberapa fakta menarik seputar Purworejo yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Daerah yang Sangat Disegani

Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19, wilayah Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Bagelen. Kawasan Bagelen sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat terdapat sejumlah tokoh penting.

Misalnya dalam pengembangan agama Islam di Jawa Selatan, tokoh Sunan Geseng yang lebih dikenal sebagai ulama besar memiliki pengaruh sampai ke Daerah IstimewaYogyakarta dan Kabupaten Magelang.

Selain itu, para tokoh di Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer. Dalam perang Diponegoro, wilayah Tanah Bagelen juga menjadi ajang pertempuran. Wilayah ini lalu dijadikan karesidenan yang masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibu kotanya Kota Purworejo.

2. Pasukan Andalan Sutawijaya

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para tokoh Bagelen atau Purworejo adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Sutawijaya juga mendirikan Kesultanan Mataram yang berpusat di Kotagedhe.

Sutawijaya atau Danang Sutowijoyo merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan yang berjasa membantu Jaka Tingkir membunuh Aryo Penangsang, adipati Jipangpanolan dalam krisis politik di Kesultanan Demak Bintoro pada masa akhir pemerintahan Sultan Trenggana.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Sentra Penghasil Rempah-Rempah

Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah satu sentra penghasil rempah-rempah, yaitu seperti Kapulaga, Temulawak, Kemukus, Kencur, Jahe, dan Kunyit yang kini menjadi komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Selain untuk bumbu penyedap masakan, juga untuk bahan baku jamu. Empon-empon yang paling banyak dihasilkan Purworejo adalah kapulaga. Sekitar 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan baku dari Kabupaten Purworejo.

4. Peternakan Ettawa

Ternak khas Purworejo adalah kambing peranakan etawa (PE), yakni kambing yang berasal dari India dengan memiliki postur tinggi besar. Kebanyakan peternakan kambing PE ini terletak di Kecamatan Kaligesing. Sisanya dari Kecamatan Purworejo, yakni Bruno dan Kemiri.

Di Kecamatan Kaligesing, kambing itu dikawinkan dengan kambing lokal, sehingga tercipta kambing PE ras Kaligesing. Bagi sebagian besar peternak di Purworejo, memiliki kambing jenis ini merupakan kebanggaan tersendiri, ibarat memiliki mobil mewah.

Setiap tahun ribuan kambing ini dipasarkan ke luar Purworejo, termasuk ke Jawa Timur, Sumatera, dan Kalimantan. Bahkan pada 2005 hingga 2006, kambing sempat diekspor ke Malaysia. Produk susu dari kambing ettawa juga sangat disukai dan bermanfaat bagi kesehatan.

3 dari 4 halaman

5. Memiliki Tarian Khas

Purworejo memiliki kesenian yang khas, yaitu Dolalak. Tari dolalak merupakan percampuran antar budaya Jawa dan budaya barat. Pada masa penjajahan Belanda, para serdadu Belanda sering menari-nari dengan seragam militernya yang diiringi dengan nyanyian berisi sindiran layaknya pantun.

Kata dolalak sendiri berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang tarian ini menjadi Dolalak.

6. Kuliner Khas dan Unik

Clorot merupakan camilan khas Purworejo berupa kue yang terbuat dari tepung beras dan gula merah. Clorot biasa dibungkus dengan janur atau daun kelapa berbentuk kerucut. Rasa manis dan tekstur kenyal yang ada pada clorot menciptakan cita rasa khas di lidah para penikmatnya.

Nama unik dari Kue Lompong berasal dari daun lompong atau talas kering. Dulunya dijadikan sebagai bahan pewarna hitam pada kue. Uniknya, kue lompong tidak menggunakan pewarna dalam membuatnya.

Rasa dari kue lompong ini manis seperti kue mochi dengan tekstur kenyal. Cita rasanya perpaduan manis dan gurih. Kue ini lebih nikmat disantap selagi masih hangat.  (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.