Sukses

Mengenal Kaesong, Tempat Wisata di Korea Utara yang Punya 12 Situs Budaya UNESCO

Kaesong menjadi satu-satunya kota yang tidak hancur selama perang Korea Selatan dan Korea Utara.

Liputan6.com, Jakarta -  Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menutup Kota Kaesong, wilayah yang berbatasan dengan Korea Selatan. Penyebabnya karena ada seseorang yang diduga mengalami gejala corona COVID-19.

Kalau memang benar adanya, itu akan menjadi pasien pertama COVID-19 di Korea Utara, demikian ditulis Kantor Berita Pusat Korea (KNCA).

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan, "virus ganas itu bisa dikatakan telah memasuki negara", dan para pejabat pada Jumat, 24 Juli 2020, telah mengambil "langkah awal untuk benar-benar memblokir Kota Kaesong".

Lockdown di Kaesong adalah tindakan pertama yang dilakukan pemerintah Korea Utara untuk menghentikan penyebaran virus corona di negara itu. Kaesong memang nama yang kurang akrab bagi wisatawan.

Namun bagi Korea Utara, Kaesong merupakan kota bersejarah yang berfungsi sebagai ibu kota Dinasti Koryo atau Goryeo sejak 918 sampai 1392 yang dulunya bernama Wan Geon. Goryeo sendiri termasuk salah satu kerajaan terkuat di semenanjung Korea. 

Yang menarik lagi, Kaesong merupakan rumah bagi situs warisan dunia UNESCO. Tercatat, ada sekitar 12 peninggalan bersejarah di kota tersebut yang masuk ke Situs Budaya UNESCO pada 2013.

Dilansir dari laman resmi UNESCO dan World Heritage Site, peninggalan sejarah dinasti Goryeo yang masuk ke dalam warisan dunia. Salah satunya adalah Jembatan Sonjuk dan makam Raja Kongmin. Status warisan dunia itu diberikan sebagai bentuk mewujudkan nilai-nilai politik, budaya, filosofis, dan spiritual dari Kerajaan Goryeo di Korea Utara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tujuan Utama Wisatawan

Kaesong menjadi satu-satunya kota yang tidak hancur selama perang Korea Selatan dan Korea Utara. Saat itu, Kaesong masih milik Korea Selatan sebelum adanya perjanjian gencatan senjata Korea pada 1953.

Sempat menjadi pusat dagang produksi ginseng Korea, kini Kaesong menjadi pusat industri makanan ringan Korea Utara. Karena dekat dengan batas negara dengan Korea Selatan, kota ini merupakan pusat pertukaran ekonomi antar-kedua negara.

Kaesong pun menjadi tujuan utama para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Korea Utara. Situs bersejarah yang banyak dikunjungi wisatawan antara lain adalah Gerbang Nam Kaesong, Museum Koryo, dan Jembatan Sonjuk.

Gerbang Nam adalah tempat wisata paling ikonik di Kaesong yang dibangun menjelang akhir dinasti Koryo pada 1391. Gerbang tersebut dibangun kembali oleh Pemerintah Korea Utara pada 1954, setahun setelah bangunan itu dibom oleh Amerika Serikat.

Untuk mencapai Kaesong, wisatawan harus lebih dulu menuju Ibu Kota Pyongyang. Lalu, dilanjutkan dengan memakai kendaraan atau tur profesional yang diakui Pemerintah Korea Utara dengan perjalanan darat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.