Sukses

Apakah Anda Mengalami Ketergantungan terhadap Rasa Jatuh Cinta?

Perasaan jatuh cinta dipercaya menyerupai ketergantungan terhadap narkoba, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Anda semua pasti pernah mengalaminya. Perasaan jatuh cinta begitu dalam hingga berpisah semalam dari pasangan terasa begitu menyakitkan.

Namun, apakah Anda benar-benar sedang jatuh cinta? Ataukah Anda hanya mengalami ketergantungan terhadap pasangan? Ya, ketergantungan dengan cara yang sama seperti yang dirasakan para pecandu terhadap narkoba.

Sebuah penelitian menemukan bahwa ketergantungan terhadap pasangan menyerupai perasaan ketergantungan terhadap narkoba. Menurut The American Institue of Physics, jatuh cinta dan narkoba memiliki kesamaan, seperti yang dilansir dari Marieclaire.co.uk pada Selasa (11/10/2016).

Baik cinta maupun narkoba memiliki tahap awal yaitu euforia, tahap bulan madu, membangun toleransi, dan akhirnya putus dan tidak berhubungan sama sekali.

Alasan di balik perasaan jatuh cinta begitu dalam dengan pasangan hingga terasa begitu sulit untuk berpisah disebabkan oleh sinyal yang dikirimkan oleh otak saat hal-hal menyenangkan terjadi, yang disebut juga reward system atau hormon penghargaan. Berbagai macam narkoba mengeluarkan hormon penghargaan seperti dopamine, oxytocin, opiods, dan serotonin. Perasaan jatuh cinta mengeluarkan hormon-hormon yang sama saat merasakan kasih sayang, keintiman fisik dan kontak sosial, membuat otak menciptakan perasaan ketergantungan terhadap pasangan.

Hal ini lah yang membuat putus cinta dan cinta tak berbalas terasa begitu menyakitkan. Saat semua hormon yang menciptakan rasa bahagia pada seseorang berhenti, otak melepaskan hormon stres yang dapat membuat Anda sakit dan merindukan pasangan. Rasanya tidak jauh berbeda dengan saat seorang pecandu mencoba melepaskan diri dari narkoba.

Narkoba dapat merusak kemampuan seseorang untuk membuat penilaian, demikian pula dengan perasaan jatuh cinta. Tak heran banyak pasangan yang tiba-tiba memutuskan untuk kawin lari hanya setelah satu minggu saling mengenal, atau Anda tak paham mengapa semua sahabat terdekat tidak menyukai pasangan Anda.

Walaupun demikian, jika hubungan cinta Anda dengan pasangan tidak berlanjut, hormon yang menciptakan perasaan ketergantungan juga dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat karena bersosialisasi dan menghabiskan waktu dengan sahabat terdekat juga dapat melepaskan hormon oxytocin.