Sukses

Benarkah Hewan Kurban Akan Jadi Tunggangan di Akhirat? Ini Kata UAH dan UAS

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan tentang hadis yang menyebutkan bahwa hewan kurban akan menjadi tunggangan di akhirat kelak. Apakah riwayat hadis ini shahih atau palsu? Benarkah hewan kurban bakal jadi kendaraan menuju surga?

Liputan6.com, Jakarta - Dua pendakwah kondang Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS) mendapat pertanyaan serupa tentang hewan kurban akan menjadi tunggangan di akhirat kelak. Lantas, benarkah hewan kurban bakal jadi kendaraan menuju surga nanti?

UAH dalam kanal YouTube Adi Hidayat Official mengatakan, memang ada riwayat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW tentang hewan kurban yang akan datang di akhirat sebagai kendaraan melewati jembatan ash-shirath.

“Kalimatnya, gemukkanlah, baguskanlah hewan-hewan sembelihan kalian karena sesungguhnya hewan-hewan qurban, hewan-hewan sembelihan yang dibaguskan itu akan datang di hari kiamat menjadi kendaraan kalian melewati shirat, jembatan penyeberangan yang menentukan antara rahmat atau azab, antara surga atau neraka,” ucap UAH, dikutip Jumat (24/5/2024).

UAH menemukan redaksi hadis yang berbeda, namun intinya tetap sama yakni menjadi tunggangan di akhirat. Namun, para ulama pakar hadis menilai riwayat tentang hewan kurban sebagai kendaraan menuju surga sangat lemah, hadisnya bermasalah karena riwayatnya tidak sampai kepada Rasulullah SAW.

“Bahkan Ibn al-Arabi al-Maliki menyebut hampir seluruh hadis-hadis terkait dengan keutamaan-keutamaan penyembelihan kurban yang berlebihan itu tidak ditemukan kekuatannya, atau dipandang lemah dalam persoalan-persoalan terkait dengan keutamaan penyembelihan hewan kurban,” ungkap UAH

Ulama lain seperti Imam Ibnu Hajar as-asqalani, as-Shakhawi, al-Munawi, dan Imam as-Suyuthi juga menilai status hadis yang meriwayatkan demikian sangat lemah. Dapat dikatakan hadisnya palsu.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makna Kiasan

Kendati riwayatnya lemah, terdapat komentar yang menurut UAH cukup bagus dari sebagian kalangan ulama. Boleh jadi perkataan tentang hewan kurban jadi tunggangan akhirat ini bukan ingin menunjukkan maksud dari aslinya menjadi kendaraan, tapi berupa majas atau kiasan.

“Apa maksudnya? hewan-hewan ini yang jika kita mencari yang paling bagus, paling baik, maka dimungkinkan pahalanya semakin bagus, semakin banyak. Dengan banyaknya pahala ini akan memudahkan kita melewati ash-shirat karena timbangannya semakin banyak,” jelas UAH.

3 dari 3 halaman

Pandangan UAS

Sementara itu, UAS mengatakan cerita tentang hewan kurban menjadi kendaraan akhirat itu ada dalam kitab. Ini dapat dimaknai sebagai motivasi untuk berkurban. Namun, jika memahaminya secara aqli, bisa menimbulkan ikhtilaf (perbedaan pendapat).

“Karena ini maknanya motivasi, memberi kita semangat supaya seperti dalam perjalanan di dunia kita tak nak berjalan kaki, apalagi nanti di akhirat. Adapun nanti yang kita alami di akhirat itu tak pernah ditengok mata, tak pernah didengar telinga, tak pernah terlintas di hati manusia,” kata UAS dikutip dari YouTube Mujahid Kasep.

UAS kemudian mengutip satu hadis tentang keutamaan berkurban. Disebutkan bahwa berkurban adalah amalan yang dicintai Allah pada hari raya Idul Adha. Mengutip NU Online, berikut redaksi hadisnya.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Dari Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya’.” (HR Tirmidzi dan Ibn Majah)

Wallahu a’lam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.