Liputan6.com, Jakarta - Ulama dan penceramah KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya memiliki cara tersendiri dalam menghadapi orang dengan sifat keras kepala.
Sebagai seorang pendakwah atau guru, saat berbicara dengan orang yang memiliki karakter keras kepala harus punya cara yang berbeda saat ingin menyadarkannya.
"Seorang juru dakwah jika ingin memberikan rambu-rambu atau peringatan kepada jemaahnya atau seorang guru kepada muridnya tentunya harus dengan cara yang berbeda-beda," kata Buya Yahya seperti dalam unggahan Youtube short @Al Bahjah TV.
Advertisement
"Dengan cara berbeda-beda agar sesuai. Jadi, peringatan bagi orang yang keras kepala itu enggak cukup dengan bahasa isyarat saja enggak paham dia," ujarnya.
Baca Juga
Â
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Buya Yahya yang Bisa Ditiru
Dengan orang keras kepala harus ada ketegasan, agar peringatan tersebut bisa dipahami.
"Sedikit tegas dengan yang keras kepala. Kalau orang lembut hati dan sudah tampak wajahnya nyesal enggak perlu lagi kita keras-keras disindir saja sudah paham," tandasnya.
Sepertinya, ilmu yang Buya Yahya ungkapkan ini cocok bagi seseorang selain pendakwah juga pas bagi orang yang memiliki anak buah cukup banyak dengan karaker yang berbeda-beda.
Seperti diketahui keras kepala adalah sikap atau sifat seseorang yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dan bersikeras pada pendiriannya sendiri, bahkan ketika ada bukti atau argumen yang kuat yang bertentangan dengan pandangannya.
Sifat ini sering kali dikaitkan dengan kekakuan dalam berpikir dan ketidakmampuan untuk menerima perubahan atau adaptasi terhadap situasi baru.
Orang yang keras kepala mungkin menunjukkan perilaku yang sulit diajak berkompromi, menolak saran atau kritik, dan cenderung mempertahankan pandangannya meskipun itu tidak rasional atau merugikan dirinya sendiri.
Advertisement
Penyebab Keras Kepala
Sikap keras kepala bisa muncul dari berbagai faktor, termasuk rasa percaya diri yang berlebihan, pengalaman pribadi, atau bahkan rasa takut terhadap ketidakpastian dan perubahan.
Memberi peringatan kepada orang yang keras kepala memerlukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Salah satu cara efektif adalah dengan menggunakan pendekatan empati dan pengertian.
Mulailah dengan menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan dan pandangan mereka, misalnya dengan mengatakan, "Saya mengerti mengapa kamu merasa seperti itu." Hal ini dapat membantu meredakan ketegangan dan membuka ruang untuk dialog yang lebih konstruktif.
Selain itu, penting untuk menggunakan data dan fakta dalam menyampaikan argumen. Sajikan informasi yang objektif dan berdasarkan bukti untuk mendukung pendapat Anda, karena orang yang keras kepala mungkin lebih menerima fakta dan data yang konkret dibandingkan dengan argumen yang bersifat emosional.
Juga dapat menggunakan contoh nyata yang menunjukkan konsekuensi dari tindakan atau pemikiran yang keras kepala, seperti kisah seseorang yang mengubah pendekatannya dan mendapatkan hasil yang positif.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul