Sukses

Top 3 Islami: Arab Saudi Menghijau Tanda Kiamat? Simak Penjelasan KH Quraisy Shihab

Fenomena Arab menghijau ramai menjadi bahan pembicaraan publik. Sebagian ada yang mengaitkannya sebagai tanda kiamat seperti yang disebut Nabi SAW dalam hadisnya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Arab menghijau ramai menjadi bahan pembicaraan publik. Sebagian ada yang mengaitkannya sebagai tanda kiamat seperti yang disebut Nabi SAW dalam hadisnya.

Benarkah demikian? Agar memiliki pandangan yang lebih komprehensif, simak penjelasan Prof KH Quraisy Shihab.

Artikel yang juga menyita perhatian lainnya adalah apabila imam sholat tarawih ngebut, apakah makmum tetap harus membaca surah Al-Fatihah secara lengkap? Buya Yahya menjawab dengan gamblang.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu kisah Nabi SAW yang merespons sahabat yang mengolok-olok orang bekerja, bukan i'tikaf di masjid, seperti dikisahkan Gus Baha.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Arab Saudi Menghijau Disebut Tanda Kiamat Sudah Dekat, Ini Kata KH Quraish Shihab

Wilayah Arab Saudi khas dengan iklim panas dan gurun-gurun pasir yang tandus. Namun, beberapa waktu terakhir ini fenomena alam tak biasa terjadi di wilayah tersebut. The New Arab beberapa waktu lalu pernah melaporkan bahwa tanah Arab Saudi yang biasanya kering menjadi hijau subur setelah dilanda hujan lebat.

Menghijaunya wilayah Arab Saudi sempat menyita perhatian di dunia maya. Tak sedikit yang mengaitkan fenomena alam ini dengan tanda kiamat seperti yang disabdakan Rasulullah SAW.

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا 

Artinya: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” (HR Muslim)

Soal tanah Arab Saudi menghijau yang dikaitkan tanda kiamat, ulama ahli tafsir Prof. KH Muhammad Quraish Shihab memberikan tanggapan. Ia mengatakan bahwa sebenarnya tidak semua wilayah Arab Saudi memiliki lahan tandus. Ada wilayah lain yang sejak dulu sudah subur.

"Sebenarnya Saudi itu tidak seluruhnya tandus. Daerah Taif sejak dulu memang hijau. Jangan lantas dianggap bahwa ya itu tanda kiamat," kata Quraish Shihab di YouTube dalam program Shihab & Shihab, dinukil via NU Online, Selasa (26/3/2024).

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Imam Tarawih Ngebut, Bolehkah Makmum Tidak Selesai Baca Al-Fatihah?

Pelaksanaan sholat tarawih dengan gerakan cepat alias ngebut bukan suatu hal aneh yang terdengar ketika bulan Ramadhan, khususnya di Indonesia. 

Hal ini menjadi satu persoalan terutama bagi makmum yang belum menyelesaikan bacaan surah Al-Fatihah. Sementara, membaca surah Al-Fatihah merupakan salah satu rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan.

Pertanyaannya, bolehkan makmum tidak membaca surah Al-Fatihah ketika imam sholat tarawih ngebut? Simak berikut penjelasan ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya ketika mendapat pertanyaan serupa.

Buya Yahya mengatakan, dalam mazhab Imam Syafi’i dan jumhur ulama membaca surah Al-Fatihah bagi makmum adalah wajib jika makmum tersebut sempat berdiri dengan imam dalam tempo yang cukup untuk membaca surah Al-Fatihah.

“Kalau memang kita berdiri bareng dengan imam, maka makmum wajib baca surah Al-Fatihah. Bahkan kalau pun imam ngebut tetap kita wajib baca surah Al-Fatihah (sampai selesai),” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (26/3/2024).

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Gus Baha Ungkap Komentar Rasulullah kepada Para Sahabatnya yang Mencibir Orang Kerja dan Tidak I'tikaf di Masjid

Ulama kharismatik asal Rembang yang merupakan santri Mbah Moen, KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan keutamaan kerja. Menurutnya, bekerja juga bisa bernilai ibadah jika memiliki tujuan yang baik.

Rasulullah SAW selalu mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada para sahabatnya dan umumnya kepada semua umat Islam.

Beliau pernah meluruskan anggapan keliru para sahabatnya kepada seseorang yang kala itu mereka berniat iktikaf di masjid.

Saat itu, para sahabat merasa bahwa yang akan ia lakukan lebih baik dari orang lain sampai-sampai mereka menyalahkan orang yang tidak i'tikaf di masjid dan hanya mementingkan duniawi.

Memang kebetulan saat mereka berada di teras masjid itu, lewat seseorang yang hendak berangkat bekerja, bukan untuk beribadah.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.